Maohime v1 Bab 1

BAB 1
AWAL MIMPI BURUK

“Halo, ini pengiriman—”

“Ah, sudah sampai rupanya.”

Sabtu, 18 April.

Paket tersebut dikirim ke rumah biasa.

Menekan antisipasiku, aku pergi ke pintu masuk untuk mengambil paket tersebut.

Tentu saja, kalau isinya cuma apel dari peternakan, aku takkan begitu bersemangat.

Hanya ada satu hal yang bisa membangkitkan gairahku, dan itu adalah…

Porno.

Majalah porno.

Aku tak mengharapkan jumlah banyak majalah porno yang kupesan di internet semalam tiba sangat cepat.

Ini sangat menyentuh sampai-sampai aku hampir menangis.

Untuk bisa membeli majalah porno tanpa terlihat, dunia sungguh baik sekali. Pemanasan global, polusi udara——meski peradaban saat ini menyebabkan kerusakan yang cukup besar, kita manusia harus bersyukur atas perkembangannya.

Aku, yang telah menerima paket, tak bisa menahan memikirkan sesuatu:

“Omong-omong, bukannya kotak ini terlalu besar?”

Kotak yang hampir menutupi keseluruhan pintu masuk, bahkan dengan kedua tangan, aku tak bisa memindahkannya sedikit pun. Kalau cuma majalah porno di dalam, maka ini akan menjadi jumlah berlebihan.

Selain itu, kotak itu sendiri mencurigakan.

Kenapa ada busa polistiren!?

Kapan mereka mulai mengirim majalah porno seakan-akan itu makanan segar?

Tapi, tak mungkin aku mengetahuinya karena ini adalah kali pertama aku memesan secara online. Tentu saja, Amazon harus melakukannya dengan cara ini.

Pokoknya, aku harus membukanya sebelum adikku Manami pulang.

Aku buru-buru membuka kotak itu.

Tapi, di dalam kotak itu——

Mayat seorang gadis dengan pakaian dalam.


“Ah!”

Mengeluarkan suara yang tak bisa digambarkan sebagai jantan, aku mengambil langkah mundur.

H…h… hei.

Ada apa dengan adegan aneh ini? Dimana kameranya?

Melihat sekeliling, aku tak bisa menemukan apa pun yang menyerupai kamera, setelah menunggu beberapa saat, ada suara “kejutan sukses” yang host biasanya akan katakan saat reflektor menjauh.

Jantungku berdetak *dokun**dokun* hebat.

Tak diragukan lagi, gadis itu sudah mati.

——Seluruh tubuhnya tersobek-sobek, cuma menatapnya akan membuatmu menggigil.

“Ah. Tenang.”

Aku menarik napas dalam-dalam, mengisi paru-paruku.

——Jangan takut jangan takut, aku sudah melihatnya sekali.

Rambut perak panjang, kulit putih cantik yang kekurangan vitalitas mirip dengan ikan putih. Mata seperti jagung kosong dan sepasang pupil berwarna aquamarine.

Meski dadanya tak besar, ia langsing. Aku memikirkan pinggangnya, yang menekan lekuk tubuhnya, menyebabkan ia terlihat sangat menggoda. Ada juga jeroan keluar di perutnya. Memeriksa dengan cermat, semua orang bisa merasakan bahwa dia cantik nan mempesona.

Bila kita mengabaikan fakta bahwa dia sudah mati, apa yang tersisa adalah seorang gadis cantik yang sulit untuk ditemukan.

Uwah.

Seorang mayat. Seorang mayat asli.

“Yang benar saja.”

Saat berpikir begitu, aku menutup kotaknya.

Lagian, apa yang harus kulakukan selanjutnya?

Sungguh pertanyaan yang merepotkan.

Dan apa yang disebut pelajaran moral, mereka tak mengajari bagaimana menangani mayat ketika seseorang dikirim ke rumahmu. Akan tetapi, tak ada cara lain selain memikirkan ini.

Di antara pilihan yang tersedia, ini adalah satu-satunya yang paling masuk akal——kalau terjadi kecelakaan, hidupku akan memasuki rute BAD END.

Aku sudah memutuskan, pertama-tama, aku akan memanggil polisi.

Untuk sesaat, kenyataan bahwa aku mungkin terlihat ‘bersalah’ memasuki pikiranku. Tapi, tak ada pilihan lain bagiku untuk memilih.

Meskipun aku ingin menyembunyikan mayatnya, rumah ini memiliki ruang terbatas. Tentu saja, mengubur juga mustahil.

Saat ketika aku hendak berbalik untuk mengambil telepon——

Mayatnya tiba-tiba berdiri.

“————!”

Terdiam.

Aku melihat di tempatku seperti ketika ular menatap katak, dan gigiku gemeletuk terus-menerus karena takut.

Mustahil.

Ini tak mungkin nyata.

Kenapa mayatnya masih bergerak?

Ini seperti Zombie yang sering terlihat di film horor.

“Maaf atas gangguan mendadaknya ya. Kamu pasti Kusumi Chiharu.”

Ya——! Dia bicara——!?

Hei. Ini adalah pertama kali aku mendengar bahwa Zombie bisa bicara? Jepang sudah mengatakan “Orang mati tak bisa bicara”, tapi kini kupikir itu pasti dihapus dari indeks.

“Y, ya dan Anda siapa?”

Karena pihak lain Zombie, tanpa sengaja aku menggunakan sebutan kehormatan.

Faktanya, aku cuma seorang anak SMA biasa. Mana mungkin aku punya Zombie sebagai kenalan.

“Aku Zonmi, Zonmi R. McKenzie. Aku partner yang kamu pilih.”

“Ya?”

“Hehe, jangan pura-pura bodoh. Kamu sudah tahu, kan. Aku nggak akan mengecewakanmu karena telah memilihku sebagai partnermu.”

“Ha…”

Ditampilkan pada wajah Zonmi adalah senyum murni.

Tenang. Border bunga di pakaian dalam itu berlebihan, aku harus menenangkan diri dulu……

“Dan lagi, mendengar namamu ‘Chiharu’, kupikir kamu perempuan. Aku tak mengharapkanmu laki-laki.”

“Orang-orang sering bicara begitu, tapi orang tuaku mau aku menjadi orang yang perhatian dan perhitungan.”

Sungguh, ini gila. Etto, Zombie ini bisa bicara.

Tak seperti mimpi terliarnya yang kubayangkan bahwa suatu hari aku akan mendengar Zombie menyebut namaku.

——Saat aku sedang berpikir.

“Awahhh. To, tolong jangan lihat aku.”

“Eh?”

Situasi ini terlalu mendadak.

Pipi Zonmi memerah saat ia menjerit.

Sesaat lalu Zonmi masih bertindak tenang. Mau tak mau aku panik pada perubahan sikap mendadak itu.

“Waaaaaa, apa yang kupikirkan. Cuma karena aku mendengar nama ‘Chiharu’, aku berasumsi bahwa kamu itu perempuan.”

“Tunggu, apa?”

Melihat Zonmi yang malu berusaha menyembunyikan dirinya sendiri, akhirnya aku menyadari situasi saat ini.

Astaga, bukankah ini seperti rom-com?

Sayang sekali bahwa aku tak bisa bahagia dalam situasi seperti ini.

Bagaimana aku bisa bahagia ketika gadis cantik separuh telanjang terlihat jeroannya!?

Meski aku tak tahu siapa saja yang suka ini, mereka pasti ada.

Tapi, perkembangan ini seabad terlalu dini.

“P, pakaian, cepat berikan padaku! Tunggu, kenapa kamu lihat, mesum!”

Zonmi membentak.

“Uwahh—”

Disebut mesum, ini sangat mengganggu.

Bahkan aku tak tertarik dengan Zombie.

Karena aku tak mau mengotori pakaianku, aku memilih pakaian yang paling jelek dan memberikannya pada Zonmi.

Omong-omong, kenapa Zombie ini dikirim ke rumahku. Selain itu, datang kemari hanya mengenakan pakaian dalam.

Zonmi, yang mengambil pakaian, mengatakan “Ada apa dengan pakaiannya! Semuanya jelek.” Sambil memakainya.

Kebetulan, perasaan terasa saat kamu melihat seorang gadis mengenakan kaos longgar tidaklah membangkitkan. Alasannya adalah karena dia Zombie.

Lagian, dia mengenakan kemeja yang menyelamatkan banyak masalah.

Aku tak tahu ke mana untuk mengarahkan pandanganku; ini bukan karena aku merasakan tubuh Zonmi menjadi menarik, melainkan karena fakta bahwa jeroan yang tak terlukiskan keluar dari perutnya.

“Singkatnya, aku punya suatu permintaan darimu.”

“Apa itu? Kalau cuma hal sepele, aku akan menghabisimu.”

“Siapa yang mau meminta hal semacam itu.”

Sebuah situasi yang sempurna.

Di depan meja bundar di ruang tamu duduk seorang gadis Zombie.

Bingung, aku menyajikan Zombie teh.

Apa sih yang kulakukan.

“Apa yang membawa Zombie sepertimu ke rumahku?”

Aku meminta penjelasan.

Omong-omong, partner apaan?

Alasan untuk Zonmi yang kepalanya menunduk dan mengepalkan tinjunya kencang itu tak diketahui.

“Astaga, kamu sudah mengucapkan yang tak terucapkan.”

“Eh?”

“Zonmi.”

“Ya?”

“Namaku Zonmi! Ghoul Agung, Zonmi! Tolong jangan kelompokkan aku dengan Zombie rendahan itu.”

“…”

Kebodohanku baru saja menyadari situasi saat ini. Pada dasarnya, aku telah melangkah ke ranjau darat.

Jadi begini. Zonmi sebenarnya bukan seorang gadis cantik yang tenang, tapi gadis cantik yang mati dalam artian tertentu.

Aku mengambil kembali kata-kataku.

“Eh? Bagaimana ya? Aku sangat menyesal Zonmi-san. Jadi, aku harus panggil kamu apa mulai sekarang?”

“Zonmi saja, Chiharu. Kuharap kita bisa membangun hubungan kita sebagai seorang Monster Tamer dan partnernya.”

“Oh? Aku paham.”

“Dengan begitu, jawablah pertanyaanku Chiharu.”

Haihai, ujar Chiharu dengan bersenandung ringan.

“Kamu terpilih sebagai seorang Monster Tamer karena kamu mempunyai bakat luar biasa. Aku di sini untuk mendidikmu——untuk menjadi seorang Monster Tamer kelas atas!”

“Belum terlambat untuk menguasai bahasa Inggris dalam satu setengah hari.”

“Aku bukan salesman menjijikan.”

Tenang, tenang.

Monster?

Berpikir secara rasional.

Itu semacam cerita anak-anak, mana mungkin benar.

Tapi, bagaimana dengan Zonmi yang di depanku——keberadaannya benar-benar menantang akal sehat. Semuanya telah melebihi harapanku.

Apa yang harus dilakukan. Pada saat-saat begini, aku harus menelepon polisi dulu——.

“Yakinlah, meski kamu cuma seorang bocah ingusan atas seorang Monster Tamer, kalau kamu mempunyaiku, ini akan jadi mudah. Aku akan membuatmu menjadi Monster Tamer nomor satu, penguasa semua monster——sang Maou.”

“Aku nggak bicara apa-apa tentang mau menjadi Monster Tamer, apalagi Maou. Jangan sewenang-wenang memulai topikmu sendiri.”

“Jangan cemas. Nggak usah panik karena kamu nggak punya hak buat menolak pula.”

“Apa maksudmu?”

Mengadopsi poker face, Zonmi demikian menyatakan.

“Satu-satunya ras yang mampu menjadi Monster Tamer adalah manusia, tapi mereka dengan jumlah bakat yang tak lebih dari ribuan. Tentang orang-orang yang memiliki kontrak dengan monster, mereka yang dicapai orang-orang dalam masyarakat. Hal seperti ini tak lebih untuk menyebutnya memiliki pengaruh besar pada ras.”

“Seleksi tamer——ketika aku mendengar bahwa Chiharu memilih Ghoul, kita melompat dalam sukacita. Sepertinya beberapa bahkan naik ke surga.”

“Seperti yang kamu dengar Chiharu, hal begini tak mengancam kehidupan sama sekali. Kalau kamu tak mau, perang akan pecah antara Ghoul dan manusia. Tolong pertimbangkan hal itu.”

“————!”

Apa-apaan ini.

Sebuah perang antara Ghoul dan manusia?

Meski kedengarannya sulit dipercaya, Zonmi ada di sini, di sini tepat di depanku.

Takkan terkejut jika ada ras lain selain ini. Kemungkinan ini tak dapat dikesampingkan.

Tapi, monster?

Itu pekerjaan yang mencurigakan sama sekali, mana mungkin aku akan melakukannya. Aku juga tak berharap untuk memilih Zombie sebagai partnerku.

Makanya—

“Maaf, tapi aku tak percaya ceritamu. Tolong jangan mengungkit-ungkit lagi.”

Ini seperti yang dinyatakan.

Meskipun ini adalah kesalahanku untuk memilih ini, meskipun banyak orang kehilangan nyawa mereka, tak semuanya menyalahkanku.

Meski bilang begini terdengar tak masuk akal, tak ada seorang pun di luar sana yang bisa mencelaku.

“Jadi dalam hal ini. Maka akankah kamu masih mengatakan hal yang sama setelah melihat ini?”

Zonmi, mengeluarkan sebuah apel dari Tuhan tahu di mana, menyalakan televisi.

Saat mengudara pada program berita siang hari adalah——siaran langsung.

[Lihatlah! Adegan di depan kami begitu sulit dipercaya!]

Sang reporter berita sambil memegang mikrofon, melaporkan dengan cepat.

Dari keterangan penyiaran, itu adalah di Prefektur Kanagawa, Yokohama.

Tempat itu tak jauh dari sini.

Di layar, si gurita raksasa mengamuk.

Arrrreeeeee. Kupikir aku baru melihat sesuatu yang aneh.

Aku menyipitkan mataku.

Sekali lagi aku melihat layar.

Tapi, sepertinya aku tak salah.

“Zonmi, apa itu?”

“Monster laut, Kraken. Dari kelihatannya, kontrak dengan seorang Monster Tamer gagal.”

“Jadi itulah kenapa mengamuk diseluruh tempat.”

“Sepertinya nggak cukup bagus.”

Tak lama kemudian, adegan bergeser ke daerah perumahan.

[Waaaaaaaah Ayah——]

[A, apa makhluk aneh itu!]

Karena penampilan makhluk itu, suara meratap bisa didengar di mana-mana.

Kapan Kanagawa jatuh ke dalam kekacauan seperti ini!?

“Hei, Zonmi! Rumah-rumah lagi dicabut seperti rebung! Bagaimana bisa ini tak serius!?”

“Tunggu dulu. Ini adalah suatu pelarian terhebat. Tentu saja seorang Monster Tamer peringkat atas sudah dikirim untuk menangani hal ini.”

[I, itu.]

[M, Makhluk itu. Pemirsa yang terhormat Anda lihat itu? Sungguh sulit dipercaya. Seekor monster raksasa telah muncul!]

Adegan digeser oleh banyaknya orang dengan teriakan wartawan.

Kulit menyerupai api. Tanduk menjulang di atas cakrawala.

Tiba-tiba muncul entah dari mana, seekor makhluk seperti sapi memegang kapak di tangannya.

[Uuuuuuuuuuuu————]

Makhluk itu mengeluarkan raungan mengerikan, kemudian mengangkat senjata di atas kepalanya. Flash, ia menebas si monster gurita.

“Ah”

“Hasilnya sudah diputuskan.”

Kapak itu mengeluarkan suara yang tak enak saat menembus tubuh si gurita itu. Segera, si gurita berubah menjadi debu berwarna kuning, menyebar ke udara.

Hei, apa-apaan ini.

Itu telah melanggar hukum sepenuhnya.

Setelah itu, setelah makhluk seperti sapi selesai bertugas, ia menghilang tanpa jejak.

——Sebuah kejadian yang tiba-tiba.

Apa yang tersisa, hanyalah kerumunan orang dan kacaunya jalan.

“Ini seperti yang kamu saksikan, ini adalah kenyataan. Di masa depan makhluk-makhluk ini akan terus muncul, dan kehancuran yang terjadi hari ini akan sering terjadi.”

“….”

Mematikan televisi, Zonmi mengeluarkan erangan rendah.

Memang, ini akan merepotkan bila makhluk mitos terus terlihat, tapi ini bukan waktu untuk mempertimbangkan hal itu.

Pertanyaan itu sendiri sudah menimbulkan banyak keraguan.

Cuma kenyataan bahwa gadis Zombie ini tiba di rumahku sudah dieja kesulitan. Di atas segalanya, berpikir insiden monster hari ini akan menjadi kejadian yang normal.

Bagaimana aku berharap bahwa ini hanyalah mimpi.

Bagaimana aku berharap bahwa ini semua dusta.

Tapi, karena sudah terjadi, tak ada pilihan selain menerimanya.

——Untuk menerima kenyataan semacam ini.

“Kenapa, kenapa begitu tiba-tiba.”

Zonmi juga, dan monster di televisi, waktu penampilan mereka terlalu sempurna.

“Pintu gerbang yang menghubungkan Alam Baka dan Dunia Manusia bersamaan——Abyss-gate. Pintu gerbangnya sudah sangat melemah. Satu-satunya orang yang mampu menjaga perdamaian antar manusia dan monster——adalah para Monster Tamer.”

Sekali lagi ia diingatkan oleh pernyataan serius ini.

Bukankah ini pergantian kejadian agak tak menguntungkan?

“Aku akan bertanya untuk jaga-jaga, bagaimana aku menjadi seorang Monster Tamer?”

“Pertama kamu perlu membentuk kontrak denganku. Mengenai hal ini, beberapa persiapan harus diperlukan——cincin itu seharusnya tiba di rumah Chiharu segera.”

Omong-omong ini seperti sebuah barang langka di Pokemon.

Sementara dia sedang mempertimbangkan ini lagi.

DingDong~

Bel pintu berbunyi seakan sudah ditentukan sebelumnya.

Aiya, sepertinya cincin itu sudah datang. Lalu mari kita lakukan kontrak.”

“Aku paham. Aku paham jadi diamlah di sana.”

Setelah menenangkan Zonmi yang bersemangat, aku pergi ke pintu dan membukanya.

Apa si pria pengirim melihat rumah ini ia akan kehabisan kata-kata.

[Halo—, ini pengiriman.]

Uwahh, ada apa dengan timing yang sempurna ini.

Sepertinya memang benar bahwa cincin itu sedang dikirim melalui pengiriman ekspres.

Dengan ringan berjalan ke pintu masuk. Apa yang dikirim dibandingkan dengan peti mati Zonmi yang keluar darinya sangat kecil.

Jujur saja, aku tak tahu soal apa yang terjadi sampai sekarang.

Ada banyak pertanyaan yang mau aku tanyai.

Tapi, di sini aku akan membentuk kontrak dengan Zonmi, mulai hari ini dan seterusnya aku akan menjadi seorang Monster Tamer.

Meskipun ini adalah zaman es, aku juga ingin menolak.

Pekerjaan semacam ini benar-benar gelap.

“Chiharu?”

Aku berbalik ke arah suara indah wanita, ehh!

Berdiri di sana adalah Zonmi.

“————!”

“Ada apa dengan ekspresi kaget itu.”

“J, jangan cuma tiba-tiba berbicara dari belakangku.”

Sialan, meskipun aku sudah tahu, ini masih terlalu mengejutkan.

Meski lebih baik setelah memakai baju, daya tarik si gadis Zombie, Zonmi ini masih belum berubah sedikit pun. Ia sangat mengancam nyawa.

“Jadi cincinnya sudah datang.”

“Sepertinya, ya.”

“Cepat buka! Keberatan kalau aku membukanya dulu?”

“Aku nggak keberatan.”

Ditampilkan pada wajah Zonmi adalah ekspresi penuh kenikmatan.

Kenapa dia begitu senang.

Omong-omong, bagaimana sih bisa membentuk kontrak dengan monster dapat membuat mereka bahagia? Meskipun aku tak mengerti, bukankah semuanya beres kalau itu bisa membuat orang lain bahagia?

Tanpa sadar, ia merenungkan masalah ini.

“Chiharu.”

“Eh, apa. Untuk informasimu, aku masih belum memutuskan untuk menjadi Monster Tamer! Selain itu, aku masih benar-benar belum percaya padamu!”

“Sepertinya sebelum Chiharu bisa menjadi Monster Tamer, aku harus mendisiplinkan kamu sedari awal.”

“Ha. Apa yang kamu bicarakan!”

Pada saat ini, aku teringat sesuatu yang penting.

Di tangan Zonmi adalah majalah porno yang kupesan secara online kemarin malam.

“T, tunggu. Kamu keliru.”

Timing yang sempurna itu.

Mata Zonmi yang sudah seperti ikan mati secara bertahap kehilangan cahayanya.

“Apanya yang keliru? Dasar nymphomaniac!”

Dalam sekejap, Zonmi mengepalkan tinju datang lurus ke daguku.

Aaaaaa, kalau saja dia bukan Zombie—.

Kalau saja dia bukan Zombie, aku akan senang tentang pembangunan rom-com ini—.

Kurasa kesadaranku berangsur-angsur memudar.

× × ×

“Ughhh.”

Ketika aku membuka mata, aku menyadari bahwa aku terikat di ranjang.

“Ahh, oniichan. Kamu sudah bangun~”

“Ma….. nami.”

“Tepat sekali. Aku, Manami~”

Oh, aku benar sekali.

Kalimat berani ini seperti gubernur Tokyo.

Adikku, Kusumi Manami.

Rambut hitam panjang mempesona, seperti kakaknya, mau tak mau aku menghargainya sebagai sebuah karya seni tiada taranya.

Hanya saja poin yang satu ini. Kalau brother complex-nya bisa disembuhkan, ia akan menjadi imej yang sempurna dari seorang adik yang ideal.

“Oh, benar, Zonmi? Dimana Zonmi!?”

Tiba-tiba, seperti mesin tik listrik, memori kabur perlahan-lahan tetap datang kembali.

Sampai sekarang, seharusnya aku dengan si gadis Zombie itu, Zonmi!

“Zonmi? Oniichan, kamu masih mengantuk? Mungkin imajinasimu~”

“Hei.”

“Selain itu, apa Zonmi ini? Sebuah nama? Ahahahaha—, nama yang aneh~”

Manami mengeluarkan senyum polos.

Apa ini nyata atau tidak.

Hahaha, jadi ini cuma mimpi. Tak heran, hal itu terasa terlalu dipaksakan.

“Lagi pula. Apakah kamu melihat berita hari ini, oniichan?”

“Eh, berita?”

“Ini soal pertempuran monster! Ada gurita, sapi dan ular mengamuk~”

“Gurita, sapi, ular?”

Kombinasi apa itu.

Terlepas dari asal mereka tak ada kesamaan sama sekali.

“Kamu akan tahu setelah kamu menyalakan TV. Ini adalah topik hangat di mana-mana~”

“Masa?”

“Ya~”

“Haha.”

Gawat. sepertinya itu bukan mimpi.

Monster memang ada.

Ini ada dalam kenyataan.

Kalau begitu, ke mana si Zonmi pergi.

“Sudah berapa lama aku tertidur, Manami?”

“Um~, dari ketika aku pulang ke rumah dua jam sudah berlalu.”

Dengan selang waktu dua jam, lebih dari dua monster telah melakukan penampilan mereka.

Sial, apa-apaan ini, aku nggak mengerti sama sekali—.

“Lalu, bagaimana bisa oniichan berbaring di lorong sambil tidur? Selain itu, dikelilingi oleh majalah porno.”

“Oh.”

Itu memalukan diriku yang tak sadarkan diri.

Tiba-tiba, aku merasakan ancaman dan mencoba untuk melompat dari ranjang.

Akan tetapi, suara berderak dari logam menghalangiku.

Sial. Aku lupa tanganku diikat ke ranjang.

Meski aku menggeser posisiku, keselamatanku tak terjamin. Tapi sudah terlambat untuk menggunakan kekuatan untuk menerobos saat ini.


“Hehe, sia-sia saja~karena aku sudah mengikat seluruh tubuh oniichan.”

“Oi, ini berlebihan.”

“Jawablah pertanyaan pertamaku, oniichan. Apa kepalamu jadi kacau karena semua majalah porno ini? Apa H-content itu menarik?”

“N, nggak tahu!”

Aku dalam masalah besar!

Bahkan dia belum membacanya, sebagai hasilnya dia tak tahu berapa banyak H-content itu ada.

Seenggaknya tolong katakan padaku apa yang ada di dalamnya.

“Hehe, kamu cuma bisa bermain bodoh untuk saat ini~ karena aku punya sandera-sanderanya.”

“J, jangan katakan padaku.”

Dalam benakku hanya ada satu kemungkinan.

Karena apa adakah yang lain? Hanya ada satu hal lain untuk hidupku di dunia ini——satu-satunya jawaban yang mungkin adalah majalah porno.

Untuk kehidupan sekolah tanpa masa muda. Untuk anak SMA, sebuah majalah porno adalah di atas segalanya. Yang disebut kitab suci kaum muda.

“Tolong jawab aku secara jujur, oniichan. Apa kepalamu jadi kacau karena majalah porno?”

“…”

Tak perlu dikatakan bahwa semua jawabanku sampai sekarang adalah ‘ya’.

Hanya itu cara untuk menjelaskan tentang [Kedatangan Zonmi], aku tak berpikir Manami bisa menerimanya.

Selain itu, meski aku memberi alasan untuk mengabaikan hal itu, aku tak bisa memikirkan alasan untuk bagian majalah porno. Saat ini, aku dalam keadaan darurat.

“Kumohon! Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau, bebaskan sanderanya!”

Pada akhirnya—aku hanya bisa memohon untuk itu seperti hidupku di kalimat itu.

Jangan-jangan ada cara lain.

“Umm, karena oniichan bilang begitu.”

“Benarkah! Kamu memutuskan untuk mengembalikannya padaku?”

“Aku paham, aku akan membebaskannya~ Tapi, aku cuma akan membebaskan majalah porno terkait sister incest.”

“Bukannya itu gila!”

“Tentu saja. Ibu rumah tangga? Bu guru? Oniichan benar-benar memiliki selera yang buruk! Ini nggak sehat untukmu! Kamu sudah menyimpang dari jalan manusia yang benar!”

“…”

Ini berlebihan, berlebihan.

Omong-omong, untuk adikku berpikir begitulah yang lebih keterlaluan.

“Maaf, oniichan. Sebenarnya Manami sudah mengerti.”

“Hmm?”

“Sepertinya oniichan menahan dirinya. Agar tak berjalan di jalan yang salah. Jangan khawatir, ini juga sebagian karena aku——biarkan Manami bertanggung jawab untuk ini!”

Pertama aku harus melarikan diri, tapi sekali lagi suara berderak logam tanpa hentinya menghalangi jalanku.

Waaaaaaaaaaaa! Pergelangan tangan kananku terangkat dengan cepat——!

Kalau nggak, aku——

“B, bodoh! Jangan panik, kita semua warga Tokyo? Aah, aah——”

Dengan kejam, suara ratapan terdengar dari kediaman Kusumi.

× × ×

Bersamaan di sisi lain.

Tempat yang terletak di antara Alam Baka dan Dunia Manusia.

Di sebuah kota kuno di padang gurun tandus, berdiri sepasang, laki-laki dan perempuan.

“BOSS. Pelaporan dalam tugas, code 063, Kraken telah berhasil ditangkap.”

Pria yang mengenakan setelan hitam berlutut, menghormati perempuan bertopeng duduk di singgasana.

“Begitu. Bagus, bagus. Sekarang kita, “Black Tamers” telah mendekati tujuan kita dengan langkah lain. Bagus.”

“Bu, kata-kata Anda berlebihan.”

“Lanjutkan untuk mencapai misimu dan kumpulkan lebih banyak——sekarang adalah kesempatan terbaik bagi kita——cukup untuk tercatat dalam sejarah.”

“Hamba paham, masih ada satu hal di pikiran hamba.”

“Apa itu, katakan.”

“Kecemasan hamba tak ada apa-apanya. Daripada masa depan kelas ketujuh. Dalam kenyataannya, para ekstra——grup orang rendahan, hamba tak melihat nilai dari risiko itu.”

“Hehe. Soal itu jangan cemas.”

Wanita bertopeng itu mengeluarkan tawa sejenak, kemudian melanjutkan bicara.

“Kurari. Berapa banyak pendatang baru dipilih pagi ini?”

“Sekitar seratus.”

“Jawaban yang benar adalah lima ratus.”

“!?”

Pria yang bernama Kurari merasakan dingin ke bawah punggungnya.

Saat ini, Monster Tamer yang resmi terdaftar berjumlah kurang lebih seribu. Bila kata-katanya benar maka anggota baru diterapkan pagi ini sebesar separuh dari total keseluruhan. Ini lumayan kacau. Awalnya untuk melatih Monster Tamer setidaknya dua tamer senior dan waktu tiga tahun diperlukan.

Jangan-jangan eselon atas mengeluarkan fakta bahwa monster ada di dunia ini.

Ini dapat menyebabkan perselisihan antara monster dan Monster Tamer.

“Ini tak seharusnya diizinkan untuk diungkapkan! Aku tak bisa memiliki keraguan terhadap mereka.”

“Hehe. Meski aku tak tahu apa yang tengah terjadi, tapi anggota baru semuanya berkaliber tinggi. Untuk penyusunan penipisan dari Alam Baka. Akhirnya seluruh asosiasi sihir akan mengambil tindakan.”

“Kalau begini. Pada akhirnya ini adalah kehendak BOSS.”

“…”

Di antara kandidat baru ada satu yang membutuhkan perhatian.

Kusumi Chiharu.

Meskipun ia baru, tak ada yang seperti dia dalam sejarah yang akan disukai oleh monster sejauh ini.

Manusia atau monster.

Pada akhirnya sisi mana yang akan dia pilih, ini menjadi semakin menarik.

Wajah si wanita bertopeng ini menangis.


Post a Comment

0 Comments