Arifureta After 5

HAPPY ROAD SEORANG OTAK OTOT TERTENTUM

AN: Aku minta maaf kepada mereka yang mengharapkan Aiko dan Liliana, atau orang yang memiliki bayangan samar dan onee-san bertelinga kelinci, atau mungkin ketua klan bertelinga kelinci 'hyahha' dan si putri mesum elf 'Shea-tan haa ha'.

Mereka masih ditulis......



Tempat dimana ketenangan hanyut seakan terpisah dari dunia luar, adalah kuburan di pinggiran kota tertentu. Bangunan utama sebuah kuil bisa dilihat agak jauh, dan beberapa batu nisan berbaris teratur di sekitarnya.

Di pemakaman seperti itu yang secara khas sepi, selain itu hari libur, tak biasanya ada sosok seorang gadis muda di sana. Dia berdiri sendirian. Rambutnya yang mencapai punggungnya berkibar karena angin sepoi-sepoi, dia tidak bergerak sedikit pun seolah-olah pikirannya berputar di kepalanya, menatap dengan pasti nama keluarga yang terukir di nisannya.

Tapi, pada saat itu, suara kasar bergoyang disertai langkah kaki yang berat yang membuat ketenangan.

"Ou, Suzu. Kebetulan sekali. Jadi kau juga kemari ya."

"Ryutaro-kun!"

Gadis itu— Suzu kembali terkejut. Ryutaro yang baru saja tiba menginjak kakinya dengan keras di jalan kerikil kuburan sambil mengangkat tangannya dan menyapa "Yo" dengan sangat santai.

"Ryutaro-kun. Kenapa kau di sini......tunggu, hanya ada satu hal yang harus dilakukan di sini huh."

"Ya, hari ini adalah hari dimana semua orang berkumpul.......Jadi, untuk suatu alasan, yeah. Kalau kita tidak datang ke sini, maka tidak ada yang akan berada di sini."

"Itu tidak benar, tahu? Paling tidak, sudah ada penawaran saat aku datang ke sini."

"Hm? Ah, bagaimana pun, Kaori dan Shizuku mungkin?"

"Mungkin."

Di depan batu kuburan, memang ada beberapa hiasan bunga yang ada di sana. Ada juga bunga yang mendekorasi tempat selain bunga yang dibawa Suzu. Suzu memberikan persetujuannya pada dugaan Ryutaro saat membuka mulutnya dengan senyum masam.

"......Meskipun, sebenarnya tidak ada apa-apa dari Eri di dalam sini."

Mengatakan itu, Suzu membalas tatapannya ke nisannya. Di sana, nama "Nakamura Eri" diukir. Ya, teman Suzu yang bertemu dengannya di dunia lain— makam keluarga Nakamura Eri terletak di sini. Tentu saja, Eri telah melontarkan dirinya sendiri di [Kawasan Suci], jadi, apalagi dia tetap tinggal, tidak ada sesuatu pun di dalam kuburan ini. Tidak ada yang bisa membuktikan bahwa Eri tengah tidur di sini.

Meski begitu, saat dia ingin meratapi sahabatnya yang mengabdikan dirinya pada kejahatan karena kegilaan dan perasaannya yang tak terbendung, kaki Suzu tentu saja akan membawanya ke tempat ini. Setelah mereka kembali dari dunia lain, dia baru saja mengunjungi tempat ini. Di hari ini setelah setahun berlalu, saat anggota yang telah mengalami pengalaman unik akan berkumpul, sebelum waktu yang dijanjikan, Suzu dan juga Ryutaro bahkan tanpa perencanaan sebelumnya......termasuk Kaori dan Shizuku yang datang ke sini sebelumnya, perasaan mereka sama sebagai satu.

Untuk sementara, keduanya tetap diam, mereka hanya terus menatap batu nisan itu tanpa sepatah kata apa pun, sambil mengingat Eri sebelumnya dari sisi lain.

Tidak diketahui berapa lama waktu berlalu, tapi tak lama kemudian Suzu membentangkan tubuhnya dengan erangan 'uu~n', dia tersenyum lembut seolah dia telah menyortir perasaannya saat meminta Ryutaro.

"Kalau dipikir-pikir, seperti yang diharapkan, Kouki tidak akan datang ke pertemuan hari ini bukan?"

"Yeah. Apalagi karena aku tidak mendengar apa pun dari Nagumo tentang membuka pintu gerbang. Dikira dia tidak akan ikut. Yah, meski akhirnya kami mendapat kelas khusus yang disiapkan untuk kepentingan kami setelah banyak usaha, dia sampai meninggalkan SMA, pergi ke Tortus dengan mengatakan "Aku akan menebusnya". Sesuatu seperti pertemuan untuk merayakan satu tahun kembalinya kita, meski orang itu berada di pihak ini, dia sama sekali tidak akan hadir di sana."

"Kurasa. Kouki-kun akan mengatakan sesuatu seperti, "Aku tidak memiliki kualifikasi semacam itu", kan?”

Ryutaro dan Suzu tersenyum masam.

Tepat seperti yang mereka katakan, saat ini Kouki ada di Tortus. Kouki telah kembali ke Bumi bersama dengan Hajime dan yang lainnya, tapi dia tidak dapat membuat dirinya menjalani kehidupan normal di SMA. Bukannya ada yang mengatakan sesuatu yang kasar kepadanya, tapi itu adalah hatinya sendiri, perasaan bersalahnya, kehendaknya yang menginginkan penebusan, yang menolak meluangkan waktunya dengan perasaan riang di kehidupan sekolah meski itu hanya untuk satu atau dua tahun.

Bahkan dengan hilangnya Ehit yang sedang bermain-main dengan orang-orang dengan permainan perangnya, bukan berarti bahwa ancaman monster telah menurun. Di antara monster yang keluar dari [Kawasan Suci], pasti ada beberapa di antaranya yang berhasil lolos. Sepertinya menghilangkan ancaman itu bahkan untuk sedikit adalah semacam pendamaian untuk Kouki.

Tentu, diketahui secara luas bahwa Kouki yang seharusnya dipanggil sebagai pahlawan tidak berpartisipasi dalam pertempuran sengit, ada juga deklarasi pribadi Kouki yang membuatnya sangat dikenal di seluruh Tortus, bagaimana Kouki berada di sisi musuh. Oleh karena itu, itu sama artinya tidak ada tempat bagi Kouki di dunia itu.

Tapi, meski begitu, sebagai seorang petualang, Kouki diam-diam menggerakkan dirinya sendiri untuk bisa membantu seseorang.

"Jadi, masih ada sedikit waktu sampai saat ini, tapi apa yang akan dilakukan Suzu?"

"Hmm~. Aku sama sekali tidak punya rencana. Mungkin hanya berjalan-jalan tanpa tujuan, atau bertemu dengan Kaorin dan yang lainnya......tidak, aku tidak akan bertemu dengan mereka kurasa. Tidak mungkin menghabiskan waktuku biasanya di dalam atmosfer pink itu. Ini akan sangat melelahkan."

"Aa~, yeah. Kurasa begitu. Lalu, bagaimana denganmu menghabiskan waktu tanpa tujuan. Bersamaku."

"Yap. Mari kita bicara tentang berbagai hal, bercampur dengan flashback scene juga untuk para pembaca."

"......"

Suzu menerima sedikit sinyal gelombang sementara mereka berdua menatap nisan itu sekali lagi, dan kemudian mereka meninggalkan tempat itu.

Pasangan yang berjalan berkeliling tanpa tujuan sambil mengobrol kecil belum lama sampai di taman yang nyaman. Tanpa ada konfirmasi khusus mengenai pemikiran masing-masing atau kesepakatan sebelumnya, pasangan itu secara alami duduk di bangku panjang. Di sana mereka menatap sosok anak-anak yang sedang bermain di taman umum.

"Aa~, ini sangat damaaai~"

"Oi oi, kenapa kau bicara begitu? Apakah kau nenek-nenek?"

"Kejamnya. Kau sungguh si otak otot tanpa kehalusan seperti biasa, astaga. Bahkan Ryutaro-kun, kau juga impulsif seperti itu kadang-kadang sejak kita kembali kesini, kan? Tentang betapa damainya di sini. Untuk berpikir bahwa sampai setahun yang lalu kita bertempur dimana kapan saja tidak aneh lagi, ini agak sulit dipercaya bahkan untuk diriku sendiri."

"......Yeah. saat kita baru saja kembali ke sini, kita sibuk dengan berbagai hal, jadi awalnya aku sama sekali tidak merasakan hal seperti itu. Tapi memang, belakangan ini, sekarang setelah aku tenang, aku sering berpikir seperti itu."

"......benarkan."

Setahun yang lalu Hajime menciptakan sebuah gerbang yang menghubungkan dunia Tortus dan Bumi dan teman-teman sekelas yang masih hidup melangkahkan kaki mereka di tempat kelahiran mereka sekali lagi.

Mereka mendarat di atap sekolah, lalu mereka melihat sekeliling dan mengangkat suara gembira yang nyaring di malam hari. Di antara mereka ada orang-orang yang sangat emosional dan menangis, ada juga orang-orang yang menghibur orang-orang sambil menangis dengan simpati, pada saat itu situasi yang sepi.

Pada saat itu, Hajime dan yang lainnya juga menyelidiki kemungkinannya, apakah pada akhirnya akan memungkinkan untuk sekali lagi membuka pintu gerbang ke Tortus, dunia lain dari sini atau tidak. Hajime telah menggunakan kekuatan sihir yang luar biasa, tapi dia menggunakan kristal ajaib tempat dia menyimpan tenaga sihir dan melecut tubuh lelahnya untuk segera mencobanya, dan hasilnya adalah mereka memastikan bahwa setidaknya di Bumi pun mereka dapat menggunakan sihir dan artefak.

Mendengar itu, kebahagiaan teman sekelas yang menyadari itu adalah mungkin untuk sekali lagi bertemu dengan orang-orang dekat yang mereka ciptakan di dunia lain meningkat untuk sebagian besar. Semua teman sekelas menukik ke arah Hajime dan mereka bahkan melakukan kebiasaan menerbangkannya ke udara meski pada tengah malam.

Setelah itu, teman sekelas yang bersukacita akan kelangsungan hidup masing-masing dan kembali sebelum berangkat kembali ke rumah mereka. Pada akhirnya, apa yang terjadi dengan rumah dan keluarga mereka......kecemasan seperti itu sama sekali tak ada di dalam hati mereka, tapi meski begitu, mereka semua berhasil melewati rute sekolah mereka dengan langkah-langkah ringan dan nostalgia.

......dengan kecepatan super yang akan membuat atlet olimpiade menjadi pucat. "Kalian–, berhenti melompati atap rumah!" Seperti itu tak usah dikatakan lagi bahwa suara marah seorang khawatir kuncir kuda tertentu-san bergema di tengah malam.

Omong-omong, bagaimana mereka harus menjelaskan kepada keluarga dan orang lain mengenai peristiwa-peristiwa selama menghilangnya mereka, di bulan yang sama setelah pertempuran sengit, mereka semua membicarakannya, dan kesimpulan yang mereka capai adalah "katakan dengan jujur".

Meski mereka berbohong yang kedengarannya realistis, pastinya jika diselidiki oleh polisi dan sebagainya, kontradiksi dan kecurigaan kebohongan mereka akan terungkap. Mudah dibayangkan betapa populernya topik hilangnya kelompok pada tengah hari jadinya dan betapa sungguh-sungguh polisi akan menyelidikinya. Mustahil mereka yang menyelidiki kebijakan tidak dapat melihat kebohongan mereka yang setengah matang. Mengatakan tidak ada bagaimana ada murid yang tidak bisa kembali. Mereka tidak bisa melakukan ini setengah-setengah.

Karena itu, jika mereka mencoba berpura-pura mengalami amnesia, akan terlihat seperti mereka benar-benar menyembunyikan sesuatu dan polisi dan media massa pasti tidak akan membiarkan mereka sendirian. Periode kosong dimana menolak untuk membicarakan murid yang hilang......sesuatu seperti itu hanyalah favorit media massa. Dikombinasikan dengan murid yang tidak kembali, akan banyak sisi yang membuat keributan dengan campuran fakta dan kebenaran.

Jika situasinya akan seperti itu, maka tidak akan lebih baik jika mereka menawarkan sendiri informasi semacam itu sebagai gantinya, sesuatu yang membuat sekitarnya spontan menarik diri dengan jijik, atau mungkin membuat orang lain memandang mereka dengan tatapan kasihan sementara menjauhkan diri secara diam-diam.

Informasi yang mereka tawarkan adalah,

—Kami melawan monster dan dewa jahat, di dunia fantasi pedang dan sihir!

Seperti itu.

Tentu saja, ini adalah ide dari Hajime. Tidak ada satu pun kebohongan dalam informasi itu, itulah sebabnya mereka dapat dengan berani mengatakan itu tidak peduli berapa pun mereka terdorong untuk mendapatkan informasi. Dengan cara ini teman sekelas yang tidak sepaham seperti Hajime pun bisa mengatasi badai tanpa mengumpulkan kecemasan yang berlebihan. Dan tidak peduli apa kata orang lain kepada mereka, mereka hanya bisa berbicara kembali dengan "Tergantung pada kalian apakah kalian mempercayainya atau tidak".

Dan kemudian, mengenai orang-orang yang masih akan terus mengejar masalah ini, atau ketika ada beberapa masalah, sihir Yue-san akan digunakan secara liberal untuk membuat orang-orang bermasalah menjadi "Astaga, apa yang tadi kulakukan?"

Juga, orang-orang yang diaplikasikan dengan "Astaga, apa yang tadi kulakukan lagi?" Bukan hanya media massa yang status keuletannya di hitung maksimal dan pejabat pemerintah atau polisi yang terlalu tajam. Ada juga organisasi yang mencurigakan yang tampaknya terkait dengan agama, atau orang-orang yang mencurigakan yang sepertinya terkait dengan pemerintah, atau ahli sihir yang mencurigakan—grup okultis.

Sementara sebagian besar teman sekelas mereka menikmati televisi atau internet sambil menggigit keripik kentang setelah sekian lama, di balik adegan Hajime dan lainnya (+ seseorang dengan bayangan tipis) melakukan ini dan itu melawan tandan yang sepertinya tinggal di belakang adegan Bumi tapi......itu cerita lain.

"Awalnya memang sangat sibuk, bukan. Terutama orang-orang media massa, mereka benar-benar gigih."

"Yeah, banyak telepon yang datang memintaku untuk keluar dalam program khusus di televisi, atau semacamnya. Saat-saat ketika aku ditanyai tentang Eri atau Hiyama, 'mengapa hanya kalian semua yang pulang ke rumah?', atau 'tidakkah kau merasa bertanggung jawab?', aku benar-benar ingin mengirim mereka terbang."

"Tentang itu ya. Saat Nakano-kun dan Saitou-kun biasanya memukul reporter, mereka mendapat artikel 'Seperti yang diharapkan, adakah gangguan dalam pikiran mereka!?' dalam berita tanpa keberatan sama sekali, kau ingat?"

"Kehalusan reporter juga patut dipertanyakan."

Mengingat gelombang besar di masyarakat saat itu, Suzu dan Ryutaro tersenyum masam. Pada saat itu, tidak hanya media massa dan polisi, bahkan beberapa kenalan mereka pun mengunjunginya untuk mengungkit apa yang sebenarnya terjadi.

Terutama keluarga Hiyama, Kondo, dan Shimizu. Mereka memburu masalah dengan gigih sampai akhir.

Kebenaran juga disampaikan tanpa ada yang tersembunyi terhadap keluarga para murid yang tidak bisa kembali. Orang-orang yang melakukan penjelasan itu adalah Aiko dan Hajime. Sebenarnya Aiko mencoba berbicara dengan keluarga itu sendirian, tapi topik tentang Hajime tidak akan terhindarkan lagi jika kebenaran itu akan diucapkan, dan yang terpenting, Hajime tidak memiliki sedikit pun niat untuk mengganggu Aiko atau membuat Aiko menanggung beban penuh sehubungan dengan masalah Hiyama dan lainnya, jadi pada akhirnya Hajime menemani Aiko dengan paksa.

Tentu, setelah keluarga-keluarga tersebut dibuat untuk mempercayai kisah dunia lain dengan menunjukkan kepada mereka sihir, keluarga Hiyama dan yang lainnya mengumpat dan menghina Hajime dan Aiko dengan kemarahan dan kebencian yang tidak disengaja, beberapa bahkan mencoba untuk melakukan kekerasan, tapi......

Memberikan pandangan sekilas kepada Aiko yang menyerah untuk menerima kemarahan dan kebencian dari perasaan tanggung jawabnya karena tidak dapat membawa pulang para murid tersebut ke rumah atau mereformasi perilaku mereka, Hajime yang merupakan pelakunya yang menaruh peluru pada murid tersebut membuat ekspresi dingin dan menolak. Langsung dari depan semua kemarahan dan kebencian itu.

Meski keluarga mereka yang terbunuh itu berbudi luhur, tidak peduli berapa banyak keluarga yang menantikan kembalinya anak-anak mereka, hal-hal itu bukanlah sesuatu yang bisa menghapus kenyataan bahwa mereka telah memamerkan tumbuh mereka terhadap orang-orang penting bagi Hajime. Karena perasaan orangtua tidak akan, sesuatu seperti apa yang dilakukan anak mereka dan keadaan Hajime tidak relevan. Tapi sama seperti itu, bagi Hajime, sesuatu seperti perasaan orangtua musuhnya juga sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan dia.

—Aku tidak menyesal atas apa yang kulakukan. aku bahkan tidak berpikir bahwa apa yang kulakukan itu salah. Makanya, aku bahkan tidak akan meminta maaf. Kau bisa memikirkan aku apa pun yang kau suka, tapi kalau kau menyerahkan tangan ke kerabatku karena kasus ini maka sebaiknya kau mempersiapkan diri.

Itulah kata-kata yang disampaikan Hajime kepada keluarga-keluarga itu. Bagi Hajime yang ahli dalam tipuan dan ucapan halus, sampai pada tingkat dimana dia dikatakan memiliki bakat sebagai seorang agitator, kata-kata itu sangat jujur yang bahkan bisa dikatakan tidak bijaksana. Terus terang saja, kata-kata itu hanya bisa memikirkan sesuatu yang mengusik saraf orang lain dengan cara yang salah.

Tapi, Aiko yang berada di sampingnya bisa mengerti bahwa karena Hajime, kata-kata itu adalah ketulusan terbesarnya, itulah tekadnya. Dia tidak menipu pihak lain, dan dia memutuskan bahwa jika kebencian yang dia sebabkan akan mencoba menumpahkan tangan jahat mereka ke kerabatnya, maka dia akan menghadapinya kapan saja dan melenyapkannya.

Akibatnya, keluarga Hiyama yang bersikap gegabah berusaha membalas dendam pada Hajime dan lainnya. Hajime pribadi menghancurkan hati mereka. Keluarga lain yang tahu tentang keadaan keluarga Hiyama kemudian melindungi kesunyian mereka. Melihat dari samping, itu benar-benar hasil yang meninggalkan kebiasaan buruk di mulut, tapi Hajime sama sekali tidak mempedulikannya.

Sekarang, termasuk keributan itu juga, ada juga kejadian seperti pertempuran jurnalisme yang mengamuk dan apa pun yang terjadi mengenai orang yang kembali itu tapi......suatu hari, semua itu tiba-tiba mereda seperti gelombang laut yang menyurut. Dan belum berhenti sampai di situ, semua berita diam-diam jatuhkan dengan tidak wajar sampai tidak ada yang terjadi sama sekali.

"Tentang itu, tidak ada keraguan bahwa ada sesuatu yang Nagumo-kun dan yang lainnya lakukan, bukan?"

"Pasti. Masalah seperti daftar keluarga Yue-san dan lainnya, atau pengakuan di sekitarnya, masalah semacam itu juga mudah dibersihkan. Bukan sesuatu yang aneh kalau mereka benar-benar melakukan sesuatu entah bagaimana mengenai kesadaran masyarakat saat mereka melakukannya. Belum lagi bagaimana Ai-chan-sensei dibuat untuk menanggung beban kritikus karena dia adalah satu-satunya orang dewasa yang terlibat. Tidak mungkin Nagumo meninggalkannya."

Sebenarnya apa yang terjadi persis seperti itu. "Saat sihir dicampur dengan masyarakat informasi......sesuatu seperti dunia menjadi sederhana ya", jika ditanya siapa yang mengatakan hal yang sangat mengerikan itu......itu harus dibiarkan tak terucapkan.

"Nah, ada banyak masalah, tapi kalau ada sedikit rahmat dari semua itu, tak ada yang ditolak oleh keluarga mereka. Otou-san dan Okaa-san-ku, juga Taeko-san(pengurusnya) juga, tepat setelah aku selesai memberi penjelasan, wajah mereka menjadi suram dan mereka mencoba membawaku ke rumah sakit, tapi setelah aku benar-benar menunjukkan sihir dan menjelaskan beberapa kali terkadang mereka bisa menerimanya."

"Yeah, aku juga. Tapi, pada kasusku, aku menunjukkan kepada mereka Werewolf Mode-ku jadi......mereka menjadi sangat panik pada saat itu. Ibuku pingsan, sementara Ayahku mengeluarkan tongkat bisbol yang diayunnya dengan liar, kakak membasahi dirinya sendiri, dan Karashio (anjing peliharaan) melolong seperti orang gila, dan pria tua tetanggaku Fujii mengatakan hal-hal seperti Ini peraaang~" saat menyemprotkan alat Pemadam Api……"

"Aku tidak tahu tentang pria tua yang kau sebutkan tadi, tapi itu sebagian besar kesalahan Ryutaro-kun sendiri, bukan? Sebaliknya, Ayahmu yang mencoba menghadapi anaknya yang tiba-tiba berubah menjadi werewolf menggunakan tongkat bisbol, aku benar-benar menghormatinya dari hati sekarang."

Dengan menerima tatapan jengkel Suzu yang berasal dari lubuk hatinya, Ryutaro berkata "Itu adalah kecelakaan, kecelakaan" sambil mengalihkan tatapannya karena malu. Omong-omong, Ryutaro yang berpikir bahwa dia tidak akan bisa menenangkan situasinya sendiri pada saat itu membuat keluarganya dan pria tua tetangganya Fujii pingsan untuk sementara waktu, dan kemudian dengan gerakan instan werewolf, dia menyusup ke rumah Kouki yang juga tengah menjelaskan keadaan.

Ketika seekor werewolf brutal dunia fantasi tiba-tiba melompat ke rumah mereka, ayah Kouki pingsan, sementara sang ibu mengeluarkan pisau dapur dan mengamuk, dan adik kecil Kouki mengencingi dirinya sendiri. Kouki yang langsung menebak identitas sebenarnya dari werewolf dan bahwa tujuannya adalah untuk meminta pertolongan, pada saat itu dia menekan ibunya sejenak dan membuat adiknya tidur.

Dan kemudian dia meninju Ryutaro, setelah itu sambil menghela napas dalam-dalam, berpikir bahwa itu adalah saat yang tepat dengan semua kekacauan yang telah terjadi, dia mengadakan pertemuan keluarga ganda bersama keluarga Ryutaro yang telah terbangun dan entah bagaimana memperoleh pemahaman dari kedua keluarga.

Omong-omong, di rumah Shizuku juga ada panggilan darurat yang datang dari keluarga Shirasaki. Saat itu suara pertama yang berasal dari orangtua Kaori yang penuh dengan kebingungan adalah "Shizuku-chan! Sudah kuduga, kau juga sudah pulang, aku senang! Omong-omong, putriku adalah malaikat sekarang, apakah kau tahu tentang itu!?", begitu. Sepertinya Kaori menunjukkan kepada orangtuanya angel mode-nya tapi......Mendengarnya dengan normal, panggilan itu hanya bisa didengar saat orangtua tiba-tiba menelepon pada tengah malam untuk membual tentang putrinya.

Di sisi lain telepon, suara Kaori yang berkata "Astaga-, Otou-san! Jangan membuat panggilan memalukan begitu!" Bisa didengar, lalu selanjutnya terdengar suara "Tapi, tapi Kaoriii. Ma-malaikat itu terlihat......itu terlalu indah!", Percakapan orangtua dan anak yang begitu sibuk bisa terdengar ribut......Shizuku diam-diam menurunkan gagang telepon. Sementara di dalam hatinya, "Aku juga sibuk ngejelasin nih, idiooot!" dia mengumpat

Seperti itu, teman sekelas yang berhasil pulang ke rumah masing-masing mengalami putaran yang berbeda dan berbalik untuk membujuk keluarga mereka, namun pada akhirnya mereka bisa membuat keluarga mereka mempercayai cerita tentang dunia lain, dan bersama keluarga mereka mereka menghadapi massa media seperti yang direncanakan

Meskipun, tidak seperti semua berjalan seperti yang direncanakan, atau semuanya masih sama seperti sebelumnya......

"Eh? Suzu-chan? Juga Sakagami? Apa yang kalian berdua lakukan di tempat seperti ini?"

"Oh, itu benar. Suzu-chan, lama tak jumpa~! Tunggu, jangan bilang, ini kencan!?"

"Eh? Bohong!? Dengan Sakagami!? Suzu-chan, apakah kau sedang terancam!?"

Tiba-tiba suara berisik memanggil Ryutaro dan Suzu yang sedang berbicara di bangku taman. Saat mereka melihat, ada mantan teman sekelas mereka yang berdiri di sana. Mereka adalah tiga gadis yang pada saat ketika mereka dipanggil pergi ke tempat yang berbeda saat istirahat makan siang, karena itu mereka tidak terseret ke dalam pemanggilan. Mereka adalah teman Suzu yang relatif dekat dengannya.

Ketiganya melihat Suzu menghabiskan waktu dengan hanya Ryutaro. Ini membangkitkan sedikit rasa ingin tahu tentang hubungan keduanya dan sangat penuh perhatian ke arah Ryutaro di dalam benak mereka, tapi ketika Suzu menjawab bahwa mereka berencana untuk bergabung dengan yang lain setelah ini dan saat ini mereka menghabiskan waktu sampai waktu yang direncanakan, ekspresi ketiga gadis itu tampak kecewa dan lega.

Mereka berbicara sedikit tentang kondisi terakhir mereka, lalu setelah saling bertukar kontak lagi lain kali~, mereka berpisah.

"Seperti biasa, kecakapan komunikasimu tinggi, eh."

"Kurasa."

Kata-kata Ryutaro yang dicampur dengan pujian diterima oleh Suzu sambil mengangkat bahu, tak terlihat rendah hati atau bercanda. Seperti yang diharapkan, tampaknya pertempuran sengit melawan Eri yang disebabkan oleh Suzu menyebabkan perubahan besar, atau mungkin pertumbuhan yang besar di dalam benak Suzu.

Hilangnya kelompok— fakta itu juga memberi sedikit, tidak, malah memberi dampak besar bagi murid lain di sekolah yang sama. Sikap dan atmosfer para murid terhadap kelompok yang kembali seolah-olah mereka adalah tumor yang tidak boleh disentuh dan kelompok yang benar-benar tidak ingin ada hubungannya, namun sebaliknya mereka juga kurang baik dengan keingintahuan mereka.

Apalagi, saat orang-orang yang kembali ke sekolah sekali lagi, ada banyak keluarga yang menghubungi sekolah tersebut dan menyuarakan kecemasan mereka.

Selama satu tahun menghilang, tidak ada kontak sama sekali dari kelompok yang menghilang, orang lain tidak mengerti di mana mereka berada dan apa yang mereka lakukan atau apa yang telah dilakukan terhadap mereka. Orang-orang yang kembali sendiri hanya memberi cerita yang sama sekali tidak masuk akal. Selain itu, ada juga murid yang tidak pernah kembali dengan mereka......tentu saja, keluarga mereka khawatir apakah anak mereka akan baik-baik saja pergi ke sekolah yang sama dengan kelompok misterius seperti itu.

Akibatnya, terlepas dari kembalinya orang yang berhubungan langsung, kebenaran kasusnya masih belum jelas, ada juga soal para murid yang keberadaannya masih belum diketahui, jadi akhirnya administrasi sekolah bergerak.

Untuk mengurangi situasi di mana Hajime dan yang lain terpapar dengan mata ingin tahu masyarakat berkurang, sebuah kurikulum eksklusif disiapkan agar orang-orang yang kembali iini dapat memulihkan jatuhnya mereka dalam studi mereka, pada saat bersamaan, psikolog ditempatkan di dalam sekolah untuk mendukung kelancaran kehidupan sekolah orang-orang yang kembali......dengan sikap resmi tersebut, sebuah kelas khusus yang terpisah dari murid lain untuk menghindari masalah yang bermasalah pun dipersiapkan.

Karena itu, saat ini orang-orang yang kembali tidak belajar di kelas mereka yang asli, sekarang mereka ditempatkan di kelas tetap sampai mereka lulus yang berada di lantai atas sekolah, selanjutnya berada di sudut ruangan yang tidak terpakai.

Sebenarnya pembicaraan tentang pindah sekolah orang-orang yang kembali itu sendiri sangat dinaikkan tapi......dengan pendapat seseorang yang mengatakan "Akan merepotkan untuk pindah sekolah" bersamaan dengan fenomena misterius yang sangat dalam, penciptaan kelas khusus ini didorong. Kelas itu terbentuk tanpa disadari, sangat alami. Sampai taraf tak wajar......

Bagaimana pun, seperti itu, jarak antara orang-orang yang kembali dan murid lain telah tercipta, tentu saja rasa jarak juga menyebar antara orang-orang yang kembali dan murid dari kelas yang berbeda yang mereka temui sebelum pemanggilan, namun ada juga banyak hal di antara mereka yang berhasil membuat ulang hubungan persahabatan mereka tapi......di tengah orang-orang itu pun, Suzu adalah orang yang paling mampu membangun kembali hubungan dengan teman-teman yang sudah dia miliki sebelum pemanggilan ke dalam sebuah hubungan yang sama seperti sebelumnya, Tidak, justru hubungan itu menjadi semakin intim dari sebelumnya.

Hubungan itu sampai Suzu bertemu dengan teman-temannya secara tidak sengaja dalam liburan seperti ini, teman-teman itu akan memanggilnya secara proaktif. Itu sampai pada tingkat mereka pun melotot pada Ryutaro dengan mata berkilau yang tidak pantas untuk wanita, seolah mengatakan 'kalau kau melakukan sesuatu yang aneh pada Suzu, jangan berharap hal itu berakhir dengan baik untukmu'.

"Haah, astaga, seseorang seperti kau sebenarnya......Kalau Nagumo dikecualikan, pasti orang yang paling banyak berubah dengan pergi ke dunia lain adalah Suzu. Suatu kehormatan bisa dilihat sebagai pacar meski cuma sesaat huh."

"Fufufu. Bukannya itu benar, bukan begitu? Bagi Ryutaro-kun dicurigai memiliki hubungan dengan wanita cantik begini, kau bahagia sekali, kan~"

"......"

"......Oi, coba katakan alasan kenapa kamu mengalihkan pandanganmu saat aku mengatakan kata-kata wanita cantik itu. kalau kau keberatan dengan ucapanku, bagaimana dengan mengatakannya dengan keras. Hmm?"

Taniguchi Suzu. Melihat dari rambutnya yang dikepang yang membentang panjang dan atmosfer yang dia miliki, dia adalah seorang gadis yang terlihat sangat dewasa. Namun yang menyedihkan adalah......bahwa tinggi badannya tidak meninggi semilimeter pun. Lalu, payudaranya juga.......tidak peduli bagaimana orang memandangnya, sulit untuk memanggilnya sebagai wanita cantik. Namun, pastinya dia gadis cantik. Mungkin tidak diragukan lagi.

Melihat Suzu yang marah pada sikapnya, Ryutaro mengangkat kedua tangannya dan menunjukkan sikap menyerah. Lalu, melihat Suzu yang mengungkapkan ketidaksenangannya dengan gusar, Ryutaro memikirkan apa yang harus dilakukan, apa yang harus dilakukannya dengan ragu, di mana pada akhirnya dia menunjukkan isyarat malu dan mengalihkan tatapannya dengan cepat saat membuka mulutnya.

"Tidak, yah, itu......kau, sangat menawan? Tidak, sungguh, aku serius."

"Terima kasih banyak, untuk tindak lanjut palsunya. Hmph, aku tidak super cantik seperti Yue-san dan yang lainnya pula."

Suzu berkata "keh" dengan bibirnya yang cemberut terlihat agak malu-malu dalam kompleks inferioritas. Tapi, kata-kata Ryutaro setelah kata-kata yang diucapkan dengan suara sangat serius padanya, menyebabkan dia mengeluarkan suara tercengang tanpa disengaja.

"......Itu bukan sekadar tindak lanjut. Suzu adalah wanita yang baik, yang tidak akan kalah dari siapa pun."

"He?"

Ketika Suzu mengalihkan pandangannya secara refleks pada Ryutaro, Ryutaro yang seharusnya berpaling sampai sekarang menatap lurus ke arah Suzu. Suara kecil jantungnya yang berdetak kencang di dadanya bergerak. Suzu mengerti bagaimana lehernya, dan wajahnya berubah demam.

Kali ini, Suzu yang melihat ke samping. Entah kenapa, dia tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Dia hampir tidak bisa mengeluarkan suara "H-hm~m" yang terdengar ambigu bahkan untuk dirinya sendiri.

Suasana aneh yang belum pernah dialami Suzu sebelumnya, dia tidak bisa mengatakan apa pun. Keduanya tidak bernyawa, hanya suara daun gemerisik dari angin yang masuk ke telinga mereka dengan sangat jelas.

Sambil melirik sekilas, Suzu mencoba mengintip keadaan Ryutaro, di sanalah dia terlihat sangat gugup, namun wajahnya benar-benar serius dan sepertinya bermasalah dengan sesuatu. Itu juga menyebabkan Suzu gugup sampai memanjat tanpa henti.

Tak lama kemudian, dengan suara yang tenang seakan ia telah memutuskan dirinya sendiri, Ryutaro membuka mulutnya.

"Soal setelah kita lulus SMA......"

"He!? Ah, um...... "

"A-Aku berpikir untuk pergi ke Tortus lagi."

"Itu......maksudmu tidak dalam kapasitas pergi ke sana untuk bermain bersama dengan Nagumo-kun dan yang lainnya?"

"Yeah. Aku sedang berpikir, tinggal di dunia sana."

"......"

Suzu merasa ia mengerti alasan mengapa Ryutaro memutuskan hal itu. Dalam satu tahun ini, mereka telah menghabiskan banyak waktu bersama, selama waktu itu mereka berbicara tentang berbagai hal yang membuatnya berpikir apakah dia akan melakukan hal seperti itu.

"Aku ingin membantu Kouki di sana, aku juga ingin menjadi pertolongan untuk pria yang membutuhkan. Aku memiliki kekuatan untuk itu, bukan tidak mungkin setelah setelat ini aku bisa menjadi salaryman atau sesuatu dengan semua ini."

"Bukan begitu, apalagi berpikir untuk menjadi polisi sebelum ini?"

"Yeah. Tapi lihat, seperti yang kuduga, sifatku lebih sesuai dengan dunia di sana."

"Begitu ya."

Tampaknya Ryutaro telah benar-benar memutuskan jalan masa depannya. Suzu merasa akan ditinggal entah bagaimana, perasaannya berubah sedikit kesepian.

Menuju Suzu seperti itu, Ryutaro tiba-tiba berdiri, lalu dia berjalan ke depan Suzu dan terjatuh di atas satu lututnya. Dengan sikap ini sekarang, Ryutaro yang bertubuh tegap menatapnya. Ini seolah-olah......

Suhu tubuh Suzu meningkat. Jantungnya melonjak dari ekspresi serius Ryutaro.

"Ryu-Ryutaro-kun......"

"Apa yang sedang kau lakukan?" Suzu akan menyuarakannya tapi, Ryutaro mengeluarkan semua perasaannya dengan kata-katanya lebih cepat daripada Suzu.

"Suzu. Maukah kau, ikut denganku?"

"Ya, tentu, kau memintaku untuk mengadakan party denganmu kadang-kadang—"

"Bukan begitu. Kau mengerti apa maksudku, kan? Apa yang kukatakan adalah, untuk 'sepanjang hidup'."

"ts......"

Suzu menelan ludah. Itu persis, pengakuan cinta. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, sebuah pengakuan cinta dengan keseriusan mencapai tingkat tertinggi, sekarang dikatakan kepadanya. Rileks emosi besar yang mengalir di dalam dirinya membuat suaranya tertahan di tenggorokannya sehingga dia tidak dapat mengatakan apa pun. Ryutaro mengucapkan kata-katanya lebih lanjut pada Suzu yang seperti itu.

"Aku cinta Suzu. Alih-alih masa depan di dunia ini, pilih masa depan yang bersamaku. Ini tidak akan menjadi masa depan yang tenang tapi, aku akan menghargaimu dengan segenap kekuatanku. Ayo pergi bersama. Selama-lamanya."

Di dalam hati Suzu, sesuatu seperti "Itu terlalu jujur!", atau "Meskipun kau telah hancur, tapi untuk sementara kau pernah jatuh cinta pada Yue-san, apakah kau lebih menyukai gadis kecil!? Dasar lolicon!", atau "Sambil mengatakan itu kau mencintaiku, kau memintaku untuk bertempur bersama di dunia lain, apa yang dikatakan otak ototmu!", Bahasa-bahasa kasar itu berbaris di dalam hati penuh gejolak Suzu tapi......

Saat dia melihat, jawabannya—

"......Mm. Baiklah."

Seperti kalimat itu keluar secara alami. Ucapan itu keluar dengan begitu mulus sehingga mengejutkan dirinya sendiri. Seperti itu, dia menjadi sadar.

"Bahkan aku sendiri heran, tapi aku juga sangat suka Ryutaro-kun."

Wajah Suzu sudah terlihat seperti apel matang. Saat berlari berkeliling ke dunia lain, satu tahun ini sejak mereka pulang, hal-hal yang telah menumpuk di antara dirinya dan Ryutaro tampak semakin besar seperti yang diketahui Suzu.

Begitulah, Ryutaro yang menerima pengakuan cinta untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dan mendapatkan kata "suka" dari seorang gadis......

—UosSHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA–

Dia melolong dengan agung. Anak-anak yang bermain agak jauh melompat karena terkejut dan menatap Ryutaro saat gemetar.

"Tu-, kau berisik, Ryutaro-kun! Anak-anak kecil membuat wajah seperti penduduk desa yang sedang menemui ogre di sana!"

"Ahahaha, lalu bagaimana kalau aku pakai Ogre Mode! Kalau sekarang aku akan memberikan pelayanan spesial yeah!"

"Jangan lakukan itu! Monster Muncul di Taman Siang Hari! Halaman depan kertas malam hari ini akan begitu! Atau lebih tepatnya, betapa bahagianya kau? Keteganganmu terlalu tinggi!"

"Jelas aku bahagia! Ini tentang pacar pertamaku dalam hidup! Selanjutnya, itu Suzu! Ini yang terbaik!"

"–, uu, idiottt~~"

Setelah itu, kegembiraan kebahagiaan terbesar seorang otak otot berkembang pesat di taman umum kecil untuk sementara, bersamaan dengan suara Suzu yang membantah yang bahkan tak bisa menyembunyikan kebahagiaan di dalam dirinya sendiri.



AN: Terima kasih banyak telah membaca ini setiap saat.

Terima kasih juga atas pemikiran, opini, dan laporan tentang kesalahan ejaan dan kata-kata yang hilang.

Meskipun aku bisa membayangkan sejumlah masalah realistis yang menunggu setelah kembali ke rumah dari dunia lain, aku tidak dapat memikirkan solusi yang bergaya, dan bergantung pada sihir pada akhirnya. Ampunilah otak Shirakome yang malang ini.

Tapi......sesuatu seperti sihir transmisi pencucian otak melalui internet menggunakan sihir zaman dewa, atau transmisi efek subliminal dengan menggunakan televisi......kurasa itu hanya sangat mengerikan.

Mungkin Shirakome tidak bisa meninggalkan PC sekarang juga karena......

Update berikutnya direncanakan pada pukul 6 sore hari Sabtu minggu depan juga.

Post a Comment

0 Comments