Hyaku ma no Shu Bab 1

BAB 01 BUNGA DUNIA LAIN YANG SANGAT INDAH


Hari yang tersisa kini berakhir.

Menggoyangkan tubuhnya, seorang malaikat pencabut nyawa datang untuk bertemu di sebuah kamar rumah sakit putih bersih dan melirik pada langit seakan linglung.

Hari itu, karena kondisinya membaik, ia diizinkan untuk pergi sekali lagi seperti itu permohonan terakhir.

Melirik pada tangan lemas yang takkan pernah membayangkan hal itu sendiri sebelumnya, ia sekali lagi berjalan-jalan di rumah sakit.

Pada awalnya ada keterikatan zaman dulu tapi setelah kau sepenuhnya siap sampai mati semuanya terasa tak berdaya.

Dengan berjalannya waktu, akhirnya kau akan menyerahkan mereka.

— Kukira itulah hidup.

Aku juga sedikit tertarik dengan apa yang ada setelah kematian.

Itulah mengapa jalan terakhir mereka izinkan aku tidaklah sangat menyedihkan.

Jadi setelah berjalan di sekitar halaman rumah sakit, aku memutuskan untuk kembali ke kamarku.

Tiba-tiba, sudah hampir waktunya.

Dalam perjalanan kembali, di sudut halaman di mana tanaman tumbuh, ada pohon yang tinggi yang berdiri dengan tenang.

Di bawah pohon itu, tanaman ungu yang belum pernah kulihat sebelumnya mendadak tumbuh pucuknya.

— Jenis tanaman apa itu?

Aku, yang tak bisa mungkin bergerak lagi dan hanya ada sedikit kesadaran yang tersisa, berpikir bahwa akan baik-baik saja untuk tahu sedikit lebih banyak akan dunia ini. Bahkan dalam ingatanku sebagai seseorang yang pernah membaca buku hewan dan referensi tanaman saat dulu, tak ingat informasi mengenai tanaman itu.

Meski mungkin saja aku tak tahu tanaman itu, mau tak mau aku menjadi penasaran akan tanaman itu, dan meminta perawat yang menemani untuk mengambil tanaman itu ke kamarku.

Perawat muda itu mengatakan “Yang mana?“ Dan memiringkan kepalanya, akunya yang jadi repot, meraup itu dan meletakkannya ke dalam botol yang diisi dengan tanah.

Setelah itu, aku menghabiskan hari-hariku mengawasi tanaman yang tumbuh cepat dengan berbeda denganku yang hampir meninggal.





Sudah lima hari sejak saat itu.

— Malaikat pencabut nyawa berdiri di depan kamar rumah sakit.

Itu adalah malaikat pencabut nyawa dengan paras cantik.

“Apa kau sudah selesai, belum?“

Dengan senyum lembut, malaikat pencabut nyawa bertanya. Datang ke sebelahku sendiri, malaikat pencabut nyawa itu lumayan berbakti.

“Aku sudah baik-baik saja.“

Malaikat pencabut nyawa itu sendiri bukanlah seseorang yang akan menunggu dan menunggu selamanya, tapi jujur, aku punya sedikit penyesalan.

Kalau setidaknya itu saja, aku bisa melihat bunga mekar di tanaman itu......

Tanaman ungu lemah itu tampaknya akan mekar, sudah mulai tumbuh kuncup bunga.

Aku menghadapi kesulitan mengambilnya, karena itu tanaman yang aku tumbuhkan, bahkan di saat-saat terakhirku, aku ingin melihat mekarnya bunga itu.

“Jangan khawatir. Bunga itu akan mekar sekarang. Sebentar lagi, sekitar 10 detik lagi.“

Seakan bisa mengetahui pikiranku, malaikat pencabut nyawa itu mengucapkan kata-kata tersebut dengan senyum di wajahnya.

Sebelum aku tahu, malaikat pencabut nyawa itu sudah berjalan ke sebelahku. Dia benar-benar memiliki paras yang cantik, itu adalah tampilan cantik yang tampaknya tak bergender.

Datang ke arah tabung, malaikat pencabut nyawa itu mengulurkan tangannya.

“Ketika bunganya mekar, itu akan menjadi awal dari keberangkatanmu.“

Malaikat pencabut nyawa itu membelai kuncup bunga yang tampaknya penuh dengan kasih sayang. Setelah itu, melirik kearahku, malaikat pencabut nyawa itu memancarkan senyum dengan cara yang sama.

“Aku mengerti. Selama aku bisa melihat bunga itu, itu baik-baik saja untukku.“

“Baiklah, mari kita mengawasi tanaman ini sama-sama dan menunggu.“

Kemudian setelah itu, hanya keheningan memenuhi kamar.

Jarum jam menyatakan waktu.

Di tengah itu, sementara tubuh yang berat telah perlahan-lahan mulai terasa ringan, seperti sinar mentari menyilaukan memasuki sudut pandang mataku, — akhirnya waktunya telah tiba.

Kuncup bunga mulai gemetar dan bergoyang. Akankah mekar atau tidak? Bahkan kekhawatiranku telah mulai bergoyang kesana-kemari.

— Ayo

— Akhirnya, tunjukkan bungamu.

Lalu,

Bunga—

“—mekar.“

Itu sangat indah, dan memberikan cahaya samar—

Betapa....indahnya—





-

Post a Comment

0 Comments