Arifureta After 11

SEBAGAI PUTRI RAJA IBLIS
BAGIAN 3

AN: Update bahkan pukul 6 sore Tahun Baru......bagus bukaaaaan.



Di sebuah ruangan di sebuah bangunan tertentu, sebuah suara tembakan sengit terdengar bergema. Seorang pria paruh baya yang lalu dengan rambut perak-kelabu acak-acak memastikan smartphone-nya dengan ekspresi seakan telah menggigit sesuatu yang pahit.

"Tidak bagus. Ada gangguan. Bagaimana dengan yang lain?"

"Tidak, tidak ada gunanya. Perangkat transmisi juga tidak bereaksi."

"Aku juga...... presiden."

Orang kulit hitam berpakaian hitam yang memegang handgun menggelengkan kepalanya saat menjawab. Tepat seperti yang dia katakan, pria dengan rambut perak-kelabu adalah presiden Amerika. Dia menerima serangan teroris di tingkat atas sebuah gedung pencakar langit dimana dia menjalani bisnis resmi yang tersembunyi, dan entah bagaimana dia berhasil melarikan diri dan bertahan hidup berkat semangat secret service tersebut.

Namun, mereka tidak dapat melarikan diri dari bangunan itu sendiri, komunikasi mereka juga terganggu, dan beginilah mereka menyembunyikan diri di salah satu ruangan. Kendati, lawan mereka adalah beberapa lusin teroris yang dipersenjatai penuh. Dalam situasi di mana mereka tidak dapat mengharapkan bala bantuan, jelas bahwa itu hanya masalah waktu sampai takdir mereka berjalan sesuai waktunya.

Presiden — Artold Schwarnenegger, bisa merasakan suara dewa kematian merayap perlahan dari belakangnya.

"......Keberadaan orang yang membocorkan informasi itu perlu ditangani tapi, sepertinya, hidup kita akan habis lebih dulu sebelum itu huh."

"Sesuatu seperti itu……"

"Tapi, kita sudah kehabisan peluru, kan? Kalian semua telah melakukannya dengan baik. George, Chris, Bacchus, Keyes, Neil, Hank......kalian semua telah melindungiku dengan baik sampai sekarang. Merupakan kehormatan bagiku bahwa aku bisa bertarung bersama kalian semua sampai akhir."

"Presiden......tidak, kami yang harusnya menghormati."

Presiden tersenyum tenang saat memegang salah satu tangannya. Pria secret service yang bernama George, alih-alih berjabat tangan, dia menyerahkan pistol cadangannya ke tangan itu. Itu karena tatapan Artold menuntut hal itu.

Tepat seperti yang dia katakan, dia berencana untuk bertarung sampai akhir. Dia adalah mantan komando, bahkan dengan usianya yang mendekati usia lima puluh tahun tapi melihat tubuhnya yang masih terbungkus otot yang terlihat seperti armor, dia tidak akan menyeret yang lain. Belum lagi ini adalah orang yang pernah disebut sebagai "End Bringer", seorang pria yang telah mengumpulkan banyak legenda. Tidak mungkin dia hanya duduk-duduk menunggu untuk dibunuh.

Artold dan George saling mengangguk. Tapi, tepat setelah itu, "Gaah" terdengar suara yang pedih dan Bacchus jungkir balik dari balik pintu dan kembali ke dalam ruangan. Melihatnya, perut dan bahunya berdarah kencang. Selanjutnya, "Sialan" bersama Neil yang memaki itu Keyes juga masuk. Sepertinya Keyes juga tertembak di perutnya dan kesadarannya sudah kabur.

Garis depan menahan kelompok bersenjata dari koridor di luar untuk masuk ke dalam ruangan telah hancur. Pada saat berikutnya, *kon-* dengan suara ringan itu benda hitam dilempar ke ruangan.

"Presiden–, menunduk–"

"tsk"

George melemparkan tubuhnya untuk menutupi sang presiden. Chris menutupi dua dari mereka lebih jauh untuk mengubah tubuhnya menjadi perisai.

Pada saat berikutnya, cahaya dan suara peledak meledak di dalam ruangan. Semua orang di dalam ruangan merasakan sensasi tidak berbobot, mungkin karena tubuh mereka terhempas, pada saat bersamaan pernapasan mereka terblokir akibat dampak dari bawah ke arah tubuh mereka.

"Gehoh, gehoh?"

"Guu, aa? Kita masih hidup?"

"-, apa? Bagaimana?"

Meski ada granat yang meledak dari jarak yang sangat dekat, tapi mereka bertahan secara normal dengan hanya merasakan efek debu dan suara ledakan. Keadaan itulah yang menyebabkan Artold dan yang lainnya membuat wajah meragukan sambil menengadah. Dan kemudian, mata mereka terbuka lebar heran pasti saat ini.

"Ruangannya berbeda?"

Ya, persis seperti kata-kata yang tersirat, apa yang mata Artold dan yang lainnya tengah saksikan bukanlah pemandangan sebuah ruangan yang meledak oleh ledakan, jauh dari situ pemandangan ruangan itu sama sekali berbeda dari ruangan tempat mereka berada tepat sebelumnya.

Tiba-tiba, suara yang jelas memanggil mereka yang tercengang.

"Aku senang, Sepertinya aku berhasil tepat waktu."

"-, ka, kau......"

Artold yang terkejut itu berbalik, dan di sana ia menyaksikan pemandangan yang tidak realistis lagi.

Di jendela, dengan rambut hitam yang indah dengan ekor kuda yang bergoyang karena angin dari luar, dan sebilah katana hitam yang dipegang di satu tangan, ada seorang wanita negara timur yang anggun—tanpa dikatakan, bahwa ini adalah Yaegashi Shizuku. (Tapi, ini adalah versi kacamata sulit dikenal)

"Aku sudah turun ke lantai bawah dengan langsung memotong langit-langit. Itu adalah metode kasar, tapi karena ini darurat tolong maafkan aku, baik?"

"Ye, yeah. Eh? Tidak, memotong langit-langit?"

"O, oi oi, ini bohongan, kan?"

Pikiran Artold dalam kekacauan, sementara George melamun saat dia mendongak. Di atas sana, dipastikan ada plafon yang terpotong dalam bentuk segitiga. Saat dia mengalihkan pandangannya ke bawah kaki mereka dengan bingung, lantai yang jatuh di sana, dan saat dia terus menatap sekitarnya, ada juga Neil dan yang lainnya agak jauh yang juga jatuh ke lantai bawah ini dengan mereka.

"Siapa——"

"Maaf, tapi tak ada waktu untuk menjelaskannya. Pergi ke sudut ruangan sekarang juga."

Presiden dikuasai dengan nada kuat yang tidak menoleransi pertanyaan apapun. Tapi, pada saat yang sama, dugaan bahwa akan buruk bila tetap berada di tempat dia berdiri mendorong punggungnya, dan dia menyeret Neil dan yang lainnya ke sudut ruangan bersama George. Kecepatan keputusan itu sama seperti yang diharapkan dari orang yang berdiri di puncak sebuah negara dan pengawalnya.

Tepat setelah itu, beberapa pria bertopeng mengintip dari lubang di langit-langit. Lalu, mereka melihat Shizuku yang menyeringai dan mereka menatap dengan bingung beberapa saat, tapi mereka langsung mengarahkan senjata mereka ke arahnya. Tapi, sebelum pemicu senjata itu ditarik,

"——Sword Draw – "Slash Cut"." (TLN: Battou – "Zendan")

Tarikan tangan itu tidak bisa dilihat. Pedang itu juga tidak bisa dilihat. Hanya ada bisikan kecil pada saat bersamaan dimana tangan kiri Shizuku yang memegang gagang pedang berubah menjadi kabur. Namun, hasilnya adalah fenomena yang jelas——itu ditunjukkan oleh runtuhnya langit-langit.

Seiring dengan raungan gemuruh, para teroris yang masuk ke ruangan di lantai atas terjatuh dan langit-langit. Tidak mungkin mereka bisa mendarat dengan benar, para teroris itu terjatuh tak sedap dipandang mata. Pada saat berikutnya, *dagu-* suara yang jelas masuk ke telinga mereka, dan seperti itulah kesadaran mereka jatuh ke dalam kegelapan.

"Presiden. Aku sangat tahu bagaimana Anda pasti dipenuhi dengan pertanyaan dan seberapa curiga aku, tapi kalau Anda ingin bertahan maka percayalah padaku. Aku akan melindungi Anda."

"......"

Situasinya terlalu absurd. Apakah ini kenyataan? Wanita cantik yang muncul di depan matanya, apakah dia benar-benar personifikasi iblis, dan dia akan menuntut kompensasi yang sangat besar dengan imbalan bantuannya? Pertanyaan semacam itu berlarian di dalam benaknya. Tapi, dia tidak punya pilihan. Jika dia hanya melihat fakta bahwa saat ini terjadi, mengesampingkan fenomena yang tidak mungkin, mereka pasti terbantu.

Kemudian,

"Mengerti. Aku akan mengikuti apa yang kau katakan."

"Bagus. Lalu, berikan orang-orang di sana ini——"

Kata-kata Shizuku terputus di tengah. Dia bisa mendengar banyak jejak dari koridor yang datang ke sini.

"Presiden, tolong beri obat ini pada mereka."

Shizuku mengeluarkan obat pemulihan ajaib dari "Treasure Trove"-nya dan melemparkannya ke Artold. Artold membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi sebelum dia bisa melakukannya, pintunya robek dan peluru menyerang ke dalam ruangan.

Seperti itu, yang bisa dia dengar selanjutnya adalah suara keras *gin gin gin-*. Rahang Artold dan yang lainnya jatuh dengan lucu. Itu bisa dimengerti. Lagipula, lekukan indah yang tak terhitung jumlahnya digambar di udara, pada saat bersamaan sisa-sisa peluru bertebaran di sekitarnya.

Ayunan pedang kecepatan dewa berturut-turut. Sekilas, mereka hanya bisa melihat Shizuku berdiri masih memegang katana bersarung, tapi saat mereka melihat dengan saksama tangan kanan Shizuku kabur. Itulah bukti yang bahkan benar saat ini, kerikil kecil yang menyerang dengan kecepatan melebihi suara tertebas sekaligus.

Tidak mungkin para teroris bisa memahami situasi abnormal yang terjadi di dalam ruangan, meski begitu, para teroris yang merasa bahwa target mereka masih kuat di dalam ruangan mendorong pintu dan mencoba untuk menyerang ke dalam.

Tapi, dalam sekejap, Shizuku mengeluarkan katananya dengan gerakan besar. Dia tidak segera menyarungkan katana seperti sebelumnya, bilah katana hitam yang diayunkan bisa terlihat dengan benar.

Setelah itu, apa yang bisa didengar dari luar pintu terdengar suara jatuhnya mayat.

——Seni Katana gaya Yeagashi – Black Katana Kata - Teknik Rahasia "Zenith Severing – Soul Demolition" (TLN: Shizetsu – Hakuhou)

Mengabaikan semua penyumbatan di jalan mata pedang, teknik ini hanya memotong sasaran yang dituju, terlepas dari apakah itu daging atau kesadarannya. Terhadap seni pedang Shizuku saat ini, pilihan pemblokiran tidak bisa dilakukan. Orang-orang yang tidak bisa menghindar akan membuaat segala milik mereka yang ditujukan oleh Shizuku dipisahkan oleh serangan itu tanpa merugikan pihak lain.

Shizuku memejamkan mata dengan tenang dan mencari-cari kehadiran. Kehadiran yang dia tangkap, tujuh di lantai yang sama.

"——"Zenith Severing – Soul Demolition"."

Suara pedang yang ditarik seperti bel berbunyi sekali lagi. Di segala arah, kilat mata tak terlihat menembus setiap rintangan dan memutuskan kesadaran para teroris yang mengintai. Tentunya mereka merasakannya, sensasi pedang dingin membelai bagian dalamnya, sesaat sebelum kesadaran mereka terputus. Dan kemudian, mereka pasti berhalusinasi, adegan tubuh mereka terbagi menjadi dua.

"Presiden. Semua penyerang lantai ini telah ditekan. Mereka tidak akan terbangun selama beberapa hari, jadi kalau Anda punya waktu untuk mengirim seseorang untuk menangkap mereka. Tunggu, apa yang sedang Anda lakukan! Jika Anda tidak membuat mereka minum obat dengan cepat, mereka akan mati tahu! Sekarang, jangan hanya merasa kaget begitu dan bergerak, bergerak!"

"Ah, ya."

Itu adalah respons yang tidak pantas bagi seorang presiden. Artord membuat Keyes dan yang lainnya meminum obat pemulihan dengan gerakan mekanis dan ekspresi yang masih tercengang. Setelah obat itu diminum, pendarahan Keyes dan yang lainnya berhenti, dan kulit mereka menjadi jelas. Menyaksikan itu, Artold tidak bisa melakukan apapun selain tertawa terbahak-bahak.

"Kalau begitu, ayo pergi. Aku akan membimbing kalian semua sampai lantai satu seperti ini. Saat ini ada terorisme yang dilakukan terhadap negara ini dimana-mana, jadi tolong cepat kembali ke Gedung Putih."

"Ah, ya. Terima kasih banyak."

Orang yang pernah disebut sebagai "End Bringer", mantan komando, dan orang yang berdiri di puncak negara ini, tampaknya hanya menjadi manusia biasa.

Setelah itu, para teroris yang telah setengah menduduki gedung pencakar langit dan menuju ke pembunuhan presiden dimusnahkan oleh Shizuku dengan menggunakan tebasan yang menembus dinding, atau dengan serangan setelah menebas dinding dan memukulnya dengan bagian belakang pedangnya, atau dengan menendang atau menampar, atau menampar setelah membuat mereka kehilangan semangat mereka melihat peluru mereka terpotong. Lalu Shizuku berhasil mengawal Artold dan yang lainnya dengan selamat ke Gedung Putih.

Tanpa dikatakan, bahwa karena Artold dan George dan yang lainnya adalah secret service yang masih hidup, gadis samurai berambut hitam menjadi topik hangat tidak hanya di Gedung Putih tapi juga di seluruh dunia melalui media massa.





Pada saat yang sama saat Shizuku menebas teroris yang menyerang presiden, di sebuah bandara tertentu.

Bandara itu menjadi incaran teroris yang mirip seperti beberapa bandara lain dan sempat hancur, saat ini tempat tersebut telah berubah menjadi gambar neraka dalam hiruk-pikuk. Di sana-sini ada api yang meledak, tangisan dan suara teriakan bergema, dan regu penyelamat berusaha menyelamatkan orang-orang yang terkubur hidup-hidup di bawah reruntuhan dengan putus asa.

Di tempat itu, tak ada apa-apa selain keputusasaan. Bahkan tak ada satu pun faktor yang bisa menjadi penyelamatan, di dalam bandara yang hancur itu ada pemandangan neraka yang menyebar yang hanya bisa diungkapkan dengan menggunakan kata tragedi. Semua orang mengerti itu.

"Aa, sialan......"

Seorang pemuda dari regu penyelamat melakukan pertolongan pertama dengan putus asa pada bayi yang sangat terluka dihadapan matanya saat mengumpat dengan wajah yang bisa menangis setiap saat. Pendarahannya tidak berhenti. Lengan yang terlepas, luka yang dalam pada perut...... dia tidak bisa menghentikan perdarahan tidak peduli berapa banyak dia merawat luka-luka itu. Dan kemudian, darah yang mengalir keluar persis seperti kehidupan anak muda itu, wajah anak itu sudah diwarnai oleh bayang-bayang kematian.

Anak tidak bisa diselamatkan. Perasaan seperti itu mengalahkan pemuda itu dari dalam tubuhnya. Di dalam pusaran tragedi yang seperti personifikasi neraka, pemuda itu sama sekali tidak berdaya. Kenapa dia ikut regu penyelamat? Bahkan pikiran seperti itu melintas di balik benaknya.

"Aku tidak peduli siapa, seseorang, tolong bantu. Tolong bantu anak ini saja."

Sambil berbicara kepada dirinya sendiri seperti itu, hanya tangannya yang terus bergerak mengikuti latihannya. Namun, kenyataan itu mengejek hasil usaha pemuda tersebut. Saat ini, di depan mata pemuda itu, cahaya kehidupan kecil pun lenyap.

Tangannya berhenti, pemuda itu menundukkan kepalanya kecewa. Kepalanya mengerti bahwa ini bukan saatnya begini. Saat ini, masih banyak orang yang menunggu pertolongan selain kehidupan yang tersebar ini. Meski begitu, dia tidak bisa memasukkan kekuatan ke dalam keempat tungkainya.

Pemuda itu mendongak ke langit, dengan ekspresi dan nada yang bisa dianggap sebagai kebencian, sebagai sopan santun, sebagai pelarian, atau sebagai doa,

"......Tuhan......aku mohon. Jika suara ini bisa sampai pada-Mu maka, tolong selamatkan anak ini......"

Dia berbisik.

Pada saat itu,

Cahaya putih murni turun dari langit. Itu sangat kuat seperti kilat, bagaimanapun, lembut dan tipis seperti sinar bulan. Cahaya seperti itu, tiba-tiba, tanpa pemberitahuan lebih dulu, jatuh kebawah, menyelimuti seluruh bandara.

Dan kemudian, tepat setelah semua orang melihat ke langit bertanya-tanya apa yang sedang terjadi,

"Wha-, b-bandara, lenyap!"

"A-apa, itu!?"

"Apa!? Apa yang terjadi!?"

Orang-orang berteriak. Menunjuk jari mereka, dengan keadaan terguncang dan saat merasa setengah panik, mereka mengalihkan tatapan mereka, dan begitulah, seperti kata-kata itu, sebuah situasi abnormal terjadi dimana bandara yang hancur itu lenyap menjadi debu dari atas seolah-olah itu akan melalui pelapukan yang dipercepat.

Gumpalan besar reruntuhan yang tersentuh oleh cahaya putih murni lenyap sama sekali tanpa mempengaruhi orang-orang di sekitarnya.

"O, oi, itu–!"

"Orang? Tidak, tapi, dia mela...... tunggu, sayap?"

Seseorang melihat siluet yang turun perlahan dari langit. Tapi, mereka ragu-ragu apakah benar-benar bagus menyebut siluet itu sebagai orang. Meski tidak ada parasut yang bisa dilihat, meski turun perlahan dari langit sendiri sudah menjadi fenomena yang sangat aneh, siluet itu malah disaksikan memiliki sayap putih murni.

Orang-orang terhuyung-huyung dari gunung reruntuhan yang menghilang dan siluet bersayap turun dari langit, pada waktu itu

"——Angin berkah bagi anak-anak jauh dan luas, cahaya keselamatan mengusir bencana —— "Mighty Breeze of Turning World"." (TLN: Kaiten no Ibuki)

Doa seperti itu bergema dengan suara yang terdengar seperti bel yang berbunyi. Tepat setelah itu, setiap orang terbungkus cahaya putih murni. Tanpa alasan apapun, emosi meringan dan sukacita mereda di hati masyarakat. Tanpa alasan apapun, mereka mengerti. Saat ini, mereka dibantu oleh keberadaan yang besar.

"Ah, Tuhan yang bijak......"

Pemuda itu meneteskan air mata sementara tatapannya beralih ke arah anak yang sudah tiada.

Ada keajaiban di sana.

Lengan yang seharusnya hilang kembali ke bentuk semula seolah-olah mengalami gerakan mundur, sementara luka di perut sembuh dalam sekejap mata. Ungkapan yang menunjukkan warna bayang-bayang kematian itu berubah menjadi warna lembut dengan corak yang bagus.

Saat ini, dari lokasi di mana puing-puing telah lenyap sepenuhnya, orang-orang terkubur yang terbaring di tanah menunjukkan sosok mereka, dan seperti yang diharapkan mereka disembuhkan menjadi kesehatan yang sangat baik karena diselimuti oleh cahaya putih murni.

Situs bandara dibanjiri dengan keajaiban. Orang-orang mengikuti keras untuk menggambarkan dorongan besar bahwa mereka tidak dapat menahan diri dan meneteskan air mata mereka.

Tidak lama kemudian, semua orang yang terluka sembuh, pada saat itu ruang di sekitar siluet di langit bergelombang dan seperti itu, sosok itu diam-diam menghilang bersamaan dengan tempat itu.

"Malaikat……"

"Ya Tuhan, terima kasihku yang terbesar untuk-Mu."

Orang-orang yang tertinggal di belakang meneteskan air mata yang tidak berhenti sambil menawarkan rasa syukur mereka dengan kata-kata atau dengan bisikan di dalam hati mereka, menuju malaikat yang menyebabkan keajaiban dan Tuhan yang mengutusnya.

...... Sebenarnya, Tuhan itu, adalah pria yang disebut sebagai maou pembunuh dewa dan lain sebagainya, sementara malaikat itu adalah selir maou tersebut...... hal seperti itu, tidak ada yang bisa menebaknya bahkan dalam mimpi mereka.

Setelah itu, malaikat itu adalah Kaori yang terbang mengelilingi semua tempat yang menjadi sasaran teroris dan menyembuhkan semua korban.





Melalui internet, rekaman tertentu disiarkan ke seluruh dunia secara real time. Tempat yang tercermin dalam rekaman itu adalah ruangan besar yang berwarna putih murni, dengan anak kecil yang kepalanya ditutup dengan kain berlutut. Ada sekitar empat puluh anak.

Mengelilingi anak-anak, teroris bertopeng yang memegang rifle, mereka menatap anak-anak yang ketakutan dengan mata dingin.

Dengan anak-anak dan kelompok bersenjata tersebut sebagai latar belakang, seorang teroris berdiri di depan kamera sambil membuka sebuah pidato dengan nada yang halus. Isi pidatonya adalah omong kosong yang tak layak didengar. Sesuatu seperti kepentingan pribadi negara besar, atau tuhan yang mereka percayai, atau pembebasan rekan-rekan mereka yang ditahan karena ketidakadilan, atau terorisme simultan yang dilakukan sebagai hukuman karena tidak mengenali keluhan mereka, atau penarikan tentara yang ditempatkan, isinya adalah hal-hal seperti itu.

Dan kemudian, orang-orang yang menonton rekaman itu mulai menaruh curiga. "Ini bukan tipuan?"sementara pejabat pemerintah mengertak giginya menyaksikan anak-anak mereka di negara itu dieksekusi secara terbuka. Di depan mereka semua, si pembicara teroris tersebut memerintahkan bawahannya untuk menarik salah satu anak di depan kamera.

"Upacara penghakiman yang akan dilakukan setelah ini, semuanya, adalah bukti dari dosa kalian semua. Camkan itu ke dalam hatimu, dasar orang-orang bodoh."

Sang teroris meletakkan pisau besar di leher anak yang tengah berlutut. Jika pisau itu ditarik ke belakang, maka tragedi yang bahkan kata tragis tidak akan cukup untuk itu akan menyebar di depan kamera.

Masyarakat umum menutupi mata mereka secara refleks, sementara pejabat pemerintah meneriakkan "Stop-" bahkan mengetahui bahwa itu tidak ada artinya. Mungkin menebak reaksi itu, mata mendung si teroris bersinar terang karena kegembiraan yang tak tertahankan, dan dia memasukkan kekuatan ke dalam pisau yang tangannya genggam,

"Sekarang, wa-"

"Waktunya berhentiii——!!"

Pria itu terhempas. Wanita cantik dengan rambut biru samar yang melompat masuk ke ruangan dari dinding yang dihancurkan dan suara menggelegar membuat pria itu memakan pelindung lutut di bagian belakang kepalanya. Pria itu berputar di udara.

*dokusha* Dengan suara grafis seperti itu, teroris jatuh di dinding di sisi yang berlawanan. Darah mengalir seperti sungai dari mata, hidung, telinga, dan mulutnya saat tubuhnya menyentak; *twitch, twitch*.

Masyarakat umum, dan juga pejabat pemerintah memiliki perasaan yang sama. Itu, "Apa yang terjadi!?".

"Hei hei, para penjahat. Ini onee-san telinga kelinci yang indah, akan membuat kalian semua dikalahkan. Apa kalian semua menyeraaah!?"

Pada saat itu, telinga kelinci muncul dari kepala wanita cantik dengan rambut putih kebiruan yang samar, pada saat bersamaan, sebuah palu perang besar terwujud dari udara kosong yang menyebabkan hembusan tiba-tiba saat diayunkan.

Hembusan menggulingkan kamera ke bawah dan rekamannya menjadi menyamping dengan gambar buram tapi......

"GIIYAAAAAH"

"BUBERAH"

"GOBOSUH"

"KUPEH"

Suara seperti itu terdengar seperti jeritan bersamaan dengan suara deru yang terdengar keras, dan kemudian, seorang pria bertopeng menjatuhkan diri di depan kamera dengan mata putih terbuka, dan orang-orang yang menonton rekaman itu bisa ditebak. Bahwa wanita cantik dengan telinga kelinci yang tumbuh di kepalanya sekarang, memukuli para teroris dengan menggunakan palu besar itu.

Tak lama kemudian, ketika semua suara sedang sekarat, teroris bermata putih yang terbaring di depan kamera terhempas dengan kekuatan yang luar biasa, dan sebagai pengganti teroris itu, sebuah kaki cantik ramping putih diproyeksikan.

"Ee~, kurasa kalian semua mungkin mendengar ini, rakyat pemerintah? Bagaimanapun, semua penjahat di tempat ini telah dipukuli habis-habisan untuk sementara, jadi tolong cepat awasi anak-anak. Tolong yaaa~"

Dengan kata-kata terakhir itu, rekamannya dipotong.

Orang-orang yang menonton rekaman itu tercengang saat mereka terbata-bata "Apa-apaan ini?"

Beberapa menit setelah itu, di tempat lain, teroris yang berbeda dengan latar belakang sandera anak-anak yang serupa hendaknya menguraikan prinsip dan posisinya "Kami~", tapi "CHEEESTOOO——!!" Seperti yang diharapkan wanita cantik telinga kelinci melonjak dan menginjak tempat itu.

Adegan seperti itu berulang kali hingga tiga kali berturut-turut tapi...... pejabat pemerintah yang mempersempit tempat rekaman berlangsung sangat membuat kepala mereka bingung. Bagaimanapun, masing-masing basis teroris terpisah dengan jarak tempuh lebih dari seratus kilometer, memikirkan bagaimana semua rekaman itu diambil secara real time, tak terbayangkan bahwa orang yang sama bisa berkeliling ke tempat-tempat itu pada waktu terbatas seperti itu.

"Siapa, wanita itu......"

Itulah perasaan jujur ​​semua orang yang menonton rekaman para teroris.



AN: Terima kasih banyak telah membaca ini setiap saat.

Terima kasih juga atas pemikiran, opini, dan laporan tentang kesalahan ejaan dan kata-kata yang hilang.

Hari ini aku update bahkan pukul 6 sore

Sikat tulisanku bergerak dan bergerak sendiri akan menulis drama injak. Ketika aku melihat rasanya seperti itu akan dengan mudah melampaui 20.000 karakter....... Jika, lain kali, aku tidak berhasil pada pukul 6 sore, aku akan membaginya lebih jauh lagi dan membukanya meski antara pukul 8 sampai 9 malam, dan selesaikan kompilasi putri raja iblis sebelum hari berakhir.

Ini kan tahun baru, bahkan update dalam sekejap tidak apa-apa bukan.

Post a Comment

0 Comments