Reunion v1 Bab 1

Bab 1 – Kembalinya Sang Pahlawan

Bagian 1

*Chachink*.

Api kecil yang dibuat dari tubuh perak metalik.

Api merah melambaikan-lambai mengarah ke rangkaian dupa.

"Sebenarnya, aku ingin membeli merek yang nenek(abuela) suka tapi si pemilik toko belakangan ini jadi lebih ketat tentang pembatasan usia. Sepertinya mereka takkan menjual rokok kepada seseorang di bawah umur."

(Jadi kumohon, terimalah batang dupa ini).

Usai mangucapkan itu, si pemuda, Kurosu Tooi, menutup tutup Zippo dan memadamkan api. Dia kemudian mengambil seikat dupa dan diatur di depan batu nisan yang memiliki nama neneknya yang terukir di sana.

Ini mungkin umum di luar negeri tapi pemakaman umum ini memiliki papan tulis berbaris berturut-turut, yang sedikit langka di Jepang.

Tooi hadir di pojok itu.

Neneknya tengah tidur di bawah makam di depannya.


Bagi Tooi, yang dibuang oleh kedua orangtuanya, nenek seseorang yang berutang besar karena membesarkan dirinya selama lebih dari 10 tahun dan mengajarinya segala hal tentang dunia ini.

Tooi sedikit menyipitkan matanya sambil melihat asap mengepul dari dupa.

"...Nenek tak merokok di depanku sampai akhir hayat."

Dari apa yang didengarnya, neneknya adalah perokok yang cukup berat. Nenek akan segera membuka kotak satu per satu tanpa jeda dan akan membusungkan asap putih seolah-olah itu wajar baginya.

Tapi sejak nenek mengambil hak asuh Tooi, berapa kali dia merokok di depan seseorang menurun sekali. Nenek merokok secara rahasia tapi nenek tak pernah merokok di depan Tooi.

Dia mungkin berhati-hati pada Tooi muda.

Tapi karena nenek cukup keras kepala, nenek takkan mengakuinya.

Dia akan selalu bilang [Ini karena alasan kesehatan].

"Asap sebanyak yang nenek mau di dunia itu. Kurasa tak ada anak yang mengganggu nenek yang khawatir di dunia itu. Ah, tapi nenek sedikit memberontak... Kuharap nenek takkan merokok bila aku memberitahu nenek, kan?"

Meskipun ia hanya bercanda, di sana, sebagai hal yang biasa, tak ada jawaban.

Tooi tersenyum pahit kecil tapi ekspresinya segera berubah serius segera mungkin.

"Aku dipanggil. Oleh dunia itu. Rupanya, mereka membutuhkan kekuatanku."

Si pemuda dengan tenang berbicara dengan makam nenek tersayang.

"Pemakaman berakhir. Aku melakukan yang terbaik untuk menemukan makamnya..... mirip dengan di kampung halaman nenek. Baik itu rumah dan tanah, aku melakukan apa yang nenek bilang dan memberikannya kepada orang-orang yang membutuhkannya."

"Dan juga..." ucap Tooi.

"...tak ada yang tersisa untuk dilakukan di dunia ini."

Kata-kata yang didukung oleh kemauan yang kuat.

"Aku pergi ke sana dengan tujuan mengubur tulang-tulangku di sana saat ini. Ini mungkin menjadi yang terakhir kali aku mengunjungi nenek jadi... tolong, maafkan aku."

Pemuda itu berpaling dari makam dan berjalan pergi. Dia membawa tas boston di punggungnya sambil menarik tas jinjing dengan satu tangan. Tangannya yang lain memegang erat zippo.

Dengan hampir semuanya dibuang, ini adalah kenang-kenangan pertama dan terakhir dari neneknya yang dia jaga sendiri——

"Selamat tinggal(Adios), nenek tersayang(Querida Abuela)."

Tooi kemudian berangkat.

Tujuannya adalah cahaya.

Pintu masuk ke dunia lain dan pintu yang mendapatkan persimpangan dimensi.

Dengan ini, Tooi mengalami pemanggilan kedua ke dunia lain.

Dia sudah mengambil keputusan.

Dia memutuskan dirinya untuk membuang nama Kurosu Tooi dan hidup sebagai Tooi Cross.



Satu tahun yang lalu——

Tooi, adalah seorang murid kelas 2 SMA, telah dipanggil paksa ke dunia lain dengan cara diseret dalam bencana alam.

Dunia lain.

Sebuah dunia yang berbeda darinya.

Tooi dipanggil ke dunia dengan [Arwah] yang ada di dalamnya.

Arwah, makhluk yang melampaui pengetahuan manusia, yang berakar dalam masyarakat dan budaya manusia dan manusia akan membuat kontrak dengan mereka untuk meminjamkan kekuatan mereka; banyak mukjizat terjadi di sana yang akan terdengar luar biasa di Jepang modern.

Sederhananya, itu adalah dunia fantasi.

Untuk Tooi, yang telah tinggal di negara maju yang dikenal sebagai Jepang, dunia ini pasti cocok untuk deskripsi [Fantasi dengan pedang dan sihir].

Negara ini diposisikan di tengah benua Reneous — Kekaisaran Arludea. Usai dipanggil di sekitar negara itu, Kurosu Tooi tak punya pilihan selain hidup di dunia lain ini.

Namun, ia tentu belum bisa menerima ini.

Tooi berusia 16 tahun pada waktu itu.

Dia berada di usia yang sensitif dan akan berteriak soal bantahannya tentang masyarakat Jepang modern. Tapi, bukan berarti dia tak merasa tertarik pada dunia fantasi yang mendadak jatuh tapi dia punya alasan untuk kembali.

Ada hal yang harus dia lakukan di tanah airnya.

Karena itu.

Agar dapat kembali ke dunianya sendiri, Tooi mati-matian memanfaatkan kecerdasan dan kekuatannya.

Dan setelah banyak cobaan dan pertempuran sengit, dia mengalahkan [Raja Iblis] dan menggunakan Ether kemurnian tinggi dan harta yang tak terhitung jumlahnya yang dimonopoli oleh [Raja Iblis] untuk membuka paksa gerbang dimensi dan kembali ke dunianya.

Semua itu butuh waktu sekitar satu tahun.

Lupakan meringkas semuanya dalam satu kalimat, berbagai peristiwa yang terjadi dalam setahun itu sangat sulit dan terlalu spektakuler untuk dijelaskan dalam satu buku jadi mari kita tinggalkan itu untuk nanti.

"Ooooh, sudah lama ya."

Usai meninggalkan pusaran cahaya dan melihat suasana berkembang di depannya, suara kekaguman keluar dari mulut Kurosu Tooi— bukan, Tooi Cross.

Dia bisa melihat padang rumput yang cantik dan merasakan angin yang menyegarkan. Batu raksasa berdiri di sekelilingnya dan ada hutan besar serta pegunungan di kejauhan. Langit biru jernih.

Juga— udara dan bumi penuh dengan Arwah.

Rumput, pohon, tanah, angin, air... semuanya memiliki Arwah yang tinggal didalam diri mereka.

Ini adalah keberadaan manusiawi dan misterius yang dibuat oleh Ether yang beredar di seluruh dunia.

Mereka telah berada di dunia ini sebelum manusia muncul; mereka hidup bersama dengan dunia ini dan terhubung.

"...Aku tak sabar untuk bertemu mereka."

Ia bergumam dengan tenang pada dirinya sendiri dan berjalan sambil menarik tas jinjingnya.

Ada batu raksasa yang tak terhitung jumlahnya diatur dengan baik dan dalam formasi ketat. Ketika melihat dari atas, bisa dilihat bahwa batu-batu ini benar-benar ditempatkan membentuk lingkaran.

Ini disebut lingkaran batu dan ini adalah tipe reruntuhan.

Reruntuhan ini dapat ditemukan di sebelah timur Kekaisaran Arludea dan disebut [Reruntuhan Fior] karena terletak di wilayah Fior.

Nama lain untuk mereka adalah [Bahtera Reruntuhan].

Mereka adalah reruntuhan rindang dengan legenda [Membuka pintu ke dunia lain]— satu tahun yang lalu, Tooi dipanggil ke dunia ini karena reruntuhan ini [Kehilangan kontrol].

Dengan kata lain, ia adalah korban dari bencana alam.

Namun, kali ini berbeda. Ia dipanggil ke dunia ini dengan campur tangan manusia.

Itu kemungkinan besar dilakukan oleh keinginan seorang wanita.

"Oh."

Usai berjalan keluar dari tengah reruntuhan, ia melihat seorang gadis di kejauhan.

Tampaknya gadis itu melihatnya juga karena gadis itu berlari padanya.

Dia adalah seorang gadis cantik dengan fitur wajah yang berbeda. Tubuh gemulainya ditutupi dengan seragam militer Kekaisaran yang ketat.

"Laila!"

Tooi berlari menuju gadis itu.

"Lama tak bertemu, Laila. Apa kabar?"

Laila Schut.

Seorang petugas wanita yang berafiliasi dengan militer Kekaisaran. Dia usianya sama seperti Tooi dan seharusnya sekarang berusia 17 tahun.

Dia adalah putri sulung dari bangsawan agung yang terus mengeluarkan petugas tinggi setiap generasi — keluarga bangsawan Schut. Sementara menampilkan kemampuan menakjubkan dari seorang Ksatria Arwah, ia unggul dalam taktik militer dan penelitian teknologi Arwah dan seorang jenius sampai-sampai militer Kekaisaran pun tak lebih memalukan dalam semua cara.

Dan dia orang pertama yang Tooi temui saat dia datang ke dunia ini.

Laila adalah orang yang mengajari Tooi bagaimana hidup di dunia ini ketika dia terlempar ke sini sendirian.

Bahasa, sejarah dan geografi. Dan juga, teknologi Arwah.

Hanya menempatkan dalam kata-kata, dia adalah seseorang yang bisa disebut temannya di dunia ini.

Tooi mampu hidup di negara yang dikenal sebagai Kekaisaran Arludea karena Laila memiliki status yang cukup tinggi di masyarakat.

"Sudah setahun, Laila. Kupikir kita takkan pernah bertemu lagi. Aku sangat senang."

"..........."

"Atmosfer di sekitarmu berubah selama waktu aku tak melihatmu, ya. Kamu juga memotong rambutmu... Dan juga, rasanya kamu menjadi lebih pendek— tunggu, kupikir cuma aku yang menjadi lebih tinggi, huh? Juga, yeah! Kacamata, kacamatamu! Di mana kamu menempatkan sudut menawan dan merek dagangmu, kacamata itu?"

"..."

"...Laila?"

Berlawanan dengan Tooi yang tengah berbicara dengan nada bersemangat, gadis berpakaian militer tertegun dan berekspresi tercengang di wajahnya. Itu seperti melamun.

Ketika ia menatapnya lagi, Tooi melihat sesuatu yang sangat penting.

"...Eh? Mustahil... La-Laila...?"

Merasa benar-benar bingung, Tooi menatap ragu pada bagian tertentu dari gadis itu.

Aneh.

Tapi tunggu.

Tak mungkin— ini mustahil.

"Laila, apa...yang terjadi dengan payudaramu? Me-mereka hilang.......? Errr, Ke-kemana mereka...payudara raksasa yang bisa membanjiri siapapun yang melihatnya hilang?"

Dia tahu bahwa ini sangat tak sopan untuk seorang wanita tapi ia hanya perlu bertanya.

Jika membicarakan Laila, itu pasti payudara raksasanya.

Payudara raksasa sama dengan Laila Schut.

Itu akal sehat untuk Tooi. Satu tahun yang lalu, memiliki banyak kesempatan untuk bermain mata dengan payudara Laila, ia tak bisa menggambarkannya sama sekali selain indah dan buah terlarang dengan kualitas terbaik.

Meski begitu, apa yang terjadi?

Apa yang di sana... bisa dibandingkan dengan talenan.

"—A-Aku punya 2 hal yang ingin kuperbaiki!"

Saat ia berbicara tentang payudaranya, gadis yang melamun itu berteriak dengan wajah semerah bit.

"Pertama-tama, aku bukan Laila! Aku adik Laila Onee-san, Alua!"

"...Hah? Ap-apa yang kamu bicarakan, Laila? Hentikan lelucon membosankan itu. Kamu Laila, kan? Adik... Alua-chan masih berusia 5 tahun atau sesuatu di sekitar situ, kan?"

Dia kenal adiknya dan ia bertemu berkali-kali sebelumnya. Alua Schut adalah seorang gadis kecil yang imut dengan 10 tahun lebih muda dari Laila.

Harusnya sih begitu tapi gadis di depannya terus berbicara dengan sikap tegas.

"Satu hal lagi. Ini bukan 1 tahun — tapi sudah 10 tahun."

"...Eeh?"

"Sudah 10 tahun. 10 tahun sudah berlalu sejak kamu meninggalkan dunia kita dan kembali ke negara yang dikenal sebagai [Jepang] yang kamu tinggali."

"..."

"Jadi, errr... L-lama tak bertemu..., Tooi Onii-chan."

Itu cukup jelas sampai-sampai proses berpikir Tooi berhenti.



"...Pa-pada dasarnya, ketika aku menghabiskan satu tahun di duniaku, 10 tahun telah berlalu di dunia ini, ya."

Tooi membutuhkan sekitar 5 menit untuk menerima situasi yang luar biasa ini.

"Jadi... kamu bukan Laila dan tak masalah untuk dibilang bahwa kamu Alua-chan yang ternyata berusia 16 tahun?"

"Ya. Jadi, kamu akhirnya percaya padaku, Onii-chan?"

"Daripada percaya padamu... aku tak punya pilihan lain. Aku masih terkejut kok."

"Aku juga terkejut... Aku berpikir bahwa aku akan bertemu Tooi-san dewasa."

Tentang perbedaan usia, lupakan saja, tentang waktu tergelincir — kedua belah pihak rupanya terkejut.

(...aku tak punya petunjuk karena— tunggu, haruskah benar-benar seperti ini, huh?)

Setahun yang lalu, Tooi tinggal di dunia ini selama kurang lebih satu tahun.

Tapi begitu dia kembali ke Jepang hanya sekitar sebulan berlalu.

(Kurasa bahwa itu adalah semacam distorsi ruang dan waktu atau sesuatu seperti itu tapi kukira itu benar-benar adalah hal yang biasa)

Satu tahun di sini sama dengan sekitar satu bulan atau kurang di sana.

Satu tahun di sana sama dengan sepuluh tahun di sini.

Dengan perhitungan sederhana, dapat dengan mudah disimpulkan bahwa aliran waktunya berbeda sekitar 10 kali.

Kalau begitu, fakta bahwa 10 tahun berlalu ketika Tooi kembali memiliki kredibilitas di dunia ini.

(Juga...)

"Alua-chan."

"Ya?"

Usai memanggil namanya, dia membalas sambil memiringkan kepalanya dengan imut. Gerakan yang membekas ketika ia berusia 6 tahun.

Sulit untuk menggambarkan perasaan setelah melihat gadis kecil yang selalu mengikuti di belakang kakaknya tumbuh sampai dia berusia hampir sama seperti Tooi.

(Seorang gadis kecil akan berubah menjadi seorang gadis remaja bila 10 tahun berlalu, huh?)

Tooi berpikir begitu dengan serius.

"Alua-chan, kamu... tumbuh sama seperti kakakmu."

"Ahaha, aku sering mendengar itu."

Dia tampak seperti Laila sembari Tooi menatapnya tapi begitu Tooi menegaskan hal itu, ia bisa mengira bahwa itu adalah orang lain.


Matanya sedikit lebih lembut dibandingkan dengan kakaknya, nada dan sikapnya jauh lebih lembut tak seperti Laila yang arogan.

Dia tak memakai kacamata dan yang lebih penting—

"Ja-jangan dibandingkan! Tolong jangan bandingkan aku dengan kakakku!"

Alua tiba-tiba berteriak dan menutupi dadanya dengan kedua tangannya.

"Aku tak bilang apapun."

"Aku tahu itu meski kamu gak bilang! Ya, aku tahu, aku cuma tahu! Aku selalu dibanding-bandingkan dengan kakakku setiap saat..."

Sebuah bayangan suram dan gelap mengintai di sekelilingnya.

Rupanya, dia mengucapkan tak sopan dengan ukuran payudara yang jelas memiliki perbedaan antara dia dan kakaknya.

"La-lagi pula, Tooi Onii-chan. Terima kasih sudah menanggapi panggilanku."

"Panggilanku... yang berarti orang yang memanggilku kali ini adalah Alua-chan?"

"Ya. Meskipun aku bilang begitu, aku cuma melakukan apa yang Onee-chan 'ku ucapkan padaku."

Dengan batu raksasa yang tak terhitung jumlahnya berdiri sejajar, rute [Bahtera Reruntuhan] adalah tempat di mana Ether — energi yang berotasi sangat bagus sama sebagaimana darah bekerja pada tubuh manusia — dapat berkumpul dengan mudah.

Umumnya dikenal sebagai tempat kekuatan.

Dengan menggunakan kelimpahan Ether berkumpul setelah waktu yang lama, mereka mampu membuka pintu ke dimensi lain.

"Menakjubkan, Alua-chan. Sudah cukup sulit untuk mengaktifkan reruntuhan ini atau itu yang aku dengar, kan? Kamu sudah menjadi luar biasa dalam 10 tahun ini."

"Tidak. Aku masih pemula. Aku masih kalah dengan Onee-san 'ku. Dan— Tooi Onii-san juga."

Alua mengucapkan itu.

Dengan suara penuh dengan kegelisahan dan rasa hormat.

"[Tyrant Slayer] Tooi Cross. Ksatria Dewi terkuat yang mengendalikan 12 Dewi yang terkenal menjadi sangat kuat sehingga bahkan salah satu dari mereka mampu meruntuhkan istana suatu negara sendirian. Upaya Tooi Cross dan [12 Dewi] menggema di seluruh benua dan legenda yang masih dibicarakan bahkan setelah 10 tahun."

Dia menatapnya dengan tatapan iri.

"10 tahun yang lalu, dengan usia yang sama seperti aku saat ini, Tooi Onii-chan, yang berdiri di medan perang dan memperoleh kemenangan untuk dunia, menjadi target kekagumanku."

"...Itu berlebihan. Dewi-dewi yang kukontrak adalah orang-orang yang kuat dan bukanlah aku yang menakjubkan."

"Apa maksudmu?! Mendapatkan kontrak dengan seorang Dewi dengan sendirinya itu menakjubkan! Terlebih lagi, ada 12 Dewi! Raja Zafra Khazaha yang dikenal sebagai raja naga gurun cuma punya 3 Dewi, rumor bilang bahwa [Petapa penciptaan] yang dianggap sebagai orang yang mengajari teknologi Arwah ke negara ini, cuma mampu membawa 5 Dewi untuk bertugas."

Dalam melaksanakan teknologi Arwah tingkat tinggi, orang tersebut harus membuat kontrak dengan Arwah tertentu.

Untuk menjelaskan ini dengan cara alternatif, dengan masuknya sejumlah Arwah terkontrak dan kualitas, teknik, kemampuan, pengetahuan mereka sebagai seorang teknisi Arwah, dan faktor-faktor lain — semua itu akan menjadi [Kaliber] dari orang itu.

Dan kalau ada yang mampu membuat kontrak dengan Dewi yang memiliki kekuatan tak tertandingi bahkan didalam Arwah, orang itu bisa dikatakan telah melakukan pemanfaatan yang akan meninggalkan bekas dalam sejarah.

Meski itu hanya salah satunya.

Itu sebabnya, setelah membuat kontrak dengan 12 Dewi, Tooi mungkin pantas diberi gelar berlebihan yang bernama [Pahlawan] tapi——

"Dalam hal ini... Aku mendapatkan banyak situasi yang harus kualami."

"Jangan merendah. Tooi Onii-chan selamanya akan menjadi pahlawanku."

Cahaya di mata Alua berubah lebih cerah. Tooi mengangkat bahunya menilai bahwa kata-kata selanjutnya tak berguna.

"Baiklah kalau begitu, Alua-chan. Maukah kamu sekarang beritahu orang seperti pahlawan ini alasan mengapa kamu memanggilku kemari?"

"Itu—"

Saat Alua membuka mulutnya,

*Zun!* Getaran tanah menyerang mereka.

(-! ...Perasaan ini...)

Hal-hal yang Tooi alami sering kali setahun yang lalu muncul kembali didalam pikirannya.

Rintihan suara dari getaran tanah yang dikirim ke kakinya.

Tumpang tindih dengan auman dan teriakan menggema dari jauh.

Tekanan mengguncang suasana—sangat jelas ini perasaan perang.

"T-tidak! Mereka sudah di sini!"

Setelah Alua berteriak dengan wajah pucat, dia berbalik dan berlari.

"Tooi Onii-chan! Akan kutinggalkan rinciannya setelah kita mencapai Kekaisaran! Ikuti aku!"

"Eh? Ah. T-tunggu, aku membawa barang!"

"Tolong cepat! Tempat ini mau jadi zona perang."

Tooi membawa koper dan tas boston sambil mengejar Alua.

"Sebelah sini!"

Alua memutar ke belakang batu berdiri dan Tooi mengikuti di belakangnya.

Di balik bayangan batu adalah sesuatu yang tak terduga.

"Ap-apa ini...? Sepeda? Motor?"

Benda yang tepat di depannya adalah sesuatu yang disebut Auto Bike di Jepang modern.

Ini adalah kendaraan dengan dua roda dan bingkai logam yang menghubungkannya. Tampak agak tak sopan tapi pada dasarnya masih merupakan Auto Bike.

"Ah, begitu ya. Tooi Onii-chan, kamu tak tahu tentang motor."

"Apa kendaraan bermotor ini ada di dunia ini sebelumnya? Bukankah bentuk transportasinya kuda gerbong normal? Ah-re? Sudut pandangku pada dunia ini rusak?"

"Pada 3 tahun yang lalu Kekaisaran berhasil mengembangkan motor. Ether digunakan sebagai sumber energi sehingga hanya orang-orang yang punya pengetahuan tentang teknologi Arwah bisa menggunakan ini."

Setelah 10 tahun berlalu, revolusi teknologi mungkin terjadi.

(Tak ada perbedaan antara kemajuan ilmu pengetahuan dan sihir. Aku lupa siapa yang mengucapkan itu tapi—)

Aku mengerti.

Kemajuan ilmu sihir akan menyebabkan efek yang sama pada ilmu pengetahuan juga.

Setelah Alua mengikat barang Tooi ke bagasi, ia duduk di atas tubuh kendaraan.

Segera, cahaya putih biru menutupi tubuhnya.

Ini adalah cahaya yang dapat dilihat ketika menggunakan teknologi Arwah dasar.

Dengan meminjam Arwah primitif tanpa kecerdasan yang ada di udara dan tanah, dia mampu menggunakan energi itu. Seketika, motornya mulai bergerak.

"Hei, Alua-chan. Apa maksudmu dengan zona perang? Jangan-jangan... Republik Lectar menyerbu atau sesuatu seperti itu?"

"...Bukan itu... err, dari mana aku harus mulai menjelaskan... Pertama-tama, Wilayah Fior bukan milik Kerajaan dan militer kami telah mengalahkan pasukan mereka ke negeri ini selama kurang dari setahun."

"...Aku tak melihat di mana hal ini terjadi. Apa kita mencoba untuk mendapatkan kembali tanah yang dicuri dari negara lain?"

"Sesuatu seperti itu. Tapi musuhnya bukan manusia."

Selama percakapan mereka—

Tooi melihat sekelompok hitam menjauh.

(Militer Kekaisaran...)

Prajurit yang mengenakan seragam yang tampak familiar berbaris dalam satu baris.

Setiap salah satu dari mereka dilengkapi dengan pedang yang terukir lambang Kekaisaran. Dengan itu bertindak sebagai media, dengan mewujudkan Arwah terkontrak mereka ke dalamnya, seseorang dapat membuat transformasi [Perangkat Arwah(Ray Alma)].

(Dari apa yang kulihat, kekuatan Kekaisaran punya lebih dari 100 tentara dan mereka semua adalah Ksatria Arwah, ya?)

Mereka tak dilengkapi dengan armor atau senjata berat dan senjata mereka hanyalah pedang dengan lambang Kekaisaran terukir pada senjatanya.

Untuk seseorang yang menuju perang, mereka berada di suatu peralatan ringan yang tak bisa diandalkan — fakta membuktikan bahwa mereka semua Ksatria Arwah.

Banyak yang dapat menggunakan teknologi Arwah tapi hanya ada beberapa yang menguasai [Perangkat Arwah(Ray Alma)].

Di benua ini, teknologi Arwah yang menguasai kemampuan tingkat tinggi dan menghususkan diri dalam pertempuran teknologi yang dikenal sebagai Ksatria Arwah.

"Oi oi... pasukan kuat di sana itu."

Lawan ksatria Arwah yang membentuk satu baris untuk dikalahkan, seperti Alua bilang, bukan manusia.

Arwah.

Serigala, beruang, anjing liar, kucing liar, elang dan rajawali. Mereka mungkin Arwah liar yang hidup di dataran, pegunungan, dan hutan. Hewan dengan aura bersinar membentuk kelompok di depan sekelompok militer Kekaisaran.

Tooi berpikir ini adalah mustahil.

Para Arwah yang tinggal di wilayah ini diketahui jinak. Ia hanya mendengar tentang beberapa insiden di mana mereka menyerang orang atau seluruh kota tapi mereka bisa dihitung dengan jari.

Tapi meskipun demikian, mengapa para Arwah menghadapi Militer Kekaisaran?

"—Umat manusia. Pergilah, bila kalian menyayangi hidup kalian."

Dan.

Dia mendengar suara.

Kedengarannya anggun dan jelas, tetapi suara perempuan itu terdengar agak misterius.

Untuk Tooi, suara familiar itu terdengar terpercaya dan nostalgia.

"Aku tak ingin mayat dan darah kalian mencemari tanah indah Fior ini."

Mengikuti tatapan dan gerak tubuhnya, Arwah hutan menurutinya. Sudah jelas bahwa dia memerintahkan sekelompok hewan.

Dia memiliki rambut perak bersinar di bawah sinar matahari, payudara menggairahkan dan pinggul erat. Gadis cantik yang mengenakan pakaian yang bergabung dengan angin melihat medan perang dengan sepasang mata biru langit.

Dengan kecantikan yang tak terlukiskan dan takkan layu bahkan setelah 10 tahun. Dengan penampilan yang sama seperti terakhir kali ia berada di dunia ini.

"Itu..."

Dia belum lupa.

Tak mungkin dia akan melupakan gadis yang berjuang bersamanya.

"...Eh. Tunggu!? Ma-Mau kemana kamu, Tooi Onii-chan!?"

Ketika ia menyadari, Tooi sudah berlari.

Seolah-olah ia tengah dipandu.

Dia tak berhenti bahkan untuk melihat apa yang terjadi di sekelilingnya dan langsung menuju ke rekan lamanya.

"Ryura..."

Suaranya keluar dari mulutnya sambil merasakan nostalgia.

Sudah 1 tahun sejak ia mengucapkan nama itu.

Dewi [Angin Ganas] - Ryura Vega.

Dia adalah salah satu dari 21 Dewi dari dunia ini.

Dia Dewi pertama yang membuat kontrak dengan Tooi dan Dewi yang sangat merasa menyesal berpisah ketika ia akan kembali ke dunianya sendiri.

"Ryuraaa!"

Tooi melangkah ke medan perang tanpa ragu.

Rasanya mungkin tindakan gila untuk warga Jepang modern yang baru saja ke dunia lain tapi untuknya ini adalah kali kedua di dunia ini. Dia terpaksa untuk mengalami perang terakhir kali ia berada di sini setahun yang lalu dan terbiasa dengan hal itu.

Karena suara Tooi mencapainya, Ryura Vega menoleh padanya.

Dan dia sedikit melebarkan matanya yang terbuka.

"Ryura! Sudah 1 tahun! Ah... err, itu 10 tahun untukmu, ya? ...Nah, lagi pula, lama tak bertemu!"

Jika ini dipandang dari sudut pandang seorang prajurit, nada dan sikap Tooi akan digambarkan sebagai cuek, tapi mau tak mau dia merasa bersemangat ketika melihat rekan lamanya lagi.

Meskipun hanya 1 tahun telah berlalu, ini reuni dengan seseorang yang dia pikir dia takkan pernah bertemu lagi jadi mau bagaimana lagi.

Hanya saja akan aneh darinya jika ketegangannya tak tinggi.

Tapi——

"Hei Ryura. kamu... kenapa kamu melawan militer Kekaisaran—"

Dia tak bisa menyelesaikan pertanyaan.

Tepat pada saat ketika ia menutup jarak sambil berteriak — itu terjadi dengan segera.

Bilah angin yang tak terhitung jumlahnya menyerang Tooi.

"—!?"

Dia menghentikan kakinya dengan refleks dan menyilangkan lengannya di depannya.

Bilah angin berhembus melewati Tooi dengan hanya perbedaan beberapa sentimeter. Beberapa helai rambutnya terpotong.

Ini bukan berarti ia berhasil mengelak.

Bilah angin itu tak mengenai sasarannya.

Itu mungkin peringatan.

Dengan arti "Jangan mendekat" — itu adalah serangan yang dimaksudkan untuk penolakan.

Dia tak tahu jika niat itu dari Ryura Vega melainkan serangan dari Arwah terkontraknya yang terpercaya menyebabkan Tooi merasakan dampak besar.

"...Eh? Apa... kenapa—!?"

Setelah ia mengangkat wajahnya sambil merasa bermasalah, ia bertukar tatapan dengan Ryura.

Seketika, Tooi tak bisa berkata-kata.

Itu karena Ryura menatapnya dengan mata yang sangat dingin.

Tatapan yang amat sangat dingin. Permusuhan yang kuat terbakar didalam matanya.

Tapi pada saat yang sama kesedihan yang mendalam bisa dirasakan mengalir dari matanya. Dia merasa seolah-olah dia tengah ditunjuk dengan panah yang ditarik pada busur yang membentang sampai batas-batasnya.


Mustahil untuk menjelaskannya dalam sebuah kalimat, selain perasaan yang rumit dan misterius bisa dirasakan.

Hatinya tengah terperas hanya dengan melihat itu.

(Ke-kenapa... kenapa kamu membuat wajah itu, Ryura?)

Saat Tooi hendak berbicara dengannya sekali lagi, pasukan Kekaisaran mulai mendekat.

Pertempuran sengit terbuka antara Arwah hutan dan ksatria Arwah dilengkapi dengan [Perangkat Arwah(Ray Alma)] mereka. Kilat memancar dan api mengaburkan pandangannya dan mengelilingi Ryura.

"...Sial! Tunggu! Tunggu! Ryura!"

Tooi mencoba mengikutinya tetapi pasukan yang maju dengan kebencian yang jelas menghalangi jalannya.

Mustahil untuk bergerak maju.

Lupakan saja, dia mungkin akan tertelan ke dalam ini semua jika terus maju.

"—Tooi Onii-chan! Naiklah!"

Tepat sebelum ia diseret ke dalam pertempuran, suara mati-matian dan mesin motor bisa didengar di belakangnya.

Tepat di akhir kebingungan sesaat, Tooi duduk di belakang Alua.

Dia kemudian melajukan motor dan keduanya menjauh dari sini dengan kecepatan tinggi.

"...Ryura."

Kata-kata yang keluar dari mulutnya segera tak bisa lagi didengar karena tertelan oleh angin.



Bagian 2

Di tengah pertempuran mengerikan antara Kekaisaran dan Arwah hutan------Ryura Vega, komandan para Arwah, memasuki pikiran yang tak dibutuhkan.

(..............Aku tahu; itu---)

Itu pasti Tooi.

Tak mungkin dia akan salah.

Tooi Cross.

Pemuda yang Ryura Vega terima sebagai satu-satunya tuan yang sesungguhnya.

Tiada sehari pun ia tak berpikir tentangnya selama 10 tahun terakhir.

Mereka membentuk hubungan tuan dan pelayan melalui kontrak; tertawa bersama, menangis bersama, mengobrol bersama, dan menghabiskan banyak waktu bersama.

Dia kadang-kadang akan menjadi pedang, kadang-kadang menjadi perisai, dan yang tahu sering kali mereka pergi ke dalam perang.

Semua kenangan yang berharga untuk Ryura------

(..........Kamu kembali)

Saat yang sama pengunjung dunia lain; Tooi Cross mengalahkan raja iblis Hadar, ia mencabut semua kontrak dengan Dewi bawahannya dan kembali ke dunianya sendiri.

Tak peduli berapa banyak Ryura berharap-----ia tak mengubah pandangannya.

Dan dengan putaran nasib mengerikan, ia muncul tepat di depan lagi.

Hati Ryura yang terasa terguncang sesaat setelah kembalinya tuannya yang tak terduga, tapi------Ryura menekan emosi dengan kuat.

(Meski Tooi di sini----------itu tak mengubah hal yang harus kulakukan sekarang)

Dia menjauhi kenangannya dan fokus pada perang. Agar dapat menekan pasukan militer, dia memerintahkan hewan bergigi taring dan hewan terbang, dan melancarkan kekuatannya juga.

Angin puyuh terbentuk setiap kali dia dengan ringan mengayunkan tangannya, membuat pasukan Kekaisaran terbang ke langit satu per satu, menjauhi mereka.

Kekuatannya yang luar biasa membuatnya pantas dinobatkan sebagai seorang Dewi.

(Itu tak masalah. Ini------ adalah sesuatu yang harus kulakukan. Meskipun Tooi dipanggil ke dunia ini lagi..........itu tqk masalah bagiku)

Ryura bergumam didalam hatinya untuk menceritakan dirinya sesuatu.

(Pada akhirnya ----- Tooi adalah seseorang dari dunia lain)



Bagian 3

Berbagi tempat duduk di motor yang anehnya nyaman.

Sambil mencoba istirahat kecil di antaranya, mereka mencapai ibukota dalam waktu kurang dari satu hari. Jarak ini akan membuat kereta kuda mengambil 5 hari jadi angkat topi untuk revolusi teknik & teknologi Arwah.

Selama perjalanan, ia bertanya tentang Ryura, Wilayah Fior dan alasan untuk memanggilnya yang tak ia dengar tapi,

"...Maaf. Sudah kuduga...tolong bertanya Laila Onee-chan semua rincian tersebut. Ini sebenarnya cukup rumit jadi kurasa Onee-chan lebih baik dalam menjelaskan."

Adalah apa yang dia ucapkan.

Dan sekarang, mereka menuju ke kediaman Schut terletak di jalanan tinggi ibukota.

Ibukota Arcul adalah jantung dari Kekaisaran Arludea entah bila itu politik atau ekonomi.

Sumber, barang, informasi dan orang. Dengan banyak faktor yang dikumpulkan dari seluruh negeri, itu adalah bagian terbesar dari Kekaisaran dan dibentuk menjadi kota paling sibuk di sana.

"Kukira orang-orang berkumpul di ibukota adalah orang-orang di setiap dunia."

"Itu karena orang-orang berkumpul di sini, itu yang membuatnya jadi ibukota, kan?"

"Ini seperti percakapan 'sapi dulu atau susu dulu', ya?"

"...kurasa itu pasti sapi dulu, tahu?"

Tooi dan Alua, yang melangkah ke jalanan tinggi ibukota, sedang mengobrol tak berarti sambil berjalan di jalan utama. Bangunan mewah berjajar di kedua sisi dan pejalan kaki yang lewat sedang membuat ekspresi energik.

Dikembangkan di sekitar istana di mana keluarga Kekaisaran tinggal, kemegahan Kota Arcul yang makmur tak terasa seperti menurun bahkan setelah Tooi pergi selama 10 tahun.

Kebetulan, Tooi mendorong motor. Karena kendaraan ini digunakan untuk jarak jauh, naik di kota ini dianggap gila rupanya.

Dia bisa melihat kereta kuda di sekitarnya dan seperti Alua ucapkan sebelumnya, motor itu masih bukan pemandangan umum di dunia ini.

"Yang berarti."

Ucap Tooi dengan cara bosan.

"Alasan mengapa aku merasa bahwa kita mendapatkan semua perhatian ini saat kita memasuki kota... karena motor ini jarang ada?"

"Kurasa mungkin itu tapi... Kurasa yang paling penting, perhatian difokuskan padamu, Tooi Onii-chan"

"Ah, aku mengerti. Aku terkenal, ya?"

Tyrant Slayer.

Rupanya, tak seorang pun di benua ini tak kenal nama Tooi Cross.

"Ya ampun, menjadi pahlawan benar-benar berat."

Usai Tooi mengucapkan itu dengan ironis, wajah Alua tiba-tiba berubah merah.

"Eh? Ah, tidak. Ini cuma karena pakaian Onii-chan jarang ada..."

"..."

Dia membuat sebuah kesalahpahaman yang memalukan.

Saat ini Tooi mengenakan jersey, celana jersey dan sepatu kets.

Ia dalam pakaian pribadi sempurna dari murid SMA Jepang. Ia mungkin akan menonjol bila ia sedang berjalan di dunia lain seperti ini.

"Wajah dan penampilan Onii-chan masih belum menyebar ke seluruh dunia."

Tepat setelah mengalahkan Raja Iblis, Tooi segera kembali ke Jepang. Karena itu, ia tak mengalami apa yang disebut [Parade Kembalinya Kemenangan].

Yang berarti— sejak dia telah mulai disebut pahlawan, dia belum menunjukkan dirinya kepada publik.

"Satu-satunya yang terkenal hanyalah nama, huh."

Satu-satunya orang yang tahu kebenaran ini hanyalah sejumlah orang yang sangat berhubungan dengannya.

"Di masyarakat, hanyalah nama Tooi Cross adalah produk dari suatu legenda. Banyak novel dan gambar dengan tema [Tooi Cross] diterbitkan, selama 10 tahun juga."

"Eh, Serius!? Aku sedang dinovelisasikan?"

"Ya. Tapi... masing-masing dan setiap satu dari mereka ditulis oleh orang-orang yang tak kamu kenal, perasaan yang aku dapatkan darinya. Mereka menggambarkan Onii-chan sebagai seorang pemuda tampan dan tinggi atau seorang pemuda yang jantan dan dapat dipercaya dan bahkan orang yang bijaksana dan berpengetahuan; mereka semua tak seperti Onii-chan sama sekali!"

"...Ahh, Un. Yeah. Itu, jadi, tidak, aku..."

"Aaaah! Ma-maaf! Aku tak bermaksud seperti itu!"

Untuk Alua, komentar yang mungkin dimaksudkan untuk menunjukkan semacam keunggulan karena dia tahu identitas sang pahlawan namun menyebabkan perasaan yang rumit bagi Tooi.

Usai berjalan selama 30 menit sambil melalui ini dan itu, mereka mencapai kediaman Schut.

Terletak di sudut daerah terutama di mana kehidupan orang kaya, itu adalah bangunan tinggi 4 lantai nan mewah dengan taman.

1 tahun yang lalu, rumah ini adalah pangkalan utama Tooi.

"Apa Laila tinggal di rumah besar ini sendirian seperti biasa?"

"Aku sekarang tinggal dengannya."

"Heeh. Alua-chan meninggalkan rumah utama juga, ya?"

"Ya. Aku mulai hidup dengan Onee-chan saat aku mendaftarkan diri ke militer setelah lulus akademi militer. Juga, ada sekitar 3 maid yang tinggal dan bekerja di sini juga."

Rumah ini milik keluarga Schut tapi bukan rumah utama. Ia mendengar itu hadiah dari orangtua Laila saat dia masuk militer.

"Oh ya, rumah ini juga merupakan tempat di mana aku pertama kali bertemu Alua-chan."

"Itu sangat nostalgia. Aku sering datang ke sini untuk bermain."

"Pada malam aku pertama kali bertemu kamu, Alua-chan, kamu mengompol karena kamu mimpi buruk—"

"Se-sejak kapan itu!?"

"Itu kenangan sejak 1 atau 2 tahun yang lalu."

"Ini sudah 10 tahun! Kamu bicara saat usiaku sekitar 5 tahun!"

Sementara berbicara tentang masa lalu, mereka melewati taman dengan Alua sebagai pemandu, dan berjalan di dalam rumah.

Segera, mereka mencapai kantor Laila, yang berada di lantai tertinggi.

"..."

"Ada apa Tooi Onii-chan? Ini adalah kantor Onee-chan, lho."

"Tidak... Aku tahu itu."

"Kamu tak perlu diam. Kamu sudah membuat pertemuan strategis di ruangan ini berkali-kali 10 tahun yang lalu."

"Itu benar, tapi... hei, Alua-chan? Karena kamu berusia 15 tahun saat ini... tentunya, Laila bertambah 10 tahun juga, kan?"

"Itu sudah pasti."

Alua membuat wajah "Betapa bodohnya kamu bertanya itu" tapi ini bukan sesuatu yang Tooi bisa dengan jujur membiarkan tampil.

(Laila, yang usianya sama sepertiku... semakin tua 9 tahun lebih, huh?)

Rasanya seperti [Itu] ketika mereka di usia yang sama sampai bertambah 9 tahun—

Beberapa trauma dari 1 tahun yang lalu telah ditarik kembali dan itu membuat Tooi membeku. Namun, dia tak bisa hanya berdiri di sana selamanya sehingga ia mengambil keputusan dan mengulurkan tangannya ke kenop pintu.

Kebetulan— tangannya meleset.

Itu karena seseorang membuka pintu dari dalam.

"—Berapa lama kalian berencana untuk membuang-buang waktu di depan ruangan orang lain?"

Orang yang muncul dari ruangan itu seorang wanita cantik.

Dia memiliki rambut panjang halus sampai ke pinggul dan mengenakan seragam militer.

Area dadanya tampak sangat ketat, kancingnya tampak akan terpental setiap saat.

"Kalau kalian sudah ada di sini, tunjukkanlah diri kalian. Aku sudah menunggu kalian dengan tak sabar."

Sementara memperbaiki posisi kacamatanya, wanita itu mengucapkan itu.

Ya, wanita.

Dia memiliki wajah yang tak lagi membiarkan istilah "gadis muda".

Meskipun ada beberapa jejak penampilannya sebelumnya ketika ia di usia yang sama seperti Tooi, wanita di depannya kini telah berkembang menjadi wanita dewasa sungguhan. Mata dan mulutnya memiliki pesona hanya milik wanita dewasa dan... dada besarnya yang biasa tampak seolah-olah tumbuh sedikit lebih besar.

"Fufuun. Bagaimana? Apa kamu jatuh cinta dengan payudaraku?"

Sebagai catatan, ia tak bertindak malu dan membusungkan payudaranya dengan bangga jadi Tooi memiliki masalah di mana dia melihat.

"...Aku terkejut, kamu telah tumbuh menjadi seorang wanita sungguhan."

Meskipun ia dikuasai oleh perubahan rekannya sebelumnya, Tooi berbicara dengannya dengan nada masam.

"Sudah satu tahun, kacamata payudara besar."

"Yeah. Sudah 10 tahun, lemari cabul."

Laila Schut (26 tahun) mengucapkan itu sebelum membuat senyum tak kenal takut.

Meskipun 10 tahun telah berlalu, senyumnya yang penuh dengan keyakinan masih memiliki beberapa penampilan ketika dia masih gadis muda.



Jika satu kata bisa menggambarkan Laila, kata [Permaisuri] mungkin kata yang terbaik.

Berani dan tak kenal takut. Egosentris. Arogan.

Dia pada dasarnya memiliki [Menakjubkannya aku] atau lebih tepatnya konstitusi [Menakjubkannya aku] sehingga dia takkan pilih-pilih tentang metodenya selama dia mencapai tujuannya dan pembuat masalah yang akan menyeret orang lain ke dalam kesulitan tanpa pilihan lain. Meskipun semua itu, ia masih menghasilkan hasil sehingga semua alasan mengapa dia tak bisa ditanganinya.

"Tapi, ini terasa aneh. Tooi."


Tooi dan Schut bersaudari tengah duduk di sofa di tengah kantor.

Sementara menempatkan gula batu ke dalam teh yang maid mereka bawa, Laila menatap lekat-lekat Tooi yang duduk di depannya.

"10 tahun berlalu sejak aku berpisah darimu dan kamu masih belum berubah sama sekali."

"Aku mungkin terlihat seperti ini, tapi aku telah tumbuh 1 senti lebih tinggi, tahu?"

"Itu cuma perbedaan kecil."

"Aku juga merasa aneh. Meskipun baru 1 tahun yang lalu ketika aku berjalan di sekitar seluruh benua bersama denganmu... seorang gadis muda yang usianya sama denganku tiba-tiba berubah 9 tahun lebih tua dariku."

Ini adalah perasaan Urashimatarou ringan aku menjaga kalimat itu di dalam hatiku. Itu karena kalimat itu mungkin takkan bekerja di dunia ini.

Laila kemudian mengangkat bahu dengan berlebihan seakan mengucapkan [Ya ampun].

"Untuk bisa berbicara tentang usia wanita dengan sangat biasa; kamu masih seorang pria tanpa kehalusan, ya? Pertama, aku tak berencana untuk menaati rekan dengan omong kosong seorang bocah yang 10 tahun lebih muda dariku. Toh, aku adalah Onee-san dewasa sungguhan"

"...karena 10 tahun telah berlalu dan Alua-chan sudah 15 tahun, itu akan membuat Laila berusia 26 tahun, benar? Kamu hampir 30 tahun kalau angkanya dibulatkan. Daripada memanggil dirimu Onee-san, bukankah kamu selangkah lagi memanggil dirimu nenek?"

Usai membalasnya, wajah Laila membeku. Dia mengangkat tepi kacamatanya dan alisnya berkedut.

"...Errr, di mana pedang berharga keluarga Schut yang sudah wariskan sepanjang generasi?"

"Tu-tunggu sebentar, Onee-chan."

Sang adik cepat-cepat menghentikan sang kakak yang mencari senjata dengan ekspresi marah. Dengan cara "Oh ya", Alua melemparkannya pertanyaan.

"...Hei, Onee-chan, kamu tahu? Bahwa dunia Tooi Onii-chan tinggal dan dunia kita tinggal memiliki arus waktu yang berbeda."

"Aku tak tahu berapa lama itu. Dari hasil penyelidikan [Bahtera Reruntuhan], kami menemukan bahwa kemungkinannya menjadi tinggi. Teori bahwa kedua dunia bergerak dalam aliran waktu yang sama terdengar aneh, bukan?"

"Lalu... kenapa kamu tak memberitahuku?"

"Aku pikir itu lebih menarik."

Laila mengucapkan itu dengan santai.

"Dengan prediksiku – pada awalnya, Tooi, yang belum melihat perbedaan waktu, akan keliru pada Alua denganku karena dia terlihat hampir seperti aku. Tapi segera setelah itu, ia akan terkejut setelah melihat tubuh sedih yang tak seperti milikku— dan percakapan bahagia dan menyenangkan seperti itu akan terjadi — kupikir begitu, aku benar, kan?"

"" ... ""

Tooi dan Alua tak menjawab dan menutup mulut mereka. Laila tertawa senang.

"Kamu masih lemari cabul yang sama, ya, Tooi. Meskipun 10 tahun telah berlalu, kamu masih sepenuhnya tertarik pada payudaraku."

"...Bisa kamu berhenti dengan mengucapkan lemari cabul. Aku orang normal. Sebagai laki-laki normal dan sehat, aku memiliki dorongan seksual yang dapat diterima."

"Kamu benar-benar sama."

Laila mengabaikan bantahan Tooi dan melanjutkan.

"Tapi— aku berubah."

Celah kilat dari kacamatanya berubah menjadi tajam.

"Aku berubah hebat selama 10 tahun ini. Aku telah mendapatkan status dan otoritas yang bahkan tak dapat dibandingkan dengan masa laluku."

Dia kemudian meraup dagunya untuk memberi perintah untuk Alua disisinya tapi tiba-tiba Alua memutar kepalanya.

"Eh? Ap-apa, Onee-chan?"

"Baca suasana Alua! Jelaskan kepada orang ini betapa hebatnya aku!"

"Eeh!? K-kamu bisa menceritakan dirimu sendiri..."

"Dasar bodoh! Mengucapkan kepadanya oleh diri... sangat memalukan."

Tooi berpikir "Kamu pada dasarnya mengucapkan dirimu".

Setelah menerima perintah tak masuk akal dari kakaknya, dia mulai berbicara dengan enggan.

"Errr... saat, kakakku – Laila Schut adalah salah satu jenderal militer Kekaisaran. Pangkatnya adalah mayor jenderal. Dia mengambil peran seorang komandan divisi untuk memerintah pasukan beberapa waktu lalu tapi saat ini sebagian besar bekerja di kantor strategis pusat. Karena dia jendral wanita pertama Kekaisaran pada saat berusia 20 tahunnya, keributan besar terjadi tepat setelah ia dipromosikan dengan luar biasa."

Tooi tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

Berbicara tentang jenderal, itu status yang memiliki otoritas kelas atas bahkan di dalam militer. Meskipun dia dari keluarga bangsawan Schut, itu bukan pangkat perempuan di usia 20 tahunnya dapat dengan mudah dipromosikan.

"Jadi itu berarti Mayjen Schut, ya? Kamu letnan dua atau kira-kira seperti itu sebelumnya, aku benar? Itu menakjubkan kamu mendapat itu dalam 10 tahun."

"Fuun. Keinginanku masih belum sepenuhnya terpenuhi. Meski begitu, aku bisa mencapai statusku yang relatif lancar— semua berkat kamu, Tooi"

1 tahun yang lalu ketika Tooi dipanggil ke dunia lain, ia secara terbuka bertindak sebagai bawahan Laila.

Dia mungkin diperlakukan sebagai [Penumpang] atau [Prajurit]. Dalam pertukaran untuk pasokan uang dan akomodasi hidup, ia akan mendengarkan perintah Laila dan bertarung.

Karena ia ingin kembali ke dunianya secepat mungkin, Tooi dan Laila, yang ingin memasuki militer, sepakat untuk membuat tujuan mereka–[Penindasan Raja Iblis].

"Itu karena kamu kembali ke duniamu sendiri setelah kamu memusnahkan Raja Iblis. Maaf tapi semua informasi perbuatan dan prestasimu dimanipulasi untuk kepentinganku."

"Aku tak keberatan. Toh itu janji yang kita buat— yang lebih penting, cepatlah beritahu aku, Laila."

Tooi mengucapkan itu.

"Mengapa kamu memanggilku ke dunia ini?"

Alasan mengapa Kurosu Tooi dipanggil ke dunia lain setelah 1 tahun.

Alasan mengapa Tooi Cross diperlukan di dunia di mana 10 tahun telah berlalu.

"Aku tadi bertemu Ryura... dia melawan Militer Kekaisaran. Apa yang sedang terjadi? Apa itu terkait dengan mengapa aku dipanggil?"

"Benar... itu cukup rumit jadi aku akan bicara teratur."

Tapi sebelum itu, Laila mengucapkan ini.

"Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan. Tooi, mengapa kamu menjawab panggilan kita kali ini?"

"...Itu agak tak sopan untuk seseorang yang melakukan pemanggilan."

"Terakhir kali adalah saat-saat kecelakaan tapi—kali ini berbeda. Kamu punya pilihan. Aku pikir itu akan menjadi kesempatan 50:50 bagimu untuk menolak, tahu?"

Laila sedikit menyipitkan matanya dan bertanya dengan suara lembut.

"Apa kamu menyelesaikan apa yang harus kamu lakukan di dunia itu?"

"Yeah. Semuanya selesai."

Usai Tooi mengangguk, Laila mengangguk pelan dengan [Aku mengerti].

"...Aku punya beberapa pekerjaan yang tak hilang-hilang di dunia ini juga. Aku pergi tanpa menyapa banyak orang dan— yang lebih penting, aku merasa bahwa aku memiliki [Tempat] di dunia ini juga."

Tempat— makna lain untuk alasan keberadaan.

Itu sesuatu yang dia tak bisa hidup hanya di sebuah kota kecil. Itu sesuatu yang dia tak bisa muncul dari hari-hari berangkat ke sekolah dari rumah dan melihat ke langit dari sudut ruang kelas.

Perasaan terbakar kepuasan dan kegembiraan yang tak pernah ia rasakan di dunia itu pasti ada di dunia ini.

"Juga—"

Tooi menghentikan kata-katanya sebentar sebelum membuat senyum agak sekilas.

"Selama 1 tahun... aku punya banyak pemikiran yang dilakukan di sisi lain. Pikiran ingin bertarung dengan [12 Dewi] lagi adalah apa yang muncul."

"Houu"

"Aku tak tahu mengapa Laila memanggilku ke sini tapi— jujur saja, aku tak berpikir aku bisa kehilangan siapapun. Aku tak bisa melakukan apapun sendirian tapi... tapi tak perlu takut kalau aku dengan mereka."

Ekspresi Tooi setelah menyatakan itu tampak seperti kepercayaan sebenarnya terhadap kekuatan rekan-rekannya.

[12 Dewi(Nebulosa)]

Mereka semua sulit untuk ditangani dan tak dapat dihentikan dengan cara biasa tapi— kekuatan mereka sangat kuat agar tak mempermalukan nama [Dewi].

Satu serangan pedang dan laut akan terbagi, satu ayunan dan awan akan terbagi, satu dorongan dan gunung akan runtuh; pada dasarnya, hidup akan berakhir— Apa yang bisa dia takuti ketika 12 pelayannya layak disebut 1 berbanding 1000.

"Ini sangat bagus."

Usai Laila mengangguk dengan tenang karena semuanya seperti yang dia prediksi, dia mengangkat ujung mulutnya dan tersenyum.

Itu adalah senyum yang sangat sinis.

"Tak masalah kalau kamu sangat mempercayai mereka. Menangislah dalam sukacita, Tooi Cross. Kamu bisa bertarung dengan [12 Dewi(Nebulosa)] semua yang kamu inginkan mulai sekarang – tapi bukan sebagai rekan mereka, melainkan sebagai musuh mereka."

"...Hah?"

"Aku bilang, musuhnya kali ini – akan menjadi [12 Dewi(Nebulosa)] 'mu yang tercinta"

Tooi membuka mata lebar-lebar dengan kaget.

"10 tahun yang lalu, tepat setelah kamu mengalahkan raja iblis, kamu mencabut kontrakmu dengan [12 Dewi(Nebulosa)] dan membiarkan semua Dewi pergi ke alam liar. Akibatnya, kamu tahu apa yang terjadi setelah mereka tersebar?"

"Tidak... Aku pikir mereka kembali ke [Shrine] mereka masing-masing... dan hidup dalam damai..."

"Betapa pemuda bahagia. Optimisme dan kepercayaan adalah dua hal yang terpisah, tahu?"

Laila mengayunkan kepalanya dengan letih.

"Selama 10 tahun – semua Dewi yang kamu biarkan longgar dengan bebas merajalela dan menyebabkan kekacauan di setiap bagian dari Benua Reneous. Kerusakan yang disebabkan oleh [12 Dewi(Nebulosa)] adalah pada tingkat yang tak dapat diambil sebagai lelucon sama sekali."

"..."

"Kamu sekarang mengerti? Alasan mengapa aku memanggilmu."

Laila memberitahu dia.

Misi— atau mungkin tanggung jawab yang ditugaskan untuk Tooi Cross harus dicapai.

"Ini [Membersihkan kekacauanmu sendiri], Tooi. Aku mau kamu membersihkan masalahmu sendiri. [12 Dewi(Nebulosa)] yang kamu buat kontrak, gadis-gadis yang melayanimu sebagai tuan dengan hormat – Membuat mereka menyerah padamu sekali lagi."



Membersihkan kekacauannya sendiri.

Ini kebaikan dasar untuk membersihkan kekacauanmu— pemuda yang tak bisa melakukan hal jahat di dunia ini.

[Rekan] yang terkuat melakukan 180˚ terbalik dan berubah menjadi [Musuh] yang terburuk.

Pahlawan yang sekali lagi dipanggil ke dunia yang pernah ia selamatkan sebelumnya harus menghadapi kekuatan sesungguhnya yang pernah ia ayunkan dan menentang mereka.

Ini— siksaan tak berujung.

Post a Comment

2 Comments

  1. akhirnya di update ulang... makasih min ane tunggu update berikutnya

    ReplyDelete