Spirit Blade Mountain Prolog

Prolog


Kawasan Sungai Biru didirikan di atas tanah tinggi, di mana gunung memotong di cakrawala. Jika seseorang bertanya di mana gunung tertinggi, penduduk setempat akan segera menunjuk ke arah tempat tertentu.

Itu adalah gunung yang tinggi berbentuk seperti bilah pedang yang menembus awan. Tinggal di gunung itu sebuah sekte yang disebut Sekte Spirit Blade. Itu adalah salah satu sekte terbesar di dunia Xiuxian, dan menduduki seluruh Kawasan Sungai Biru. Dengan demikian, gunung itu disebut "Spirit Blade Mountain". [TLN: Xiuxian (修仙) mengacu pada petani, sering dengan kekuatan supranatural]

Pada puncak Spirit Blade Mountain, seorang pria sesepuh duduk di dalam ruang bambu kecil. Rambutnya cepak dengan sebuah jepit rambut berbentuk pedang. Dia menatap cerah, langit berbintang, tangannya memegang pedang perak berkilauan. Bilah pedang itu merefleksikan cahaya bintang, dan simbol-simbol yang rumit dan misterius di bilah pedang itu mulai berputar-putar seperti air. Melakukan perjalanan ke atas dari gagang, sampai mencapai setengah ke atas pedang.

Pria sesepuh itu mengerutkan kening, merasakan firasat dari suatu peristiwa.

"Cahaya pedang berhenti di tengah, tanda bencana. Kakak senior, kau baca nasibmu sendiri?" Sebuah suara terdengar di belakangnya. Itu adalah seorang wanita bertelanjang kaki mengenakan jubah putih, menggantung sebuah labu anggur terbuat dari tanah kuning dengan tali pada pergelangan tangannya. Di tangannya yang lain, ia memegang pedang bambu hijau. Berbau anggur dan asap, ia muncul di belakang pria sesepuh yang menatap bintang-bintang.

"Adik junior kelima, ketuk dulu sebelum masuk."

"Tapi aku mengetuk sebelum meninggalkan rumahku."

"Aku membicarakan tentang pintu ini, bukan pintumu."

Sesepuh kepala mendesah, "Kenapa kau di sini?"

"Untuk meminjam uang."

"...Kalau aku ingat-ingat, kau masih berutang 20.000 spirit stone." ujar kakak senior, ekspresinya serius dan sungguh-sungguh.

Wanita itu berkata dengan suara sedih dan tersedu, "Ai, bukannya kita Sekte Spirit Blade sangat miskin. Aku, sesepuh kelima terhormat, ahli nomor dua di seluruh Sekte, cuma dapat 500 spirit stone per bulan. Siapa tahu berapa tahun 'ku akan habiskan untuk membayar utang ini. Tapi kalau kakak senior yang menjadikanku sesepuh kepala, aku bisa menggelapkan uang untuk membayar utang…"

"Adik Junior, kalau kau benar-benar ingin menjadi sesepuh kepala, maka..."

"Maka, kau akan mengundurkan diri? Wow, kakak senior, kau begitu baik!"

"Apa yang mau aku bilang, adalah bahwa kalau kau sungguh ingin menjadi sesepuh kepala, maka kau perlu untuk menyingkirkan kebiasaan buruk mabukmu, pergi ke pelatihan pintu yang tertutup selama tiga sampai lima tahun dan setidaknya di Tahap Yuanying."

Wanita berjubah putih itu berpura-pura bahwa ia tak mendengar apa-apa, "Kakak senior, pinjem uang."

"......"

"...Ngomong-ngomong, untuk siapa kau memberitahu nasib baik itu? Seseorang dengan bencana yang akan datang."

Sesepuh kepala menjawab dengan suara rendah, "Sekte Spirit Blade." Warna wajah adik junior kelima berubah, dan segera lupa tentang uang, "Mustahil?! Sekte Spirit Blade akan hancur?!"

"Bukan cuma Sekte Spirit Blade. Aku takut apa yang pedang ini arahkan adalah seluruh dunia Xiuxian. Ingat bahwa nubuat tentang Zaman Kekacauan? Ai, cahaya pedang ini rusak di sepertiga tempat, aku takut bahwa hanya ada tiga sampai lima tahun perdamaian yang tersisa di dunia Xiuxian. Tampaknya satu-satunya cara untuk menghindari ini adalah untuk memberikan satu miliar spirit stone untuk mendukung Aliansi Sepuluh Ribu Langit untuk memperbaiki lima Kapal Langit kuno."

"Ramalan Terkenal punyanya Sekte Spirit Blade adalah salah satu dari beberapa teknik meramal di seluruh dunia Xiuxian, dan kakak senior ahli yang takkan melakukan suatu kesalahan besar. Tapi, pedang Langit yang kakak senior gunakan tampaknya bukan Pedang "Tahun"."

Sesepuh kepala terkejut, "Bukan Pedang Tahun?" Dia melihat pedang lebih dekat lagi. Pada gagang bukanlah karakter "Tahun", melainkan......

Sesaat berikutnya, pria sesepuh yang diakui dan ditakuti sebagai dewa di seluruh Kawasan Sungai Biru meraung menakutkan, "Kenapa Pedang Teh? Bukankah ini berarti bahwa Zaman Kekacauan, Bencana, akan tiba dalam waktu tiga sampai lima cangkir teh?!" [TLN: cangkir teh waktu = waktu yang dibutuhkan untuk minum secangkir teh, kira-kira 1 menit].

Adik junior kelima juga menjadi terkejut; labu anggurnya jatuh ke tanah. Meski anggur emas mulai bocor, dia tak tahu atau tak peduli sama sekali.

"Kakak senior, sudah kubilang berkali-kali pakailah kacamatamu. Kau bahkan tak bisa membedakan antara "Tahun" dan "Teh" ...lupakan saja, mengingat Bencana yang akan terjadi dalam waktu beberapa cangkir teh, cepatlah mengundurkan diri dari sesepuh kepala jadi aku bisa mati dengan senyuman di wajahku."

"...Meskipun aku mati, aku takkan membiarkan Sekte Spirit Blade menderita penghinaan seperti itu."

"Aku tidak mau mati dengan gaji cuma lima ratus spirit stone per bulan! Aku 'gak bakal mati bahagia!"

Dalam waktu yang mereka habiskan dengan berdebat, saat tiga cangkir teh merayapi masa lalu.

Puncak Spirit Blade Mountain adalah tempat terdekat di Kawasan Sungai Biru sampai ke bintang-bintang. Langit berbintang malam ini sangat memesona, dan bintang-bintang tampaknya mulai berputar. Setiap bintang di langit tampak gemetar. Itu adalah pemandangan yang belum pernah muncul sebelumnya di Sembilan Kawasan.

Kakak senior dan adik junior saling memandang, hati mereka berdua penuh kejutan dan ketakutan.

Ramalan Terkenal memang tak salah. Zaman Kekacauan hendak turun ke Sembilan Kawasan. Seluruhnya di dunia Xiuxian akan tersapu.

Pada saat-saat terakhir, kakak senior membuka mulut untuk berbicara, "Adik junior, ada sesuatu yang selalu ingin kukatakan padamu, tapi aku tak pernah punya kesempatan. Hari ini, karena Bencana akan tiba..."

Suara menarik sesepuh kepala itu terkandung perasaan sungguhan. Gemetar dari tubuh stellar menjadi lebih intens.

"Aku ingin memberitahumu perasaanku yang sebenarnya."

Di saat-saat terakhir, yang bergulir dari bintang-bintang meningkat menjadi puncaknya, dan bintang-bintang bersinar dengan cahaya yang membuatnya tampak seperti siang. Sebuah meteor mirip sapu menyapu langit.

Itu adalah komet legenda, Komet Halley, yang menandakan hari berakhir. Ketika komet itu menabrak bumi, energi spiritual di langit dan di bumi akan mengering, berakhir di Zaman Kekacauan, akhir dunia Xiuxian... Puncak Spirit Blade Mountain diguncang angin besar, dan tampak seperti langit akan jatuh ke bawah.

Mata wanita berjubah putih berputar, dan dia dengan malas menunjuk pedang bambunya ke atas. Pedang bambu mengeluarkan tirai cahaya yang tampaknya menutupi seluruh langit, yang hampir seperti langit akan jatuh.

Tapi, pada akhirnya, tak ada perubahan lebih lanjut setelah itu. Setelah meteor terbang di langit yang tak terhitung jumlahnya dan tubuh bintang berhenti bergerak, semuanya menjadi damai lagi.

Adik junior kelima dengan bingung mengayunkan pedang bambu di sekitar, seolah memeriksa bila ada perubahan energi spiritual di langit dan di bumi.

"Tampaknya...tak ada yang berubah?"

Wanita itu berpaling ke sesepuh kepala untuk konfirmasi. Perkuatan kakak seniornya itu lebih tinggi daripada miliknya yang berbeda dua tahap. Meski ia takkan takut untuk melawannya, tetapi perbedaan dalam arti rohani mereka lumayan besar.

Kakak senior itu tampak sangat kecewa karena dia menjawab, "Se'nggaknya itu bukan Zaman Kekacauan."

"Oh? Ramalan Terkenal bisa salah? Meski, sangat bagus bahwa tak ada yang terjadi. Kakak senior, kenapa kau tampak begitu kecewa?"

"Tak ada alasan."

"Tak setiap hari kita menghindari Bencana, bagaimana dengan kau memotong beberapa utangku sebagai perayaan."

"......"

Setelah ancaman Bencana berlalu, kakak senior memikirkan ucapannya dengan gairah, dan mendesah panjang. Selain itu, hatinya dipenuhi dengan banyak pertanyaan.

Ramalan Terkenal bukan tak rusak, tetapi firasatnya soal Bencana benar-benar tak salah. Tampaknya bahwa Sembilan Kawasan benar-benar hanya hampir menghindari Bencana tersebut.

Menghadapi Bencana yang tiba-tiba muncul, dan menghilang bahkan lebih tiba-tiba, sesepuh kepala sangat terkejut.

Tapi, satu hal yang pasti- efeknya perlahan akan mempengaruhi dan mengubah Sembilan Kawasan.

Sesepuh kepala menatap sungai bintang, dan menghela napas. Tangannya sekali lagi memain-mainkan pedang di bawah cahaya bintang, "Dikatakan bahwa bertahan hidup dari bencana akan membawa keberuntungan di masa depan. Setelah melarikan diri dari krisis ini, itu sangat mungkin bahwa Zaman Keemasan di dunia Xiuxian akan diantar dalam... benar juga, kapan terakhir kali kita mengadakan Pertemuan Langit?

Adik junior kelima melebarkan matanya, "Pertemuan, pertemuan mentah dan segar?" Mengatakan kata-kata ini, ia hampir mulai meneteskan air liur. [TLN: kata-kata yang dikatakan oleh sesepuh kepala adalah '升仙' / Sheng Xian, yang berarti langit. Adik junior kelima menggunakan 生鲜 / Sheng Xian, berarti mentah dan segar].

Sesepuh kepala mengabaikannya, dan melakukan beberapa perhitungan dengan jemarinya, "Sudah setidaknya seratus tahun. Untuk yang berikutnya, ayo kita atur setelah dua belas tahun. Pada saat itu, setiap perubahan pasti muncul. Meski kita tak berharap terlalu banyak. Kalau kita bisa mengembalikan kemuliaan seratus tahun yang lalu, Sekte Spirit Blade akan ada harapan lagi."

Setelah mendengar tentang Sekte mengembalikan kemuliaan formal, senyum adik junior kelima segera menghilang, dan digantikan oleh menguap. Sebagai tanggapan, sesepuh kepala tertawa pahit.

"Kita kehilangan kemuliaan seratus tahun yang lalu, dan satu-satunya yang tersisa d sebelumnya Zaman Keemasan adalah sepuluh kita. Kali ini, tidak peduli apa..."

Adik junior kelima bahkan tak bisa menguap lagi, jadi dia meninggalkan setelah memberikan 'humph' dingin.

Pada saat yang sama, di bawah Spirit Blade Mountain, di sudut yang tidak diketahui dari KawasanGunung Biru, bayi dengan teriakan menusuk telah lahir.

Post a Comment

0 Comments