Seven Lifetimes

Tujuh Masa Kehidupan


0



Awal mula itu apa rasanya?

Tidak ingat sama sekali.



1



Kehidupan Pertama



Pada zaman dahulu, di suatu tempat itu adalah hutan lebat, tinggallah suatu dandelion kecil yang hidupnya damai.

Setiap hari, ia meminum embun pagi, menikmati sinar mentari di siang hari, bermandikan mentari terbenam ketika sore hari, dan tidur di malam yang tenang.

Hidup ini membosankan, dan kebosanan ini sementara saja.

Tapi suatu hari, ada ledakan angin mendadak, sangat tertarik dengan tubuh kurus dan fleksibel dandelion, dia(pria) [si angin] tak tahan dan buru-buru terbang ke atas, berputar-putar di sekitarnya satu putaran dan kemudian yang lain (berputar).

Angin itu tak punya niat jahat, hanya tertarik. Tetapi, ia tak tahu bagaimana dandelion rapuh dan indah itu ketakutan akan hembusan kuat angin itu bertiup.

Setelah berjuang tanpa daya, dandelion itu akhirnya tersebar oleh angin.

Melihat bagian tubuhnya terbang oleh angin, dandelion itu tertekan dan marah.

Angin, hanya untuk memuaskan rasa ingin tahumu, kau menyebarkan tubuhku. Kehidupan ini, aku hanya bisa menahan [tidak puas] diriku ini selagi menyebar; tetapi kehidupan berikutnya, aku akan datang mencarimu dan memintamu untuk membayar semua ini.

Angin itu menyalahkan dirinya sendiri, dan kemudian merasa menyesal. Ia menatap langit dan berteriak, dewa, hamba bersedia untuk menderita hukuman di kehidupan berikutnya untuk menebus kesalahan hamba akan hidup ini.



2



Kehidupan kedua



Berapa lama sudah berlalu? Seharusnya sudah reinkarnasi.



Di bawah pohon seratus tahun adalah tempat tumbuhnya jamur besar. Hari ini, tetapi, setengah dari tubuh jamur ini hilang, itu hasil dari gigitan kelinci betina yang hidup di lubang rongga pohon.

Tersisa di dalam lubang rongga pohon adalah kelinci jantan kesepian; mereka dulunya pasangan yang penuh cinta.

Untuk suatu alasan yang tidak dapat dikatakan, saat kelinci jantan itu melihat jamur di depan lubang setiap kali, selalu ada rasa bersalah muncul ke permukaan dalam hatinya. Jadi dia tidak memakannya, tidak membiarkan istrinya makan, bahkan ketika mendapatkan serangan kelaparan yang berbeda.

Tetapi, karena rasa laparnya, kelinci betina itu kehilangan pikirannya dalam kepanikan, mengambil keuntungan dari kelinci jantan yang tak berada di sana, segera sedikitnya itu setengah dari jamur ini.

Tetapi, jamur itu sungguh beracun. Ketika si kelinci jantan pulang, istrinya sudah tak berdaya dan tak bisa menunggunya.

Kelinci jantan itu sangat sedih, dan bertanya pada jamur setengah tubuh itu, jamur, kenapa kau meracuni istriku tercinta?

Jamur itu menggetarkan tubuhnya yang dimutilasi untuk menanggapi kelinci jantan itu bahwa bila istrimu tak makan aku, semuanya akan baik-baik saja. Tapi dia kebetulan memakanku dari waktu ke waktu. Kau hanya menyalahkan aku untuk meracuni orang yang kau cintai, tetapi kau tak tahu melalui ini ia telah meninggalkan setengah dari tubuhku cacat, bagaimana aku akan terus hidup?

Tapi, kau meracuni istriku. Benci si kelinci jantan.

Jamur itu mencibir. Kau mungkin tak ingat bahwa dalam kehidupan masa lalu kau berutang padaku. Kehidupan ini tubuhku membawa racun, yang dipilih untuk terlahir kembali di depan rumahmu, tetapi ingin mengambil hidupku, menuntut utang kehidupan masa lalu kau berutang padaku. Siapa yang bisa berharap bahwa kehidupanku mengambil hidup istrimu.

Kelinci jantan itu mengingat kehidupan sebelumnya. Melihat tubuh kaku istrinya, ia menggigit giginya untuk mencegah air mata mengalir, berkata pada jamur hancur itu bahwa aku berutang padamu di kehidupan masa lalu; kehidupan ini diracuni olehmu. Tapi kau meracuni istriku. Aku akan memakanmu sampai tak bersisa, dan setelah aku mati aku akan membayar semua utang kehidupan masa lalu; tunggu sampai kehidupan berikutnya, penagih utangnya ialah aku, aku akan membuatmu membayar kebencian akan dirimu membunuh istriku.

Berabad-abad di bawah pohon, jamur itu sudah tak ada lagi. Bertahun-tahun tergeletak mati di bawah pohon masih di sana, mayat dua kelinci dingin dan kaku.



3



Kehidupan Ketiga



Ramai, hari apa hari ini?

Ternyata itu sepasang kekasih dalam sebuah upacara pernikahan.



Sudah membungkuk ke langit dan bumi, membungkuk kepada leluhur, ketika pengantin wanita datang ke ruang pernikahan, mempelai pria telah tergeletak di tanah dengan lemah.

Tidak memahami bagaimana situasinya itu, pengantin wanita itu telah menjadi janda.

Bagaimanapun juga, si wanita masih muda, meskipun sangat mencintai suaminya saat dia masih hidup, dan mengingatnya sepanjang waktu setelah kematiannya, si wanita tidak bisa bertahan hidup dari tahun-tahun kesepian, terpikat oleh cinta yang lain.

Tetapi, dunia ini tidak dapat mentolerir seperti: orang yang dia cintai adalah adik suaminya, adik iparnya.

Dalam kebahagiaan dan panik, si wanita dan si pria ketahuan. Tetapi, si wanita saja yang dihukum.

Si pria mengatakan bahwa kakak ipar merayunya meskipun ia menolak akan godaan seks.

Sehingga dia dicela oleh seribu, ratusan orang mencerca/meludah dan memaki.

Orang-orang merasa sulit untuk memahami, bermartabat dan berbudi luhur, bukankah itu apa yang dulunya menggambarkan dirinya? Mengapa dia melakukan hal kotor?

Si wanita juga bingung. Tidak mengerti bekas hari-hari perasaan lembut kini telah menjadi permusuhan.

Semua orang mengatakan untuk tidak membiarkan si wanita hidup lebih lama, terlalu memalukan.

Si pria mengirim anggur beracun secara pribadi padanya.

Si wanita mengatakan, biarkan aku mati dengan cara yang bersih.

Si pria tertawa dengan sinis. Membunuh kakakku, merayu kakak ipar, ketika kalian berdua pergi ke Barat [mati], aku akan mengontrol kekayaan keluarga.

Si wanita tertawa, dingin sedih/jengkel. Lalu cinta yang kaumiliki untukku juga palsu?

Tentu saja. Dia tidak susah/pelit mengatakan yang sebenarnya.

Si wanita mengangkat kepalanya untuk minum anggur beracun di dalam cangkir. Darah di sudut mulutnya keluar.

Si wanita mengatakan, aku tak menyesal mencintaimu di hidup ini, mungkin di hidupku sebelumnya aku telah berutang padamu, jadi aku tersenyum dan minum anggur ini; Namun, kau telah meninggalkan ketulusanku, kehidupan berikutnya, aku pasti akan membalas dendam.

Ketika si wanita itu jatuh matanya tidak tertutup. Dia ingin melihat secara dekat orang di depannya, meskipun ada perubahan penampilan di kehidupan berikutnya, [si wanita] akan mengenali jiwanya.



4.



Kehidupan Keempat



Bajak laut merajalela, para pejabat pemerintah tak berdaya.

Dia adalah seorang putri perwira, melek huruf dan militer sempurna, cantik dan seni yang tak tertandingi.



Pejabat itu mengatakan kepada perwira, menaikkan/mempekerjakan kau untuk alasan apa, bahkan tak bisa menyelesaikan [tugas] menundukkan bajak laut. Batas waktunya bulan Maret, bila kau tak bisa menyelesaikan kasus/penyelidikan, kau akan diberhentikan dari jabatanmu dan akan kembali dengan keluarga untuk menerima hukuman mati.

Putri perwira itu mengatakan kepada ayahnya, biarkan aku menyusup jadi bajak laut, pasti akan ada pertarungan, lebih baik daripada membiarkan mati keluarga kami.

Perwira itu tidak tahan, tetapi juga tidak punya pilihan dan mengangguk.

Putri perwira itu menyusup ke kelompok-kelompok bajak laut.

Pemimpin bajak laut muda dan gagah berani, kalau saja pemimpin itu mau mengikuti jalan yang benar, putri perwira itu akan menggambarkan pemimpin itu sebagai berbudi luhur dan anggun.

Pemimpin itu diperlakukan dengan sangat baik. Dia mengerti seberapa baik itu, bagaimanapun juga, itu berbeda dari seorang putri yang dimanjakan lemah dengan pengetahuan yang dangkal yang menghabiskan hari-harinya di dalam kamar wanita.

Semakin banyak kasih sayang untuknya tumbuh. Hati perlahan goyah antara dua batas, tapi pikiran identitasnya, pikiran kehidupan keluarganya, tidak bisa membantu membuat keberaniannya menderita.

Akhirnya, di bawah hati dikompresi/konflik, [si wanita] mengungkapkan pemimpin itu.

Pejabat pemerintah berhasil mengelilingi dan membasmi bajak laut. Para pejabat tertawa, tapi orang-orang biasa menangis.

Orang-orang berkata padanya, kau seorang wanita bencana, mengapa begitu mengerikan; bajak laut adalah pahlawan tanpa tanda jasa, dan pejabat adalah orang-orang korup. Orang-orang jahat membunuh orang-orang baik, apakah ada angit yang cerah [keadilan] di dunia manusia ini?

Dia menyadari lalu itu adalah kesalahannya sendiri.

Sebelum pemimpin itu dipenggal, matanya penuh dengan air mata, putri perwira itu pergi menemuinya. Putri perwira itu menangis, pemimpin itu tertawa.

Pemimpin itu mengatakan, sepanjang hidupku aku berhati-hati, sekali emosional, mataku juga menjadi kabur, tak bisa melihat maksud buruk milikmu. Hidup ini aku mati karenamu, pasti dalam kehidupan masa lalu aku berutang padamu, aku takkan membenci; Meskipun demikian, kau membahayakan sejumlah banyak dari saudara-saudaraku yang tak bersalah, aku harus membenci. Kehidupan ini ditakdirkan; kehidupan selanjutnya mari kita membayar kebencian ini bersama-sama?

Dia mengangguk. Aku berutang di kehidupan ini, kehidupan berikutnya aku bersedia untuk membayar.

Pemimpin itu dipenggal; putri perwira itu akhirnya meninggal karena kesedihan.



5



Kehidupan Kelima



Sejak muda si wanita itu buta pada kedua matanya, tapi rupa dan temperamennya bagus, karakternya adalah kelas pertama.

Ketika berusia enam belas tahun, orang tuanya mencari seorang suami untuknya. Seorang pria tampan berbakat, karena hanya untuk situasi yang memburuk memasuki rumah tangga sebagai menantu [karena kebuntuan; idiom].



Si wanita dan si pria memperlakukan satu sama lain sebagai tamu terhormat [idiom] (saling menghargai); juga ada kasih sayang yang penuh cinta selama lebih dari dua tahun.

Tepat dua tahun kemudian, kebakaran merajalela, saat itu si wanita tak ada. Meskipun dia buta, dia diselamatkan, tetapi orang tuanya tewas dalam api.

Ketika dia bingung, untungnya cinta dan peduli perlahan mengangkat jiwanya.

Si pria membawanya pulang, tempat kelahirannya.

Si wanita tidak bisa melihat dan tidak familiar dengan area tersebut, ketika meraba-raba melalui suara suaminya terdengar.

Si pria menyembah orang tuanya. Ia mengatakan, ayah dan ibu, balas dendam telah tercapai, orang-orang yang telah membingkai kita, aku mengatur api yang membakar mereka; tapi putri mereka, kumohon ayah dan ibu memaafkannya, caraku memperlakukan dia sangat tulus, jujur aku tak mampu untuk melenyapkannya. Dia adalah wanita yang baik, hal-hal yang orang tuanya telah lakukan, dia tak tahu. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengannya.

Dia bergegas masuk, marah dan sedih.

Dia mengatakan, aku selalu merasa mataku adalah penyebab dosa seseorang, dewa hukum hamba; dengarlah itu benar-benar orang tua hamba yang melakukan sesuatu yang salah. Tetapi, seluruh hidup ini aku telah hidup dalam kegelapan dan sudah ada hukuman, kenapa kau tak melepaskan kebencian dan membunuh orang tuaku? Kau adalah suamiku, apa yang kau ingin aku lakukan?

Tubuhnya ternyata lemah dan jatuh. Si pria menyadari denyut nadi si wanita lemah seperti lilin yang melembek, dan hatinya menjadi gelisah.

Dia menangis dengan tragis dan berkata, mungkin aku telah berutang padamu di kehidupan masa lalu, kehidupan ini kau datang untuk menuntut utangku. Tapi kau mengasihani aku mencintaiku dan tak bisa melenyapkan aku, hanya bisa mencapai [balas dendam] dengan orang yang kucintai.

Bagaimana aku bisa membawa diriku untuk membenci dan menyalahkanmu? Tetapi, kau tak menyakitiku, tapi orang tuaku. Kehidupan selanjutnya, maukah kau ceritakan apa yang harus dilakukan, membuatku membayar utang?

Air mata mengalir di matanya. Aku berutang padamu; kehidupan selanjutnya, bila kau tak tahan untuk membuatku membayar, maka, biarkan aku datang membayar kembali padamu.

Matanya menutup karena kelelahan, sehingga mengakhiri keterlibatan konstan kehidupan ini.



6



Kehidupan Keenam



Tahun itu di Festival Lentera Pertengahan Musim Gugur, si wanita dan si pria tak sengaja datang bersama-sama/saling memukul di tengah-tengah kerumunan.



Ketika berdiri tatap muka, waktu terhenti, seolah-olah setiap saat otak mereka telah melalui tahun-tahun kenangan, suatu perasaan tak terlukiskan dan keakraban dalam.

Tetapi, si pria tak pernah melihatnya, dan si wanita tak pernah melihatnya sebelumnya.

Seakan sihir memikat, dan hatinya, mengalahkan irama yang sama.

Kemudian orang banyak memecahkan mereka.

Sebelum setiap gambar perlahan-lahan menghilang, mata si pria dan si wanita, dari awal sampai akhir masih saling menatap, dalam hati mereka telah dicantumkan setiap wajah lainnya.

Kemudian, si pria dan si wanita menyadari, mereka ternyata anak-anak dari dua keluarga dengan riwayat perseteruan.

Setiap orang menyesalkan dunia menggoda mereka, tapi tidak bisa menahan cinta yang tersembunyi dalam hati untuk orang lain.

Diam-diam bertemu, diam-diam menikmati/menyenangkan, dan akhirnya menyadari.

Kedua istri murka; bagaimana kita bisa mentolerir anak-anak kita untuk tindakan keterlaluan begitu? Dua orang dihukum sesuai dengan aturan keluarga, hubungan antara dua keluarga tumbuh lebih buruk lagi, anakmu tak sopan dan merayu anakku.

Tak peduli berapa banyak luka pada kulit, meskipun bagaimana dua keluarga melarang dengan agresif, dua hati muda sejalan bersama-sama [di sepanjang tempat yang sama].

Si pria menderita kesulitan yang tak terhitung (idiom) untuk membuat pelayan yang terpercaya menyampaikan kata-kata pada si wanita, katanya, maukah kau kabur denganku, menyerahkan segalanya; si wanita memiliki seribu cara, seratus rencana (idiom) untuk menjawab si pria, katanya, aku akan kabur denganmu; memilikimu, aku akan memiliki segalanya.

Tetapi, hasilnya tidak sebagus penerawangan indah si pria dan si wanita.

Ketika si wanita akhirnya mencoba berkali-kali untuk kabur dari rumahnya berhasil [memeras otak untuk skemanya (idiom)], bergegas ke tempat yang ditunjuk, tapi si pria tidak muncul, hanya ada pelayannya.

Pelayan itu mengatakan, Nona ketika Anda mendengarnya jangan terlalu sedih. Kepala keluarga meminta tuan bila kini aku akan memberikan seluruh bisnis keluarga, tapi kondisi ini tak ada kontak dengan wanita itu, dan segera menikahi sepupumu, apakah kau bersedia? Saya tak tahu bagaimana jawaban tuan muda, hanya mendengarkan instruksi untuk datang dan menyampaikan kata-kata tersebut untuk Anda, saya minta maaf, beliau tidak bisa datang.

Hatinya langsung hancur menjadi sepuluh juta keping.

Dengan mati rasa saat ia pulang ke rumah, tanpa perlawanan dari para tetua, dia setuju untuk menikah.

Pada hari pernikahan, pelayannya membawa cedera tubuh berdarah, dipukul dan dikejar, tapi berani dan bergegas ke ruang depan tanpa memikirkan keselamatan pribadi. Pelayan itu berteriak, Nona, jangan menikah!

Dia melindungi dirinya: bicaralah, apa yang dia katakan, kau bisa berbicara perlahan.

Semua orang takut untuk maju. Mereka dapat memahami/melihat bahwa di telapak tangannya menyembunyikan jarum yang sudah siap, tapi arah, itu menunjuk ke pengantin pria lemah.

Pelayan itu pertama-tama menitikkan air mata, dan kemudian mulai berbicara.

Nona, apa yang saya katakan saat itu hanyalah setengah dari apa yang saya dengar; setelah pulang, saya menyadari situasinya bukan bagaimana saya melihatnya.



Saya tak tahu pada hari itu kepala keluarga juga meletakkan secangkir anggur beracun di depan tuan. Kepala keluarga itu kemudian meminta tuan untuk berbicara, tuan tak menjawab sepatah kata pun, hanya meminum anggur beracun dengan diam, dan kemudian memerintahkan saya yang berada di luar ruangan untuk berbicara dengan Anda, Nona aku benar-benar menyesal, aku [si pria] tidak bisa datang.

Saya segera menyerahkan kata-kata tersebut untuk Anda, Nona; jadi ketika saya pulang, tubuh tuan muda ini telah menjadi dingin.

Setiap hari saya ingin memberitahu Anda kebenarannya, Nona, tapi tempat ini, pertahanan di sini terlalu ketat.

Nona, hari ini saya bergegas sangat mempertaruhkan hidup saya, hanya ingin memberitahu Anda, tuan tak pernah meninggalkan Anda, Anda tak perlu untuk sepuluh juta kali melakukan hal-hal bodoh.

Dia mendengarkan dengan tenang. Tulang menutupi tubuh ausnya; suara gemericik berubah menjadi darah yang dikeluarkan dari mulutnya. Tetapi, ekspresinya tenang.

Dia tersenyum, tragis sekali, tertawa dengan diam.

Dia mengatakan kepada pelayan itu, mungkin, hal ini disebabkan takdir dirinya dan aku memegang erat. Ditetapkan bahwa dia dan aku kehidupan ini akan terjerat tapi tak menanggung hasil/happy ending. Bahkan mungkin lagi, dia dan aku sudah terjerat dalam kehidupan sebelumnya, bila tidak, kenapa aku merasa lelah? Aku tak berharap apa-apa tapi permintaan bahwa kau membawaku, dan menguburku dengannya.

Tidak membiarkan siapa pun membujuk atau mengganggu, si wanita memegang jarum di tangannya, dan menembus tenggorokannya/faringnya.



7



Bukan kehidupan ketujuh.

Seperti apa awal itu?



Si wanita bangun, membawa bersamanya perasaan dari perubahan-perubahan yang luar biasa.

Berdiri di sampingnya adalah dewa yang berdiri di atas ribuan dewa. Sendiri, dia ingat dia awalnya hanyalah dewi kecil yang jatuh hati pada manusia karena dia tengah bermain dengan awan. Hujan telah menyapu ke bawah ke dunia manusia, ia bertemu dengan seorang pria, pria tersebut menaruh payungnya di atas kepalanya, membiarkan pakaiannya basah secara menyeluruh.

Jadi ia kembali ke surga dan berkata kepada kepala dewa dia tidak ingin menjadi dewi lagi, dia tidak ingin berada di alam surga lagi, dia ingin seorang manusia, dia ingin pergi ke dunia manusia.

Kepala dewa mengatakan, apakah itu layak? Karena manusia fana itu melindungimu dari hujan, kau berubah dan ingin melepaskan status dewimu untuknya?

Dia mengangguk tegas.

Kepala dewa mengatakan: Yah, aku bisa memenuhi permintaanmu, tetapi kau harus melalui cobaan dan siksaan, dia juga. Aku akan menempatkan kau dan dia ke dalam siklus hidup dan mati; kalian harus mengatasi tujuh kehidupan tajam. Aku mengatur untuk kalian berdua beberapa kehidupan dendam, kalian harus melalui keterlibatan bersama dengan beberapa tahan ketidakadilan dan kebencian. Bila akhirnya, kalian berdua dapat mencapai alam belitan hidup dan mati saling tergantung dari batas dalam kehidupan terakhir, aku akan memberikan restuku; bila tidak, kalian akan terpencar menjadi abu dan lenyap menjadi asap. Apakah kau masih ingin menjadi seorang manusia?

Dewi kecil itu tidak dapat mengendalikan jantung berdenyutnya, tidak ragu-ragu untuk melemparkan dirinya ke siklus reinkarnasi yang menyakitkan.

Awal mulanya sungguh seperti ini.

Tapi, pikirnya, mengapa ada hanya enam kehidupan? Dimana yang ketujuh?

Dia bingung dan menatap kepala dewa.

Kepala dewa mengatakan, aku awalnya menetapkan untuk kalian berdua menderita keterlibatan kehidupan ketujuh, awalnya berpikir bahwa kau dan dia masih akan berada dalam balas dendam dan keluhan tak berujung. Tapi karena kau dan dia dihubungkan bersama-sama terlalu dalam, hanya setelah enam kehidupan, telah mencapai titik saling bergantung hidup dan mati. Kehidupan ketujuh menjadi sia-sia.

Aku akan memenuhi janjiku untuk membiarkan kau menjadi seorang manusia.

Mengatur tujuh kehidupan bagimu untuk turun ke dunia manusia. Kehidupan ini, aku akan memberimu dan dia cinta dan kebahagiaan.



8.



Dewa tersebut mengabulkan kehidupan ketujuh.



Kekal akan cuaca berubah tidak menentu, jika ingin hujan akan hujan. Jelas itu adalah hari yang cerah, namun badai tiba-tiba terjadi.

Ketika si wanita buru-buru lari untuk menghindari hujan dia benar-benar jatuh ke tanah.

Mendadak, ada payung di atas kepalanya, memegang payung adalah seorang pria tampan.

Si pria memindahkan payung ke atas kepalanya, pakaiannya basah menyeluruh (basah semua).

Si pria memegang tangannya, dan si wanita menempatkan tangannya, si pria melipat tangannya, mengangkat tubuhnya dengan lembut.

Payung menaungi bayang-bayang dua sosok, secara bertahap mengabur di kejauhan.



9



Si pria



Hari itu, dalam hujan aku melihatnya jatuh. Pada saat itu aku punya perasaan, seperti melihat dewi dengan tak peduli membiarkan hujan menyapu ke dunia manusia.

Hatiku tidak pernah melompat kacau.

Aku berjalan ke arahnya dengan payungku untuk melindungi kepalanya dari hujan, mengulurkan tanganku padanya, mendukungnya dengan tangan, masih tidak membiarkan lepas.

Sampai saat ini, masih tidak akan membiarkan lepas.

Aku punya mimpi, di mimpi itu dia adalah dewi langit, awalnya riang dan tanpa kekhawatiran, ketika hatinya memilikiku, dia sembarangan datang ke dunia manusia.

Bangun, itu seperti fantasi itu seperti kenyataan.

Di tahun-tahun mendatang, aku harus meletakkan semua hatiku dalam mencintai dan merawatnya.

Karena dia mencintaiku, dia telah meninggalkan status dewi/surganya.



END

Post a Comment

0 Comments