Nurarihyon no Mago Jilid 1 Cerita 1 B 2

BAB 2


Para bawahan dipandu ke ruang belakang, yang merupakan sebagian ruang santai. Ryota Neko pernah sekali memandu Tuan Muda dan teman sekelas perempuan ke kursi ini juga.

Staf lain mengenakan ikat kepala terikat dengan cara yang sama menyajikan anggur dan makanan berkualitas tinggi.

"Kerja bagus saat ini juga. Karena semua pekerjaan Anda, Bakenekoya mampu membuka bisnis lagi. Terima kasih banyak semuanya!"

Ryota Neko membungkuk dalam-dalam dari sisi meja kepada sekelompok youkai.

"Sudah kubilang jangan begitu sopan. Kita hanya datang ke sini untuk makan."

Aotabou memberitahu Ryota Neko dengan babatan besar tangannya.

"Tidak tidak, saya harus berterima kasih kepada kalian semua betul-betul. Saya mendengar pertempuran dengan Shikoku itu sangat sulit, semuanya pasti lelah kan? Silakan bersantai dan beristirahatlah malam ini!"

"Mungkin saja begitu, tapi Kuro tidak melakukan apa-apa."

Mendengar apa yang dikatakan Kappa dibalik suaranya, mata Kurotabou melebar.

"Hei hei, Kappa, aku tak bisa bertindak seolah-olah aku tak mendengarnya sama sekali! Malam itu, aku membunuh 17, 18 siluman. Aku memotong siapa pun yang kulihat, membunuh siapa pun yang kulihat, seperti pedang terbang—"

"Itu semua sekelompok siluman lemah."

Tsurara menjawab dingin.

"Apa maksudmu dengan siluman lemah'! Dan lagi, akulah yang menghabisi Sodemogi—"

"Setelah mengalahkan Sodemogi-sama, Kokehime mengirim surat terima kasih, kan? Ini sudah ketiga kalinya saya mendengar tentang ini."

Setelah diganggu oleh Kejorou, Kurotabou yang tersinggung berbalik ke arah Ryota Neko, mencoba untuk bertindak seperti dia tidak keberatan sama sekali.

"Mari kita bersulang dulu. Ryota Neko, bisakah kau menemani kita sebentar?"

Ryota Neko tersenyum, yang menyaksikan tindakan youkai itu, menjawab dengan "Dengan hormat, saya menerima" dan mengangkat gelas anggur sendiri.

"Bagus, singkatnya, kerja bagus semuanya!"

Kata Aotabou sambil minum.

"Kecuali Kuro."

Tambah Kappa.

"Jangan mengecualikan aku!"

Balasan marah Kurotabou hanya untuk meningkatkan suasana. Youkai itu mengangkat gelas mereka serempak.

Ryota Neko, memegang segelas anggur di satu tangan, merasakan sesuatu dalam-dalam.

—Aura di sekitar orang-orang dari Rumah Utama sungguh menakjubkan.

Sebagai youkai, sifat mereka adalah untuk mengumpulkan "Takut" dengan perbuatan jahat, dan menang dalam pertempuran untuk memperluas pengaruh mereka. Tetapi bila mereka fokus pada melakukan hal itu setiap hari, hidup akan jadi hambar bagi mereka. Kadang-kadang, mereka harus melupakan semua pertempuran dan pembunuhan, dan bersenang-senang baik itu minum-minum dengan teman-teman mereka. Dengan izin dari Panglima Tertinggi Nurarihyon dan cucunya, Tuan Muda Rikuo, mereka menciptakan suasana semacam ini di Nura Gumi, Ryota Neko benar-benar menyukai perasaan ini.

Youkai yang sudah hidup sebelumnya, bahkan menjadi lebih suka bersulang.

Setelah pertempuran besar, sekelompok youkai yang telah dibebaskan dari medan perang bahkan lebih banyak bicara daripada biasanya.

Sama seperti meja penuh dengan percakapan tak pernah berakhir, Kappa membuka mulutnya untuk bicara...

"Oh ya, sejak aku menjadi pengawal Tuan Muda, aku mendapatkan kesan bahwa manusia benar-benar suka mereproduksi."

Menghadapi pernyataan "pedas" itu, mau tak mau Ryota Neko melebarkan matanya. Kappa "mereproduksi" tampaknya mengacu pada "menyatakan cinta" manusia.

Selama jumlah pengawal di sekitar Rikuo meningkat dalam menanggapi serangan dari Shikoku, Kappa menyamar sebagai seorang murid SMP dan bergabung dengan jajaran pengawal. Lokasi yang dia urus adalah atap.

"—Bukannya aku menyebutnya sebelum itu aku pernah melihat teman masa kecil Tuan Muda menyatakan cinta? Halaman belakang itu mungkin hanya menjadi tempat khusus untuk menembak. Selain gadis itu, ada gadis lain yang menembak atau ditembak di sana. Tapi bukannya sekolah tempat untuk belajar? Kenapa malah seperti mereka datang ke sekolah untuk menyatakan cinta... Kegilaan itu tak hanya terjadi antara para murid, bahkan ada kasus di mana targetnya adalah orang dewasa."

Para youkai yang mendengarkan memberikan ekspresi terkejut "Apa?".

Kappa melanjutkan bicara...

"Pada awalnya kupikir bahwa laki-laki itu menembak seorang guru perempuan, tapi setelah melihat lebih dekat, guru perempuan itu berpakaian sangat mewah, tidak seperti guru sama sekali. Pada akhirnya, wanita itu... sebenarnya Kejorou."

"Kenapa kau!"

Balas Aotabou.

"Selama situasi yang mengerikan itu, dan kau masih ditembak!"

Tsurara membalas juga.

"Feromonku menyebar secara alami, dan jadi aku ditembak deh, apa boleh buat kan—Ah, tapi aku menolaknya, oke. Selain Rikuo-sama, aku tidak tertarik pada laki-laki lainnya."

Kejorou menatap cat kuku di tangannya, dan tersenyum dengan ekspresi yang sangat feminin.

"Aku tidak tahan godaan seperti kau..."

Tsurara meng-humph, dan nada suaranya terdengar dingin.

"Ah, bicara soal menjadi pengawal, sesuatu terjadi padaku juga."

Kali ini giliran Kubinashi untuk bicara. Para youkai memusatkan perhatian mereka pada si kepala mengambang.

"Aku lupa kapan itu terjadi, mungkin ketika Tuan Muda sedang belajar. Aku berpatroli di lapangan sekolah, dan saat aku berjalan menuju ruang olahraga, tiba-tiba aku mendengar seseorang berteriak "Awas!", Dan segera setelah itu, bola voli memukul kepalaku. Pada saat itu, ia tak merasakan sakit sama sekali, aku hanya terkejut. Setelah itu keajaiban terjadi, bola voli itu mendarat di atas tubuhku, dan kepalaku menyentuh tanah. Seorang gadis mengenakan seragam olahraga berlari dan setelah mengatakan "Maaf.", Ia mengangkat kepalaku dan lari."

"Masa?!"

Aotabou bertanya dengan suara nyaring.

"Haha, ini lucu!"

Tsurara tertawa.

"Dan? Apa yang terjadi setelah itu?" tanya Kurotabou.

"Setelah itu, saat gadis itu berbalik untuk kembali ke ruang olahraga, dia menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengna cukup cepat, dan dengan jeritan, dan melemparkan kepalaku, dan mendarat di atasku. Itu adalah bagaimana kepalaku kembali."

"Masa?!"

"Haha, ini lucu!"

"Dan? Apa yang terjadi setelah itu?"

"Ya, setelah itu, gadis itu sangat terkejut sampai-sampai kakinya berubah lembek. Dia pikir dia mengambil bola voli, dan itu kepala manusia sungguhan, tentu saja dia akan panik. Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian melihat dia dalam keadaan itu, jadi aku mengambil bolanya dan mengembalikannya, dan bertanya, "Apa kau baik-baik saja? Apa kau bermimpi buruk?" Kemudian, gadis itu hanya terus menatapku, kemudian memberiku secarik kertas, dan berkata, "Ini adalah nomor hp-ku......"."

Itu mengakhiri cerita Kubinashi. Aotabou mengeluarkan sebuah teriakan marah, memecah keheningan.

"Kenapa berakhir sebaik ini? Pada akhirnya semua yang ingin kaukatakan adalah bahwa kau dikejar oleh seseorang juga."

Si kepala melayang hanya tersenyum ringan, dan tidak mengatakan apa-apa, sepertinya dia puas bisa mengatakan cerita itu.

"Kalian semua selalu menceritakan kisah-kisah yang membosankan. Apakah ada cerita yang mendebarkan, menegangkan, dengan konten kusuka?"

"Ah, bisakah aku yang mengatakannya? Ceritaku pasti lebih menarik daripada mereka."

Orang yang mengangkat tangan adalah siluman yang duduk di bantal kursi tiga lapis, Natto Kazo. Kalau tidak di bantal kursi tiga lapis, tidak ada yang akan bisa melihat sama sekali.

"Oke Natto, lebih baik kau tidak mengatakan sesuatu yang membosankan!"

Setelah Natto Kazo mengangguk Aotabou yang memperingatkannya berulang kali, dia mulai menceritakan kisahnya...

"Ketika kalian semua menemani Tuan Muda, aku mengikuti Panglima Tertinggi ke Shikoku. Kemudian ketika kami menaiki kereta pulang dengan pemimpin Inugamigyobu, sesuatu terjadi.

Kereta yang menghubungkan ibukota dan Shikoku dan memiliki tempat tidur. Saat sesuatu terjadi pada kereta dengan tempat tidur dalam perjalanan pulang ke markas terdengar seperti settingan dari cerita film thriller detektif, sehingga semua youkai mendengarkan cerita dengan penuh perhatian.

"Insiden itu terjadi di kereta kami. Tak lama setelah meninggalkan stasiun, semua tamu mulai menjadi gelisah. Mereka terdeteksi bau aneh, dan berpikir itu aneh, dan mulai berteori jika zat berbahaya ditempatkan di kereta, dan mereka sedang diserang teroris..."

"Diserang teroris?"

Suara Aotabou menggelenggang.

Natto Kazo mengangguk, dan melanjutkan...

"...Para penumpang membuat keributan besar dan lebih besar tentang hal itu, dan jadi staf datang untuk menangani situasinya, segera menghirup bau aneh juga, dan mengatakan 'bau ini terlalu aneh, apa ini... semuanya, silakan pindah ke gerbong lain!', sehingga semuanya pindah ke gerbong lainnya. Tapi yang aneh adalah, bau aneh ini juga ada! Aku sangat gugup sampai-sampai kakiku gemetar, dan kupikir ini mungkin mantra youkai yang ditetapkan oleh bawahan Tamazuki untuk menyingkirkan kami. Punggungku ditutupi keringat karena takut dan aku tidak yakin apakah aku lebih memikirkan sesuatu, tapi bau aneh itu semakin kuat. Memikorkan hal itu, bau itu sangat busuk, seperti bau kacang difermentasi... kalian pasti telah menemukan jawabannya, kan? Ya, bau yang mereka bicarakan adalah bau Natto diriku!"

Mendengar akhir cerita Natto Kazo semacam itu, semua orang jatuh ke dalam tumpukan. Aotabou bangkit dan berteriak...

"Ya, kakiku! Pada akhirnya hanya kau saja yang menyebarkan bau Natto-mu di kereta!"

"Apa kau tidak merasa bahwa cerita ini sangat memanaskan?"

Natto Kazo duduk di bantalnya, tertawa, dan dengan "Ah", dia menjelaskan...

"Oh ya—aku tiba-tiba teringat, bercerita seperti ini, bukankah itu mengingatkan kalian di acara televisi itu? Yang mana nama akan berada di dadu, dan nama siapakah ini setelah dadunya berguling-guling harus menceritakan kisah 'kisah menarik Matsuki Hitoshi '!"

"Yeah" semua youkai yang setuju. Tapi Kejorou segera berkata...

"Analogi ini tidak salah, tapi Natto Kazo, kau masih youkai, dan seharusnya menggunakan "Seratus Kisah Youkai" sebagai analogi, dan bukan acara televisi, kan?"

"Yeah—" semua youkai setuju lagi.

Seratus Kisah adalah cara untuk menceritakan kisah-kisah hantu. Setiap kali cerita hantu selesai, lampu minyak akan pecah. Legenda mengatakan bahwa setelah lampu minyak ke-100 padam, youkai akan muncul.

"Apakah mungkin bahwa semakin kita bilang, Roh Lampu Biru (Aoandou) akan muncul?"

Tanya Ryota Neko.

"Aku tidak yakin."

Kejorou menjawab dengan senyum sinis.

Jumlah roh yang dihasilkan dari Seratus Kisah datang dalam berbagai bentuk, salah satunya akan menjadi 'Aoandou'. Legenda mengatakan bila kertas biru yang digunakan untuk membuat lampu minyak dipakai untuk pertemuan Seratus Kisah, lampu minyak akan padam sendiri, dan hantu perempuan berambut panjang 'Aoandou' akan muncul pada waktu yang sama.

"Mungkin saja tidak akan sampai Aoandou muncul. Tapi dengan menceritakan kisah seperti ini secara bergiliran, youkai mungkin benar-benar muncul di depan kita."

Kejourou mendongak dan mengatakan itu dengan ekspresi menyeramkan. Setelah mendengar itu, kepala Natto Kazo, dibungkus oleh jerami, mulai gemetar.

"Ini mustahil, jangan menakut-nakuti seperti itu..."

"Bego, apa yang kau takutkan!"

Aotabou langsung mengarahkan pukulan kearah Natto Kazo.

"Apakah kau masih youkai dari Nura Gumi! Beranilah!"

"Tapi…"

"Tenanglah! Kita bahkan tidak bercerita hantu sekarang, dan tidak menyalakan lampu sama sekali juga."

Tsurara memutar matanya, dan menghibur Natto Kazo sambil tersenyum. Lalu—

"Permisi……"

Sebuah suara rendah terdengar.

"Aoandou muncul!"

Natto Kazo melompat, youkai yang di dekatnya juga mundur, bahu gemetar.

Sebuah bayangan perlahan mendekati meja. Itu adalah salah satu anggota dari Klan Bakeneko.

"Brengsek! Kenapa kau berekspresi mati! Mencoba untuk menakut-nakuti seseorang?"

"Saya tidak bermaksud menakut-nakuti kakak dengan sengaja, saya hanya ingin melaporkan sesuatu....."

Telinga Ryota Neko berkedut.

"Apa itu?"

"Ya, ada judi di lantai atas......"

Post a Comment

0 Comments