Kujibiki Tokushou Bab 12

Bab 12 - Pedang Iblis dan Tiket Lotere


Aku membuat si poster girl menunggu di luar, dan menghadapi Miu.

"Ah Miu, jaga rumah"

"Iya. Harap berhati-hati, Tuan"

"Iya"

Aku berbalik, mencoba untuk pergi ke luar.

"Ah!......"

"Hm?"

Aku mendengar suara Miu, aku berbalik lagi.

"Ada apa?"

"T-Tidak. Uhmm"

"Un"

"Uhmm......"

"Apa"

"Jaga diri Anda"

"Ya, aku akan pergi"

Dilihat oleh Miu, aku pergi ke luar.

Berhenti, dan teringat sesuatu.

Aku kembali buru-buru, dan memasuki mansion.

"Miu!!"

"Hiyes!!"

Memasuki ke dalam mansion, suaranya retak.

"A-Ada apa Tuan"

"Waktunya *MofuMofu*. Waktunya *MofuMofu* harap berhati-hati"

"Ah!......"

Mata Miu berbinar. Sambil menunduk dengan malu-malu.

Aku mengambil tangannya, dan memeluknya.

*MofuMofu*, *MofuMofu*.

Sementara aku *MofuMofu* dirinya untuk tenang dari tidak melakukan *MofuMofu* selamat datang kembali yang terhenti, aku melihat ekor Miu mengepak. Itu lucu.

"Baiklah, kali ini pasti aku akan pergi"

"Ya!! Harap berhati-hati"

 



 

Bersama dengan si poster girl di Rumah Makan Purosu, Fiona, kami berjalan bersebelahan.

Setelah meninggalkan kota, dengan terkemukanya, kami berjalan di jalanan.

"Jadi, apa maksudmu dengan kau ingin diselamatkan?"

"Tolong selamatkan adikku"

"Adikmu ya. Kau datang ke tempatku, diperkenalkan pada seorang pejuang terampil, jadi ini adalah sesuatu yang bisa diselesaikan dengan kekuatan kasar, benar"

"Mungkin……"

"Mungkin?"

Kata-kata Fiona tidak jelas.

Rasanya seperti percakapan kita tidak cocok.

Tapi, kurasa itu benar bahwa dia membutuhkan bantuan.

Berbeda dengan Fiona yang kutemui di toko, dia terlihat sangat tertekan sekarang. Dengan kecepatan tinggi dia berjalan, dia mungkin meninggalkan aku di belakang tapi tidak peduli.

Itu sebabnya aku berhenti bertanya, dan mengikuti Fiona.

"Adikku ditangkap"

Setelah berjalan untuk sementara waktu, kita melangkah keluar dari jalanan, memasuki hutan yang hanya ada jalan hewan untuk berjalan.

Di dalam hutan adalah sebuah gua kecil.

Saat aku melihatnya, aku melihat atmosfer stagnan yang keluar dari gua tersebut.

"Apa itu? Apa itu asap?"

"Apa maksudmu dengan asap, di mana?"

"Itu"

Aku menunjuk pintu masuk gua, Fiona menatapnya sejenak, dan menatapku dengan cemas.

"Aku tidak bisa melihat asap sama sekali......"

"Eh?! Lalu itu pasti....."

Hendak mengatakan sesuatu, tapi aku terkejut.

Atmosfer stagnan melayang, dan saat aku menyentuhnya aku merasa merinding.

Di mansion, itu dingin hampir dekat dengan ketika aku melawan si hantu.

"Sesuatu seperti udara mengerikan ya"

"Kau bisa melihat itu!!"

Fiona berteriak dengan suara nyaring.

"Kalau di sini, maka sesuatu di dalam memancarkan udara mengerikan ini, benar?"

"Kau benar……"

Fiona mengangguk, dan pergi menuju gua.

Aku mengikutinya. Setelah berjalan beberapa langkah, di dalam gua benar-benar terlihat.

Meskipun aku berkata gua, melihat dengan hati-hati, itu hanya sebuah lubang kecil dua sampai tiga meter saja.

Udara mengerikan sebelum hanyut, membuat apa yang ada di dalam ini tidak terlihat, sehingga tampak seperti sebuah gua yang sangat dalam.

Di dalam, adalah seorang gadis duduk di dekat dinding.

Usianya sedikit lebih tua dari Miu, tapi sedikit lebih muda dari Fiona, tebakku.

Wajahnya semirip Fiona.

"Gadis ini, Fiona......?"

"Adikku, Marie"

Kuduga begitu. Wajah mereka tampak sangat mirip, mereka tampak sangat mirip sampai siapa pun bisa menebak mereka bersaudara.

"Onee-chan!"

Marie melihat kami dan mengangkat kepalanya, dan menyebut Fiona dengan suara yang hampir menjerit.

Suaranya serak, dan tak bisa berdiri.

Tanda air mata di wajahnya membuatnya terlihat sangat menyedihkan, dan tidak ada tanda-tanda bergerak setelah memanggil Fiona.

Ada yang aneh. Aku menatap Marie dengan hati-hati.

Dan kemudian, dia tampak seperti memeluk sesuatu.

"Tongkat......? Tidak, ada pegangan, dan juga sarung......itu pedang?"

"Iya, Marie dirasuki itu"

"Dirasuki....Pedang Iblis huh"

"Iya"

"Kenapa sesuatu seperti itu"

"Entahlah. Marie sedang bermain di sekitar hutan seperti biasa, tapi karena tempo hari dia tidak pulang sehingga ketika aku mencarinya......dia sudah seperti ini.......Lubang ini juga, tak ada sesuatu seperti ini sebelumnya"

"Tempo hari......lumayan ya"

Kalau begitu, suaranya menjadi serak akan meyakinkan.

"Marie-chan, dia tidak bisa bergerak huh"

"Iya……"

Dengan nada lemah, dia menjawab.

"......Di bawah matanya, kantong mata juga muncul. Cuma tidak cukup tidur, kau tidak bisa mengatakan itu huh"

Apa yang sedang dia pegang adalah Pedang Iblis, dan bila wajahnya tegang, aku hanya bisa membayangkan hal terburuk.

Aku memahami situasi sekitar.

"Lalu, apa yang harus kulakukan?"

"Setelah dia begini, aku datang ke Perusahaan Pedagang Andreu yang kita berutang, meminta bantuan. Dan apa yang diberitahu, cuma perlu untuk membuang pedangnya. Tapi kalaupun aku bertanya siapa di kota, meskipun mereka bisa mengalahkan penggunanya, mustahil untuk mengambil pedang tanpa melukai Marie"

"Begitu ya, itu sebabnya seorang pejuang terampil ー ー aku diperkenalkan ya"

Aku menatap Fiona, lalu Marie.

Fiona hampir menangis. Marie tegang, dan tampak seakan air matanya kering.

Seorang gadis yang dirasuki oleh Pedang Iblis. Harus melakukan sesuatu dengan cepat huh.

"Pergi ke luar, Fiona"

"Eh! Tapi ーー"

"Semua yang harus kulakukan adalah untuk membuang pedangnya tanpa menyakitinya, kan"

"I-Iya"

"Aku akan melakukan sesuatu tentang itu"

Menyatakan itu, Fiona lalu mengangguk malu-malu, dan pergi ke luar gua.

Aku berhadapan dengan Marie sendirian.

Dia tidak akan menghadapiku. Sambil memeluk pedang, dia tidak mengangkat jari sementara punggungnya di dinding.

Satu langkah, aku mendekatinya.

*Chaki*

Reaksi Marie bukanlah seorang gadis normal, dia menarik pedang dengan cepat, dan menebas terhadapku.

Bereaksi, aku menghindar. Marie menebasku lagi.

Tebasan tajam yang terbang dari segala arah.

Aku melihat dengan hati-hati, dan menghindar. Tapi udara mengerikan yang dipancarkan oleh pedang tersebut tidak mempunyai cara untuk mengelak, melukai kulitku.

Aku perlu serangan bala ー ー itu adalah saat aku berpikir.

"Sakit......tanganku......sakiiit"

"Marie!!"

Marie mengerang kesakitan, dan Fiona yang mendengar itu dari luar gua berteriak.

"Dikendalikan oleh Pesang Iblis itu......tubuhnya sudah pada batas-batasnya huh. Cih!"

Maka itu alasan yang ini tidak lama lagi, itu akan buruk bagi dia untuk bergerak lagi.

Bila itu yang terjadi ー ー aku akan berhenti sebelum ia bergerak.

Selangkah, aku mundur, mengambil jarak.

Dengan kaki yang dominan, aku melangkah dan mencongkel tanah, aku mengisi kekuatanku.

(Dalam kekuatan penuh!)

Pada pertama kali aku menggunakan kekuatan penuhku, setelah datang ke dunia fantasi ini, aku menyerang.

Aku merasakan suara penghalang retak. Pedang Iblis/Marie tidak bisa bereaksi.

Setelah melangkah di kejauhan dengan sekejap, aku mengambil Pedang Iblis tersebut sebelum bereaksi.

Aku mengambilnya dari tangan Marie.

"Yosh!!"

Mencuri berhasil.

"Apaaaa?!"

Aku mendengar suara. Itu adalah suara yang menggema langsung ke otakku. Itu suara perempuan.

Aku menatap Pedang Iblis tersebut. Sambil memegang, berdenyut, rasanya seperti pembuluh darah berdenyut.

Suara itu mungkin berasal dari ini.

"Apa yang harus kulakukan", pikirku. Ini Pedang Iblis sehingga memegangnya seperti ini berbahaya, kurasa......itu ketika aku memikirkannya aku mendengar suara itu lagi.

"Baiklah aku cuma akan merasukimu saja"

"Tunggu sebentar"

Aku mencoba untuk menghentikannya, tapi ia tertawa keras yang menggema di bagian belakang kepalaku.

Aku pikir itu sesuatu, setelah caranya diketahui untuk menghentikan itu, yang kutahu adalah bahwa ada sesuatu yang dilakukan padaku.

Tapi tidak ada yang terjadi.

"Apa? Kenapa, kenapa kau tidak terasuki!!"

Gema suara Pedang Iblis itu, ia terdengar seperti panik.

Ia melakukan sesuatu beberapa kali setelah itu, tetapi karena tidak ada yang berubah di sisiku, suara Pedang Iblis itu semakin panik.

Aku tidak tahu alasannya, tapi tidak bisa melakukannya padaku apa yang terjadi pada Marie, tampaknya.

"Yosh, oke maka aku akan tetap seperti itu saja"

Memutuskan, aku melihat Fiona sambil memegang Pedang Iblis.

Fiona memasuki gua, setelah menjauh dari Pedang Iblis, dia mengurus Marie yang pingsan.

"Bagaimana, dia baik-baik saja?"

"Iya, mungkin, sih......"

Aku melihat sekilas wajah Marie. Dia kehilangan kesadarannya dan tegang, tapi napasnya normal, sehingga seperti yang dikatakan Fiona, dia tampaknya mungkin baik-baik saja.

"Yang pasti, setelah kembali ke kota kunjungi dokter"

"Iya"

Fiona memeluk Marie, dan menatapku.

Dia tampaknya akan menangis lagi, tapi kali ini ー ー dengan air mata kebahagiaan.

"Sungguh, Terima kasih banyak!! Berkat Kakeru-san, Marie sudah...... Marie sudah......"

"Jangan khawatirkan itu, mari kita lakukan nanti. Fiona harus membawa Mari ke dokter"

"Eh? Lalu apa yang akan Kakeru-san lakukan?"

"Aku akan pergi setelah mengurus ini"

Aku berkata, dan menunjukkan Pedang Iblis ini.

Fiona mengatakan "Aku mengerti", berulang kali mengatakan rasa syukur, dan kemudian membawa Marie dan meninggalkan gua.

Aku memegang Pedang Iblis, berpikir "Kalau begitu, apa yang harus kulakukan tentang ini", aku melihat sekeliling bagian dalam gua.

Aku mungkin harus memotongnya setengah kurasa.

Ketika aku berpikir seperti itu, aku melihat sesuatu yang bersinar di mana Marie duduk.

Ketika aku mendekati dan melihat, di sana aku melihat salah satu bagian dari tiket lotere telah menurun.

Aku mengambilnya. Dengan ini, sekarang aku punya dua potong.

Post a Comment

0 Comments