Hyaku ma no Shu Bab 6

BAB 6 MASA DEPANMU DALAM DUA KATA, RAJA IBLIS


Ketika Merea berumur 15 tahun, setengah dari para roh sudah menghilang.

Penyesalan mereka dimurnika seakan berbanding terbalik dengan pertumbuhan Merea.

Lebih jelasnya, setelah Merea mempelajari kemampuan khusus mereka, seakan telah melakukan tugas mereka, roh-roh heroik menghilang.

Merea merasa sedih tentang itu.

“Meskipun semuanya memanggilku untuk menjadi seorang pahlawan, mereka sudah menghilang sebelum keinginan itu terjadi. Rasanya seakan aku membunuh mereka..“

“Itu salah, Merea. Daripada itu, kau memberikan mereka kebahagiaan, lho? Toh, rantai penyesalan tak pernah berakhir mereka akhirnya terlepas. Untuk mereka yang menjalani kehidupan mereka dengan penyesalan, terpenuhi dengan sesuatu selain penyesalan mereka itu sungguh hal yang hebat.“

Flounder Crow masih tinggal di Lindholm.

Sudah 15 tahun sejak Merea menyeberangi dunia bersamaan dengan Flounder.

Itu sudah lama tapi rasanya sekejap.

“Apa penyesalanmu, Flounder?“

Merea tak bisa bertanya pada para roh tentang masing-masing penyesalan mereka sendiri.

Dia mungkin akan diberitahu tentang itu bila ia bertanya atau jadi dia berpikir, tapi ia tak ingin mereka merenungkan kenangan keras yang mereka alami.

Namun, setengah dari roh-roh heroik telah menghilang dan ia tak tahu kapan Flounder mungkin akan lenyap sendiri jadi akhirnya, Merea tak bisa mengendalikan diri lagi.

"Aku? Penyesalanku ya? Oh benar, apa lagi? Aku hanya bisa ingat beberapa kenangan masa lalu sih.“

Mendengar kata-kata itu, jantung Merea mulai berdetak.

Flounder sendiri tak ingat penyesalannya dengan jelas.

Dia lupa tentang itu.

Ini sesuatu yang tepat mengarah pada hilangnya roh.

Itu sebabnya Flounder sendiri mungkin menghilang tak lama lagi.

— atau sampai Merea menyadari.

“Jangan khawatir, sebab aku akan mengawasi Merea sampai akhir.“

“— un.“

Meskipun Merea merasa terhibur oleh kata-kata tersebut, ia juga merasa sedih pada saat yang sama.



Tubuh Merea ditempa keras oleh pertempuran mengeras para roh heroik.

Namun, Merea belum turun dari gunung suci.

Pada awalnya ia ingin turun dari gunung untuk mengintip sedikit situasi di dunia dan naik kembali, tetapi berpikir bahwa setelah kembali roh itu sendiri mungkin sudah lenyap, dan cemas dengan pikiran seperti ia tak bisa membuat dirinya untuk mendaki turun.

Dan sebagainya, Merea tak pernah punya kesempatan untuk mengukur skala kekuatannya dalam hal norma dunia ini.

Toh, tak ada manusia yang bisa naik ke gunung suci Lindholm.

Mereka yang berani mendaki gunung cukup jarang dan setelah mendaki gunung akan menjadi dirasuki oleh roh pada tingkat yang lebih rendah dari gunung ini dan kehilangan pikiran mereka, manusia tersebut akan menjadi sesuatu yang mirip dengan binatang buas.

Adapun roh, mereka tak punya substansi yang tepat atau tubuh.

Meskipun ada roh di gunung suci yang bisa menjaga tubuh sementara untuk waktu yang singkat, namun setelah menyaksikan pertumbuhan Merea, penyesalan mereka telah tumbuh lemah dan tak mampu melakukannya lagi.



Hari itu, roh heroik pertempuran paling keras, Tyrant yang memiliki tubuh besar, menghadapi Merea pada latihan terakhirnya.

Materialisasi tubuh Tyrant hanya bisa bertahan 2 menit.

Pada waktu yang singkat pertukaran antara menyerang dan bertahan, Merea mampu untuk mengalahkan Tyrant.

Satu-satunya dan pertama kali di mana Merea serius adalah selama waktu itu ketika ia mampu untuk mengalahkan Tyrant.

“— Kau sudah jadi kuat, Merea. Kau sudah jadi terlalu kuat sampai-sampai cukup menjengkelkan. Berkatmu, tubuhku menjadi lemah. — Sialan, apa yang kuinginkan lagi? Memikirkan hal itu, mungkin sudah menemukan seseorang untuk mengelak teknikku.“

Merea mampu melebihi Tyrant.

Merea yang tak pernah menang sekali pun di sparing mereka akhirnya mengalahkan Tyrant. Hari itu, dengan ekspresi puas di wajahnya, ia menepuk-nepuk kepala Merea.

“[War God Tyrant Leharl’s Iron Body] diwariskan dariku. Tubuhmu kuat. Bahkan menggunakan hal-hal seperti pedang tumpul pasti membuktikan tak jadi masalah untukmu. Kau harus dapat memahami itu sendiri. Kau yang bisa menggerakkan tubuhku lebih baik dariku adalah tanpa diragukan lagi, kuat. Bawalah nama [War God] dengan bangga. Itu akan cukup sebagai persembahanku.“

“Tyrant....“

“Jangan membuat wajah seperti itu. Intinya aku pasti ada di tubuhmu. Itu sebabnya, aku akan selalu bersama denganmu.“

“— Un“

“Walaupun jiwamu adalah dari dunia yang berbeda, kau dapat membersihkan penyesalanku, aku susah sangat melekat padamu sebagai anakku. Oleh karena itu aku akan pergi. Toh, aku telah berhenti ingin membebanimu dengan kewajiban yang aneh itu.“

Mengatakan itu, tubuh Tyrant telah berkembang lebih tipis.

Tubuh rohaninya hampir menghilang.

Tapi sebelum itu, ia meluruskan tinju di tangan kanannya.

Merea segera mendekatinya dan memukul tinjunya ke tinju Tyrant.

“Hati-hati."

“Selamat tinggal, Oyaji.“

“Haha, lumayan, disebut dengan nama itu.“

Dan kemudian roh yang lain naik lagi.



Mengambil esensi roh-roh heroik dalam pertimbangan, tubuh Merea memiliki kekuatan hidup yang aneh di dalamnya.

[War God Tyrant Leharl’s Iron Body.]

[Lord of Life, Miusel Blue’s Body of Revitalization]

[Lord of Death – Ahath Cyrath’s Heart.]

[God of Illness, Cyrile Sum’s Anti-body.]

Masih ada banyak berbagai kemampuan khusus yang dibawa.

Kemampuan khusus dari roh-roh heroik terintegrasi dengan [Roh Merea Mea dengan Dunia Lain]



Saat para roh heroik menghilang, waktu luang Merea meningkat juga.

Pada hari-hari awal, semua orang bersaing yang akan menuju Merea lebih dulu tetapi saat-saat itu telah menurun juga, waktu yang diberikan untuk latihan roh-roh itu telah menghilang dan telah berubah menjadi waktu luangnya.

Meskipun latihan itu cukup parah, karena berbagi pengetahuan roh heroik mereka dalam teknik dan informasi lain yang juga sekali dalam kesempatan waktu hidup, momen-momen itu juga sekarang berharga.

Di sisi lain, dia tak tahu apa yang harus dilakukan dengan waktu luangnya lagi.

Dia juga belajar struktur dasar dunia dari roh-roh heroik, di saat Naga Langit yang turun juga mengatakan kepadanya tentang keadaan dunia saat ini.

Namun, tak ada waktu untuk menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri.

Dan karena dia belum melihatnya, keinginan ingin melakukan hal-hal tertentu belum muncul kembali.

Dan karena itu, dengan hari-harinya terus khawatir, hari itu Merea menemukan sebuah batu misterius di sudut gunung suci.

Sebuah batu yang langka bahkan menurut cerita Naga Langit.

— [Future Stone — Fiunace] atau batunya itu disebut seperti itu.

Berpegang pada batu selama 30 menit, akan memberitahumu kemungkinan masa depanmu hanya dengan beberapa karakter.

“Ini sungguh sekedar fantasi.“

Bahkan dengan itu di pikirannya, aku tak bisa menahan diri untuk mencoba itu.

Dan Merea memutuskan untuk mengintip ke masa depannya menggunakan Future Stone.



Sudah 30 menit sejak Merea memegang [Future Stone — Fiunace] masih di tangannya.

Dan seterusnya, pada bagian luar batu, karakter sudah mulai muncul satu per satu.

◆◆◆

“Raja Iblis.“

◆◆◆

Merea kemudian memecahkan batu itu dengan menusuknya dengan tangan.

— Phew.

Dengan sensasi memotong masih di tangannya, Merea mulai menjelajahi sekelilingnya.

Bila roh-roh itu melihatnya sekarang, mereka pasti akan berkumpul di sekelilingnya.

— Meskipun para roh heroik telah membawaku untuk menjadi pahlawan, sungguh, Future Stone ini pasti rusak.

Dengan napas besar dan mendalam, detak jantungnya telah tenang sekali lagi.

Di gunung suci yang tampaknya penuh dengan suasana dingin dan angin, tiba-tiba setelah melihat di sekitarnya, ia menemukan Futur Stone lainnya dan memutuskan untuk mengujinya sekali lagi.

— Yang sebelumnya ini pasti sebuah kesalahan.

Saat ia memeluk keinginan dan keyakinannya, 30 menit telah berlalu sejak dia memegang batu lain.

“Raja Ib-“

Pecah lagi.

— Sungguh aneh. Seharusnya tidak seperti itu.

Apa yang membesarkannya adalah berbagai roh heroik berjumlah seratus.

Meskipun ia adalah seorang keberadaan mirip dengan ras pahlawan. Itu aneh.

— Akan lebih baik bila itu hanyalah "Orang normal" tetapi bila itu sebaliknya, aku akan terganggu.

— Ini percobaan terakhir. Hanya sekali lagi. Ada hal seperti "Keberuntungan ketiga kali" kan—? Meskipun, ada juga yang namanya "Apa yang terjadi dua kali akan terjadi tiga kali."

Usaha ketiga Merea telah dimulai.

"Iblis"

— Dan selesai pada saat itu.

— Bukankah tadi jadi lebih buruk!?

Ini jauh lebih buruk daripada “Raja Iblis“.

Setidaknya, aku ingin menjadi "Raja(Lord)".

(TLN: Lord bisa Raja atau Penguasa, Demon Lord seharusnya bisa jadi Penguasa Iblis, tapi dijadikan Raja Iblis karena konteks bahasa Jepang-nya Maou)

— Aku tak pernah harus memberitahu Flounder dan yang lain tentang ini.

Dan Merea mulai mengumpulkan dan menyembunyikan Future Stone yang dia hancurkan dan terpecah menjadi dua dari roh-roh lainnya.

Future Stone Fiunace, bukanlah sesuatu yang mutlak.

Pada akhirnya, itu tidak lain hanyalah “Kemungkinan Masa Depan“.

Mengingat beberapa saat dan mencoba lagi, pasti hal seperti “Penyelamat(Savior/Kyuuseisha)“ atau “Pahlawan Hebat(Great Hero/Eiyuu)“ dan hal tersebut muncul kembali di dalamnya. “Pemberani(Brave/Yuusha)“ juga baik-baik saja.

— Ini Baik-baik saja walau itu bohong, walau itu hanyalah penampilan saja. Mohon lakukan seperti itu.

Merea telah berharap.

Bagaimanapun, bila hal-hal itu berubah lebih buruk dengan roh heroik menemukan batunya dan mengatakan sesuatu seperti “Lihat, itu pasti akan mengatakan “Pahlawan Hebat“.“, dengan menghancurkannya sebelum para roh heroik melihat hasilnya, ia harus menyerang dengan kecepatan suara.

— Itu pasti akan sulit.

Aku akan mencoba ini lagi nanti jadi, kesampingkan menghancurkan semuanya, aku harus menyembunyikannya di suatu tempat.

Dan seterusnya hari itu, pada riwayat hidup di pikiran Merea, bagian hobi penuh dengan barang-barang seperti “Pertemuan Future Stone“.



Satu bulan telah berlalu sejak saat itu.

— Seharusnya itu sudah perubahan. Tidak, itu pasti berubah.

Meskipun ada kesadaran diri tergesa-gesa kecil, merasa gelisah ia tak bisa menahan diri lagi.

Berharap bahwa hasil seperti “Raja Iblis“ dan “Iblis“ dari Future Stone Fiunace telah berubah, dia memegang batu yang dia sembunyikan lagi.

30 menit telah berlalu.

Dia melepaskan genggamannya.

— Oh, kali ini gambar.

Menahan tangannya di kursi yang penuh dengan ornamen yang tampaknya berduri, itu adalah penampilan seorang pria tersenyum dengan senyum lebar.

Kursi itu tampaknya seperti singgasana.

Selain itu, itu adalah sejenis hal yang dimiliki seseorang dengan preferensi berlebihan pada hal-hal yang jahat.

Di sampingnya adalah berbagai orang menundukkan kepala mereka.

— Aneh.. Ini tampak seperti seseorang melakukan hal-hal yang jahat.

Aku ingin tahu siapa ini.. Orang ini berperilaku persis seperti Raja Iblis.

Rambut putih seperti salju dan mata merah. Upaya ini canggung untuk muncul kembali penampilan yang jahat.

— Itu jelas terlihat sepertiku, orang ini.

Pasti imajinasiku.

Namun, dengan asumsi bahwa ini memang hanya imajinasiku, aku ingin mengatakan sesuatu kepada orang di dalam gambar ini.

Kau tidak cocok untuk menjadi seorang aktor. Menilai tentang bagaimana dia membuat ekspresi itu saja, yang buruk dilakukan.

Merea menghancurkan batu lagi.

Dia terbiasa melakukan hal seperti itu.

— Menggunakan gambar itu akan sulit untuk menilai.....

Namun, masih tampilan yang bukan “pahlawan“.

Berikutnya. Mari kita lanjutkan ke yang berikutnya.

Tolong buatlah dalam karakter waktu berikutnya.

Berharap seperti itu, ia memegang batu itu lagi di tangannya.

“Raja dari para Raja Iblis.“

— Mengecewakan!! Tidak, Itu bagus, itu bagus, pasti “Raja Iblis“ dan “Penyelamat“ sudah dicampur, kan? Namun karena kata “Raja dari para Raja Iblis“ tidak benar-benar cocok, mungkin itu seharusnya menjadi sesuatu seperti “Raja Penyelamat“ atau semacam itu.

Segera setelah itu, ia memotong batu itu menjadi dua bagian.

— Kau tak mungkin mengatakan “Ah ini salah, yang ini salah~“ pada diri sendiri ketika kau telah melakukan kesalahan kan?

Karena waktu berikutnya ia mencoba lagi, itu hanya akan mengakibatkan “Raja Iblis“ dan seperti sekali lagi, Merea berhenti mengintip ke masa depan dengan begitu.

— Kalau itu sesuatu seperti “Raja dari para Raja Iblis“ lalu sisa harapan itu sangat redup.

Yosh, Yosh, bergerak maju, bergerak maju.

Dia membujuk dirinya dengan paksa.

Post a Comment

0 Comments