Hyaku ma no Shu 20

20 Tentu, itu Kelihatan Seperti Sayap

Merea, seperti petir, menggunakan kecepatannya untuk bergerak cepat dan menimbun kerusakan dan memimpin Korps Praktisi Mūzeg menuju kehancuran.

Tidak ada lagi orang di tempat itu yang meragukan kekuatan Merea, atau lebih tepatnya, mereka bahkan kagum.

「... apa-apaan itu!?」

Sang 〈Kaisar Tinju〉 yang bertarung bersama Merea, mendadak menyadari sesuatu.
Karena hanya ada beberapa praktisi Mūzeg yang tersisa, sang 〈Kaisar Tinju〉 mengalihkan pandangannya ke arah gunung suci Lidholm dan melihat 『Kapal Emas』 meluncur menuruni lereng gunung.

Itu adalah kapal emas yang sangat aneh yang meluncur menuruni lereng dengan suara renyah dan tepat di depan kapal, seolah berada di depan kapal, jalur es terus terbentuk. Agak mudah untuk menebak bahwa itu dibuat dengan menggunakan teknik, dia tidak tahu siapa yang melakukannya ...

「Apa si kembar itu!?」

Dia pun menyadari.

Dari salah satu tempat seperti jendela di kapal, dia bisa melihat dua gadis dengan senyum lebar di wajah mereka, kelihatannya mereka bersenang-senang.

Mereka mengulurkan tangan mereka di tanah dan dari tangan-tangan itu, dia bisa melihat pola-pola teknik yang dipanggil dan itu tampaknya bagaimana mereka membuat jalan es.

Bersamaan dengan itu, dari jendela lain kapal emas, dia bisa melihat wajah seorang lelaki juga, itu adalah sang 〈Raja Alkimia〉 Shaw.

Meskipun dia telah menyuruhnya mempersiapkan alat untuk melarikan diri tapi dia tidak pernah menduga itu akan menjadi metode yang aneh.

Itu rencana yang mengerikan ...

「 Baiklah ~, semuanya naik! ――Cuma 3 koin emas per orang!!」

「Kau akan melakukan bisnis dalam situasi ini!?」

Itu juga cara yang mengerikan dalam melakukan sesuatu ...

Dia memang si mata duitan.

「Aku akan menaruhnya di tagihanmu!」

「Ini terlalu mahal!!」

「Dalam hal ini, silakan dibunuh oleh pasukan Mūzeg di kaki gunung atau oleh fanatik dari berbagai negara di Saisalis!」

「Kita pasti naik!!」

Setelah mendengar itu, sang 〈Kaisar Tinju〉 meraih tangan Raja-Raja Iblis di sekitarnya dan mulai berlari. Salah satu tangan yang dia pegang adalah 〈Kaisar Api〉 Lilium.

「Eh?! Tu, apa yang kau lakukan tiba-tiba?!」

「Kau tidak mau mati, kan? !Ini adalah kesempatan bagus untuk lari dari gunung suci, naik ke kapal itu!」

Mengatakan hal tersebut, tanpa menunggu balasan, dia menarik tangan gadis itu serta tangan Raja Iblis lainnya yang dia tarik dengan tangannya yang lain.

Begitu kapal emas mendekati medan perang, itu mulai melambat. Penciptaan jalur es berhenti dan kapal emas mulai mengeluarkan suara kisi-kisi saat bersentuhan dengan kerikil.

「Aku mohon padamu, pembantu-san! Pastikan untuk menangkap ini dengan benar!」

Sang 〈Kaisar Tinju〉 meneriakan itu dan pada saat yang sama, dia melemparkan kedua orang itu ke sisi tubuhnya.

Dari jendela lain dari kapal emas, pembantu itu memberi isyarat dengan kedua tangan seolah-olah mengatakan, 「Cepat lemparkan mereka」.

Selama waktu mereka menciptakan batu nisan itu, dia sadar betul bahwa kekuatan pembantu itu berbeda dari dunia ini dan memikirkan tentang waktu kapal itu dapat tinggal di tempat itu, dia menyadari bahwa mereka harus cepat.

Karena dia telah dengan hati-hati mengarahkan sebelum dia melemparkannya, Marisa mampu menangkap mereka dengan terampil dan dia dengan cepat menarik mereka ke dalam kapal.

Sang 〈Kaisar Tinju〉 sudah siap untuk dimarahi oleh dua orang yang pada dasarnya diperlakukan seperti benda, meskipun dia tahu bahwa itu adalah cara terbaik yang bisa dia tangani dalam situasi itu.

Setelah itu, dia berkeliling untuk mengambil dan melemparkan berbagai orang lain, yang berada di dekatnya, ke kapal emas dan akhirnya, dia sendiri naik ke kapal.

Sebagian besar Raja Iblis lainnya sepertinya menuju kapal emas. Seolah-olah untuk mendorong orang-orang itu, sang 〈Kaisar Tinju〉 berteriak sekali lagi.

「Kalau kalian ingin kabur, datanglah kemari! Sebenarnya, datanglah kemari! Untuk satu alasan kalian ingin hidup, itu sebabnya kalian mendaki gunung suci, kan?!」

Seakan menjawab teriakan itu, para Raja Iblis berlari menuju kapal emas, melaju.

Sang 〈Kaisar Tinju〉 lalu mengalihkan tatapannya dan memanggil pria berambut putih, yang mana penyelamat mereka.

「Kau juga! Merea!! Kau bilang kau belum pernah turun dari gunung suci tapi sekarang adalah kesempatan! Ikutlah dengan kami!」

Dia mengatakannya dengan kekuatan paling besar. Itu hanya menunjukkan betapa dia peduli pada Merea.

Merea teramat kuat, dari beberapa menit terakhir dia mengerti itu. Bahkan bisa dikatakan bahwa dia dipaksa untuk menyadari hal itu.

Tapi, masih ada banyak musuh. Dalam beberapa saat, mereka akan dikepung oleh kekuatan utama pasukan Mūzeg serta negara-negara lain yang mengejar sisa para Raja Iblis.

Seakan ditarik oleh takdir, berbagai Raja Iblis datang dari berbagai arah dan mereka semua mendaki gunung suci. Tapi, karena itu, tempat itu kini dikelilingi oleh berbagai kekuatan.

Belum ada bukti, bahwa Merea sebenarnya adalah Raja Iblis, tapi ada situasi dengan Funas (Batu Masa Depan) juga.

Diatas segalanya,

――Dengan begitu banyak kekuatan, negara-negara itu tidak akan pernah meninggalkannya sendirian.

Apakah itu Negara Mūzeg atau negara-negara Saisalis.

Karena mereka semua memiliki keinginan untuk merebut kekuatan dan menyalahgunakannya, mereka mengejar para Raja Iblis.

Jadi mereka pasti takkan meninggalkannya.

Setelah mereka menjauh dari gunung suci, tidak masalah meskipun dia tidak tinggal bersama mereka tapi untuk saat ini, dia benar-benar ingin menyelamatkan Merea.

Karena itulah, sang 〈Kaisar Tinju〉 terus memanggilnya, tidak peduli berapa kali.

「Ikutlah dengan kami!! Naik ke kapal!!」

Para Raja Iblis terus melompat ke kapal emas milik sang 〈Raja Alkimia〉Shaw, satu demi satu.

Satu-satunya yang tersisa adalah yang bertarung di garis depan, Merea dan di sebelahnya, 〈Kaisar Pedang〉 Elma.

Namun, tiba-tiba, sang 〈Kaisar Tinju〉 mendengar suara yang tidak menyenangkan. Suara itu terdengar dari arah berlawanan ke tempat Merea dan Elma berada.

Itu persis diagonal di belakang kapal.

「Di sana mereka!! Kejar mereka!!」

Itu adalah suara yang dia dengar.

――Mereka sudah dekat...!

Dan suara-suara yang menjawab itu,

——Sampah! Mereka terlalu banyak!

Memiliki pemikiran seperti itu, sang 〈Kaisar Tinju〉 dengan cepat pergi ke jendela lain dan melihat keluar.

「... Sialan!」

Zirah hitam, zirah hitam, zirah hitam.

Itu adalah warna hitam militer pasukan Mūzeg.

Mereka bisa melihat bahwa itu adalah divisi infanteri pasukan Mūzeg, yang terbungkus dalam hitam tidak menyenangkan yang membuatnya tampak akan naik darah.

Hanya satu pandangan saja sudah cukup untuk mengatakan itu, tak seperti korps praktisi sebelumnya, kini jumlah tentaranya terlalu banyak.

「Kembar! Percepat sekarang! Segera!!」

Sang 〈Kaisar Tinju〉 memukul tinjunya ke tepi jendela dan dengan tidak sabar memerintahkan si kembar.

Dua tentara telah terpisah dari pasukan mencoba mendekati kapal emas dengan kecepatan tinggi.

Sang 〈Kaisar Tinju〉 secara refleks menghabisi dua tentara itu tetapi mereka segera digantikan oleh lebih banyak tentara.

Mereka tidak bisa mengurangi kecepatan lagi. Para tentara itu bukan musuh yang bisa mereka lawan.

――Kita harus keluar dari sini dalam satu dorongan.

Para Raja Iblis lainnya mulai mencegat para tentara yang semakin dekat dengan kapal. Sang 〈Kaisar Tinju〉 meninggalkan para tentara ke para Raja Iblis lainnya dan segera kembali ke sisi dimana Merea dan Elma bertempur.

Merea dan Elma baru saja selesai menghabisi tentara terakhir saat mereka berkata.

――Tepat waktu!

Kapal emas itu terus berakselerasi.

Jika berjalan lebih cepat dari ini, maka tidak masalah kalaupun dia menunjukkan kecepatan petir, Merea mungkin tidak dapat mengejar kapal.

Itu adalah, bagaimanapun, turunan tanpa jalan yang tepat menuju ke bawah.

Dibandingkan dengan kapal yang dapat meluncur dengan mudah, dengan kecepatan tinggi, hampir mustahil untuk menuruni lereng karena tidak ada pijakan yang layak.

Sambil memikirkan itu, Merea berbalik. Pupil merahnya menatap tepat ke arahnya.

「Ayo!!」

Dia berteriak untuk terakhir kalinya.

——Dia memperhatikan.

Merea bergerak.

Dia berbalik untuk terakhir kalinya, memastikan bahwa tidak ada tentara korps praktisi yang ada di sana dan kemudian dengan cepat meraih tangan sang 〈Kaisar Pedang〉 Elma, membungkus petir putih di sekitar mereka dan berlari menuju kapal emas dengan kecepatan penuh .

「Uwaa」

Suara terkejut Elma bisa terdengar samar.

Kapal emas mulai sangat condong saat melaju mendadak. Kapal emas itu jatuh di jalan es.

Merea berlari dengan kecepatan yang menakutkan dan mencapai di samping kapal emas yang melaju dan sambil berlari, dia mengangkat Elma.

Sang 〈Kaisar Tinju〉 dengan cepat menangkapnya dan menariknya ke kapal.

Selanjutnya Merea,

「Pegang tanganmu!」

Merea mengangkat tangannya.

Kapal emas itu meluncur ke bawah dengan kecepatan yang aneh.

Sementara Merea berlari sejajar dengan kapal, itu agak berisiko.

「!! Oi!!」

Merea akhirnya tersandung sesuatu.

Ada alasan bagus untuk itu, mereka turun di lereng yang aneh.

Di atas itu, dia membungkus dirinya sendiri dengan petir dan menggunakan itu untuk mempercepat.

Fakta bahwa ia berhasil mencapai sejauh itu, menuruni gunung sambil berpegangan pada Elma sendiri merupakan suatu keajaiban.

Pada saat itu, sang 〈Kaisar Tinju〉 mengira saat itu sebagai kesalahan terbesar yang terjadi selama pelarian ini.

◆◆◆

Kapal itu semakin cepat.

Merea terhenti.

Sulit untuk berpikir bahwa dia bisa berhasil.

Sang 〈Kaisar Tinju〉 khawatir soal Merea layaknya dia khawatir dirinya sendiri dan akhirnya merasa sangat tidak sabar. Karena itu, situasi di depannya sepertinya sedang berkembang dengan kecepatan yang sangat lambat.

Itu sungguh gerakan lambat yang menjengkelkan.

Sambil terjatuh ke depan, Merea memperbaiki posturnya dengan kecepatan dan kemampuan menakjubkan.

Meskipun, karena lereng tajam dari sisi gunung bersama dengan cara dia jatuh ke depan, sepertinya dia telah jatuh ke tanah.

Kaki kanan Merea digunakan untuk memperbaiki posturnya, meninggalkan sebuah kawah di tanah.
Kekuatan kaki yang misterius.

Kekuatan melangkah yang hebat.

Terlebih, dia mulai mempercepat lagi, bagaimanapun,

――Dia semakin menjauh.

Sosok Merea semakin kecil.

Perlahan, bertahap, mantap.

Mengulur satu momen itu telah membuka celah besar di antara mereka.

Sang 〈Kaisar Tinju〉 , sementara merasa tidak sabar, berbalik ke arah si kembar.

「Oi! Bisakah kalian pelan?!」

「Ga, gak bisa!」 「Lerengnya terlalu curam!」

Seperti yang dikatakan si kembar, kapal emas itu sepertinya akan terus bergerak meskipun mereka berhenti membuat jalur es. Begitulah lereng curam itu.

Ditambah dengan kecepatan yang sudah diambil karena jalur es, ini bukan lagi situasi di mana itu akan berhenti hanya karena mereka berhenti menciptakan es.

Sang 〈Kaisar Tinju〉 merasakan sedikit keputusasaan dan sekali lagi berbalik ke arah Merea.

Segera setelah dia melakukan itu, dia memiliki perasaan aneh ketika dia melihat sosok Merea yang jauh.

"Apa itu…?"

Meskipun sosoknya tampak kecil tetapi di punggungnya, rasanya dia bisa melihat sayap putih besar tumbuh.

Itu seperti angin bergelombang di sekelilingnya dan memberinya wujud yang sangat menakjubkan tapi itu sungguh mirip sayap.

Post a Comment

0 Comments