Reunion v1 Bab 3

Bab 3 – Hari-Hari Nostalgia

Bagian 1

Hal ini terjadi di masa lalu.

Ini satu halaman------cerita berakhir.

"Jadi kamu di sini, Tooi."

Di sebuah puri kecil berdiri di sebuah bukit sedikit lebih tinggi ----- Shrine [Angin Ganas].

Seorang pria dan wanita berdiri di balkon tertinggi yang bisa melihat pemandangan penuh sekitarnya.

Salah satunya adalah seorang pria muda dengan wajah tenang----Tooi Cross.

Yang lain adalah Dewi cantik yang pergi ke sana karena dia khawatir tentang Tooi----Ryura Vega. Sambil menekan rambut perak yang berkibar oleh angin yang lembut, dia berbicara dengan Tooi.

"Aku sedang mencarimu, sheesh. Kita akhirnya kembali ke [Rumah] 'ku tapi, kamu sedang berkeliaran di sekitar sini............"

Tooi mengucapkan [Maaf] dengan ringan meminta maaf terhadap Ryura yang mengembungkan pipinya.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Hal kecil, aku melihat pemandangan."

"Pemandangan, katamu?"

"Un. Aku menikmati melihat pemandangan dari sini."

Terdesak oleh Tooi, Ryura memindahkan pemandangannya juga.

Apa yang berlangsung di depan matanya-------adalah tanah yang luas dan sangat bagus. Bermandikan sinar mentari dari langit, tumbuh-tumbuhan, sungai, danau, dengan jelas semuanya bersinar.

"Betul juga, sangat cantik."

"Ryura lebih cantik lagi."

".......Eh?"

"...................."

"...........E-err."

"................Beri aku waktu, maaf, lupakan saja!"

Ketika Ryura sedang mengalami masalah merespons, Tooi mengangkat kepalanya dan berjongkok.

"Nggak nggak, kamu salah Ryura! Di duniaku, kalimat itu pada dasarnya adalah aturan besi untuk situasi seperti ini..........tapi, aku mengerti sekali aku mengucapkan itu untukku sendiri..........Ini agak sulit, atau bermasalah jadi........UAaAAaaa"

Dalam menanggapi keluh kesah Tooi, Ryura terkejut pada awalnya, tapi ia mulai meledak dalam tawa segera kemudian.


"Ufufu. Ahaha. Terima kasih banyak, Tooi. Aku sangat senang kamu memujiku."

Ketika Ryura mengekspresikan kebahagiaannya, Tooi menggaruk pipinya dengan malu.

Pada saat itu-------angin berhembus. Angin lembut menggelitik pipinya dipenuhi dengan aroma bunga-bunga dan hutan.

"Seperti yang diharapkan dari Shrine [Angin Ganas], yang pasti angin nyaman."

"Angin yang bertiup di sini, dan pemandangan yang kamu lihat di sini, semuanya milikmu Tooi."

Ryura mengucapkan itu.

"Hanya orang-orang yang menaklukkan Shrine ku----pada dasarnya, orang yang kuakui, berhasil datang ke tempat ini. Yang berarti, kamu pengunjung pertama yang datang ke tempat ini selain diriku."

"Begitu ya. Ryura belum membuat kontrak dengan orang lain sebelumnya selain aku."

"Iya. Tooi, adalah pasangan pertamaku. Tooi adalah orang pertama yang mengambil pertamaku."

"............Kalimat itu akan membawa begitu banyak kesalahpahaman."

"Yah, aku 'kan orang yang mengambil pertama Tooi."

"Sudah kubilang, itu akan membawa kesalahpahaman."

"Meski begitu...........oh Tooi, apa kamu tidak berpikir kamu telah mengabaikanku belakangan ini?"

Ryura menempelkan tangannya di belakang Tooi dan menunjukkan sikap merajuk.

"Nggak, nggak mungkin, biarpun kamu memanggilku seseorang yang akan memungut gadis-gadis setiap kali kita mencapai tujuan kita.........."

"Jadi si Tooi Harem masih terus berkembang ya."

"Jangan menyebutnya harem .........."

"Karena itu, aku merasa bahwa Tooi telah bertindak dingin terhadapku. Aku merasa bahwa kamu telah berfokus pada karakter baru. Itu saja? Apa kamu memiliki aturan untuk tidak memberi makan ikan yang kamu tangkap?"

"I-itu tidak seperti aku mencoba untuk ............"

Tooi menjadi bingung dengan itu. Setelah puas dengan adegan bingung itu, Ryura tertawa kecil.

"Fufu, itu cuma bercanda. Aku tahu benar bahwa, kita masih perlu lebih banyak kekuatan untuk mengahbisi [Raja Iblis], dan Tooi bekerja keras untuk menyelesaikan [Perangkat Dewi(Deus Alma)] rekan yang baru bergabung"

"Ryura ..........."

"Kamu tadi memujiku dengan [Cantik]. Cukup. Sekarang aku bisa makan 3x lebih banyak. "

Ryura mengucapkan itu dengan bahagia. Tooi menggaruk kepalanya karena itu memalukan tapi, ia segera melihat Ryura dengan tatapan serius.

"Terima kasih."

Dia mengucapkan terima kasih dengan terus terang.

"Kamu membawaku ke sini untuk mengubah kebiasaan karena aku telah berpikir keras belakangan ini, benar?"

*Gulp* Ekspresi Ryura menegang.

".............A-Aku ingin tahu apa yang kamu bicarakan. Aku hanya ingin kembali ke puriku karena sudah lama. Iy-iya, itu kangen pulang."

Karena memalukan bahwa rencananya ketahuan, dia mengalihkan pandangannya dengan refleks. Tapi, Tooi menoleh padanya dengan tatapan langsung.

"Aku senang kamu membuat kontrak denganku."

Tidak ada hiasan dalam kata-katanya, itu hanya apresiasi sederhana dan biasa, rasa hormat dan kasih sayang.

Sebuah emosi panas membengkak di dada Ryura. Setelah menghabiskan waktu kesepian jauh di dalam Shrine miliknya untuk selamanya dan tidak bertukar kontrak dengan manusia sebelumnya, emosi ini adalah yang pertama untuknya.

Diakui oleh tuannya.

Diinginkan oleh tuannya.

Ditunjuk oleh tuannya.

Jatuh hati pada tuannya.

Dia tidak akan pernah membayangkan bahwa dia akan merasa senang, nyaman dan manis begini.

Angin datang lagi.

Angin membawa aroma bunga melewati mereka dan mengguncang pemandangan yang dilihat dari balkon. Adegan yang menggoyangkan tumbuh-tumbuhan dan hutan gemerisik seperti bumi tertawa dan menari.

"Cantiknya."

"Yang mana?"

Setelah Ryura bertanya dengan senyum menggoda, Tooi menggaruk kepalanya karena sedikit malu ketika, menjawab sambil tersenyum masam.

"Keduanya"

Ini di masa lalu.

Ini adalah sebuah peristiwa yang terjadi 10 tahun yang lalu untuk Ryura Vega.

Ini adalah satu halaman emas bercahaya yang tidak dapat dikembalikan lagi.



Bagian 2

*Crisp crisp*. Majalah ero tak terhitung jumlahnya dan Adult Video dilemparkan ke tempat pembakaran sampah.

Itu sangat menjengkelkan ditengah jalan jadi; Tooi mengubah kejadian dan melepar ke dalam. Koleksi berharga yang dibawa dan dikumpulkan bertahun-tahun kini merangsek menjadi abu.

(Aku tidak akan pernah berpikir bahwa aku akan berpisah dengan kalian lagi.........Kuh..........)

Menyingkirkan pendekatan pekerjaan yang tak hilang-hilang, Tooi terus membuang koleksi-koleksinya.

Setelah menyelesaikan sarapan sama sekali kaku dengan Laila dan Alua, Tooi segera menuju ke tempat pembakaran sampah di belakang rumah. Dalam rangka untuk benar-benar membuang barang yang dibawa dengan tidak sengaja.

"Aaaah.........sekarang aku sudah melakukannya."

Penyesalan tak berujung menyerang Tooi.

Dihancurkan oleh godaan Laila dan dipandangi oleh Alua dengan tatapan mencemooh itu sulit tapi------kesalahan yang paling penting kehilangan semua barang zaman modern ia siapkan.

Jumlah barang yang ia rencanakan sepenuhnya digunakan di dunia ini mungkin berubah menjadi debu lama sekali di mesin pembakaran sampah di dunia lain.

Dia bernapas dalam-dalam dan bahunya terkulai----- tapi, setelah 10 detik.

"Yah, aku kira apa yang terjadi sudah terjadi."

Tooi mendongak setelah menyingkirkan penyesalannya.

"12 Dewi(Nebulosa) mengucapkan [Hobi yang cetek tapi luas, dan penyesalan yang mendalam tapi pendek]. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau aku terus merasa sedih. Ya, itu penting untuk beralih gigi seolah-olah tidak terjadi."

"................"

"Lupakan itu, sebaiknya, ini mungkin menjadi pilihan terbaik."

"................. "

"Smartphone bahkan setelah datang ke dunia lain........sudah kuduga, tak berguna setelah aku memikirkannya. Baru-baru ini, semua orang telah terjebak dengan smartphone mereka sendiri. Smartphone di kereta api, smartphone sambil berjalan, smartphone ketika makan. Dan berubah menjadi dunianya sendiri, ya, itulah apa yang kupikirkan secara bertahap. Aku tidak ingin menjadi budak dari smartphone bahkan setelah datang ke dunia lain. Yup, ini bagus ini bagus. Ini adalah pilihan terbaik."

"................ kamu bikin alasan buat siapa?"

Sebuah bantahan dingin masuk.

Menyertainya dengan niat untuk memberinya ceramah tentang cara menggunakan tempat pembakaran sampah, Alua mengomel dingin di belakangnya.

Dia sangat senang bahwa dia akhirnya membuka mulutnya sejak dia mengabaikannya sepanjang waktu selama sarapan tapi, mata cemoohan masih berakar di matanya.

"Apa itu, tak masalah untuk membuang majalah eromu? Tooi Onii-chan? Bukankah cukup penting karena kamu membawanya ke sini, kan?"

Di mana nada dan tatapan hormat itu? Dia mengucapkan itu dengan nada yang anehnya terisi dendam. Rupanya dia benar-benar kecewa.

"Alua-chan..............seperti yang kubilang, aku sudah menjelaskan ini berkali-kali tapi, aku membawa tas yang salah............"

"Jika kebenaran setelah kami melakukan 100 langkah mundur........I-itu masih kenyataan bahwa semua majalah ero itu milik Tooi Onii-chan!"

"................."

Tidak ada balasan bisa dibuat setelah dia mengucapkan itu kepadanya.

Skakmat sudah.

Yang artinya, itu semacam kejahatan.

"U-untuk memiliki buku mesum semacam itu............ Aku tidak percaya ini! Dasar menjijikan!"

"...........Jangan panggil aku menjijikan. Itu menyakitkan. Bahkan aku laki-laki yang sehat di masa remajaku. Wajar saja untuk memiliki minat pada lawan jenis."

"Aku mengerti itu..........tapi, masalahnya adalah jumlahnya, jumlahnya! Ada apa dengan jumlah yang menggelikan ini!? Bahkan tempat pembakaran sampah sampai kepenuhan!"

"Nggak, bagaimana aku harus mengucapkan ini...............di duniaku, ada ekspansi besar-besaran dalam rute peredaran dan perdagangan jadi, sangat mudah untuk mendapatkannya. Aku terus mencari sesuatu yang cocok buat preferensiku jadi, aku mau tak mau harus mengumpulkannya..........."

"Kalau begitu di dunia Tooi Onii-chan........s-semua laki-laki di sana, memiliki banyak buku mesum, ya.......!?"

"Y-yeah!"

Orang yang menjual kampung halamannya, dunia untuk menyelamatkan dirinya sendiri, itulah Tooi Cross.

Alua membuat ekspresi terkejut.

".........Su-su-su-sungguh dunia menakutkan.........."

"Y-Yah......... ..apapun alasannya Alua-chan. Ada 1 atau 2 hal yang semua orang tidak ingin tunjukkan......nggak, 10 atau 20 kan? Bahkan kamu memiliki hal-hal seperti itu kan?"

"Ap-Ap-Ap-Apa yang kamu katakan! A-Aku tidak pernah punya, hal semacam itu sama sekali!"

Yup kamu mempunyainya, pikir Tooi.

"B-Baiklah Tooi Onii-chan! Tidak ada yang akan dicapai setelah bicara begitu, mari kita lanjutkan pekerjaan kita!"

Alua mengubah percakapan karena menjadi sulit untuknya. Karena Tooi ingin mengubah percakapan juga, mereka berdua kembali ke pekerjaan mereka.

Terakhir, ia mengambil Zippo dari sakunya dan menyalakannya; setelah itu tutup logam menutup, pekerjaan membakar akan dilakukan.

"Korek api gas..........?"

Alua menatap tangannya dan bertanya.

"Tooi Onii-chan, kamu merokok?"

"Nggak, aku tidak merokok. Aku masih di bawah umur........tunggu, hukum itu tidak berlaku di negara ini."

Di Kekaisaran Arludea, berusia 16 tahun diperlakukan sebagai orang dewasa. Selain itu, dalam kaitannya dengan alkohol dan merokok, tidak seperti ada hukum yang ditetapkan seketat hukum di Jepang modern.

Itulah sebabnya; Tooi yang berusia 17 tahun merokok di negara ini tidak akan menyebabkan masalah sama sekali------

"Yah, aku tidak berencana untuk menggunakannya mulai sekarang."

Tooi mengucapkan itu.

"Ini adalah kenang-kenangan dari nenekku."

Ia bermain-main dengan Zippo memakai satu tangan.

Ini umumnya dikenal sebagai teknik Zippo. Memutar Zippo antara ujung jari dan dengan memutarkan Zippo beberapa kali dengan menggunakan engsel tutup dibuka sebagai titik acuan, batu api akan tergores menyebabkan api terproduksi.

"Uwa, menakjubkan."

"Mungkin itu adalah gejala penarikan yang disebabkan oleh tidak merokok, nenekku terpikat dengan trik tangan. Aku sudah melihat itu sepanjang waktu ini jadi, aku sedikit ingat. Aku bisa melakukan ini juga, lihat."

"Eh? Eeh? A-ada apa dengan itu? L-lakukan sekali lagi tapi lebih lambat."

"Lebih lambat..........sekarang akan sulit dengan caranya sendiri."

Sementara membuat hal-hal hidup dengan teknik Zippo-nya, mereka berdua meninggalkan tempat pembakaran sampah. Tepat di tengah-tengah menuju ke gerbang depan dari kebun belakang rumah,

"Setelah kupikir-pikir, hei Alua-chan."

Sementara menutup zippo, ia mulai berbicara.

"Beberapa orang dari militer datang barusan jadi, ada apa?"

"Itu Kapten Duffman dan bawahannya. Saat ini, ia mengambil komando tim penindasan [Ryura Vega] dan kemungkinan besar di sini untuk melaporkan hasil kemarin."

"Aah, kapten pasukan yang kulihat kemarin."

Melaporkan tentang perang, meskipun ia mengucapkan itu, itu kemungkinan besar akan menjadi berita buruk. Dilihat oleh pasukan ia lihat kemarin, tidak mungkin cukup untuk melakukan apapun untuk Ryura.

"Tapi, Duffman, duffman......... dari mana aku mendengar itu......."

"Kapten Duffman sebelumnya atasan Laila Onee-chan."

"Aah! Aku ingat sekarang! Dia pria tua dengan jenggot!"

Dia belum bertemu dengannya secara langsung tapi, ia telah melihatnya dari jauh ketika Laila sedang berbicara padanya. Dia adalah orang yang kekar di masa jayanya dengan jenggot yang tidak cocok untuknya.

Dia agak ketat pada Laila karena ia tidak menemukan yang menarik selama Laila banyak menonjol ketika dia masih muda.

"Tunggu dulu? Tapi, Jika Laila adalah seorang mayor jenderal dan Duffman adalah kapten maka...........astaga, pangkatnya telah lewat banyak. 10 tahun begitu menakutkan. Sebaliknya, Laila, sialan kamu menakutkan."

"Shhhh! Shhhh! Ja-jangan melakukan itu, Tooi Onii-chan! Kapten Duffman benar-benar sensitif dengan itu!"

Alua membuat keributan panik.

Untuk sukses di Kekaisaran Militer, dapat dikatakan dari [tempat lahir] dan [perbuatan].

Memiliki [tempat lahir] keluarga Schut yang telah menghasilkan pejabat tinggi setiap generasi. Dan, [perbuatan] mengambil bagian dalam Penindasan Raja Iblis dengan [Tyrant Slayer] di bawah pimpinannya.

Yang artinya, itu wajar saja untuk Laila meledak melewati jalan terlurus elit karena dia memiliki keduanya tetapi, untuk seseorang yang dekat untuk melihatnya, itu sesuatu yang tidak boleh ditanggung.

"............Kebetulan, Tooi Onii-chan mengucapkan [Pria tua berjenggot] tapi, saat ini, Kapten Duffman mencukur setiap bagian dari jenggot lamanya........"

"Heeeh. Dia akhirnya menyadari bahwa itu tidak cocok untuknya?"

"Nggak........saat Onee-chan lewat satu pangkat lebih tinggi dari Kapten Duffman, Onee-chan memerintahkannya untuk [Ini adalah perintah atasan, cukurlah jenggot menjengkelkan itu] seolah-olah untuk menghapus amarah terpendamnya."

"..............Dia membuat musuh di semua pihak ya, wanita itu."

Sementara bercakap-cakap begitu, mereka berdua mencapai depan dan----

"Sial! Wanita rubah sialan.......! Siapa yang dia anggap orang yang melawan monster itu........! Melupakan semua nikmat yang kusediakan sebelumnya..........!"

Saat yang sama pintu dibanting terbuka, kata-kata umpatan mulai bermunculan. Orang-orang yang muncul dari rumah, adalah benar-benar personil militer dan ada 2 personil militer berusaha menenangkannya.

Tooi ingat pria yang jelas-jelas marah.

(Uooo, dia menjadi tua, paman Duffman itu. Dan, dia benar-benar kehilangan jenggotnya)

Orang sebelumnya pada usia jayanya, telah berubah menjadi seorang pria paruh baya setelah 10 tahun. Setelah kaget dengan tenang, tampaknya mereka menyadari juga.

"Hn. Jika aku benar, kau?"

"Kapten Duffman, sudah lama!"

Seketika pria yang marah----Duffman menoleh, Alua tetap pada postur dan menunduk.

"Aah, adik dari Mayjen Schut. Kita belum bertemu sejak pesta kelulusan dari akademi militer."

Amarahnya menghilang dari ekspresi Duffman, dan ia membuat senyum sosial.

"Ya ampun, hormat untuk semua anak-anak perempuan yang sangat baik dari keluarga Schut. Kedua saudari adalah siswa top akademi militer nasional dan telah menghasilkan prestasi cemerlang, yang jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir."

"Iya. Terima kasih banyak."

"Namun, Mayjen Schut telah menunjukkan banyak prestasi setelah lulus. Mendapat eksploitasi setelah berdiri di medan perang pada inisiatif sendiri dan, mendapatkan hasil di bidang penelitian. Bahkan dalam [Penindasan Raja Iblis] 10 tahun yang lalu, perbuatan yang ia bentuk sangat besar. Tapi juga, meskipun dia berbakat dengan bakat khusus, kau masih cukup menakjubkan. Jangan khawatirkan hal itu."

"I-iya............"

"Sangat sulit untukmu benar? Dibanding-bandingkan dengan kakak yang sangat hebat."

Senyum sosial perlahan diwarnai dengan cemoohan.

"Nah, err .......bagaimana harus kuucapkan ini. Dalam hal feminin, aku merasa kasihan untuk membandingkanmu dengan kakak itu tetapi, jangan khawatirkan hal itu. MayJen Schut, berbakat di bagian itu juga."

Tepat setelah itu, tawa terjadi di antara bawahan Duffman.

Merasakan tatapan tidak senonoh, Alua cepat-cepat menutupi dadanya dengan kedua tangannya. Kedua pipinya memerah dan bahunya gemetar karena malu dan marah.

Tapi, karena dia atasannya, dia tidak membalas. Dia menunduk, mengepalkan gigi dan menahan penghinaan dengan putus asa.

Godaan semacam ini adalah hal sehari-hari dalam militer. Hal yang tidak akan berjalan lancar jika dia tidak dapat dengan mudah melepaskan sebuah lelucon.

Tapi.

Ada satu orang di tempat ini yang tidak peduli tentang aturan dan budaya militer.

"-----Hei pria tua. Tutup mulutmu?"

Suara yang dingin sebagian besar terisi dengan heran.

Saat berhenti bergema, tawa menjijikan itu berhenti. Ketiga personil militer memfokuskan pandangan mereka pada Tooi tapi, ia melanjutkan kata-katanya dengan tidak peduli.

"Ada batas tentang bagaimana sedikit atau tidak ada kehalusan yang kau miliki untuk berbicara tentang dada perempuan."

"................"

Dia merasa bahwa Alua berdiri di sampingnya menatapnya dengan [Kamu tidak punya hak untuk mengucapkan itu!] tapi, Tooi memutuskan untuk mengabaikannya.

"Aku tidak peduli jika kau seorang kapten atau apalah, tapi di negaraku, kau pasti akan dipotong gaji karena pelecehan seksual. Jika kau tergelincir, itu akan menjadi debit disiplinmu tahu? Itukah lelucon pria tua dengan snack bar di pinggiran."

"……Ada apa denganmu?"

Ekspresi Duffman berubah menjadi keras dan memelototinya dengan tatapan penuh dengan amarah. Dia mencoba dengan caranya sendiri untuk mengalahkannya.

Tapi----itu tidak cukup.

Nyali, semangat, tatapan; setiap satu dari aspek-aspek itu sangat cukup untuk membuat Tooi mundur.

Dari sudut pandangnya setelah bersaing melawan prajurit, Dewi dan [Raja Iblis] 1 tahun yang lalu, tekanan Kapten Duffman tak membawa apa-apa selain kantuk untuknya.

"Seorang pelancong dari negara lain huh. Aku seorang penumpang dari rumah ini. "

"Jadi itu hanyalah seorang penumpang belaka yang mencoba untuk menentangku, ya. Apakah kau kenal siapa aku?"

"Yup. Aku mengenalmu. Kau masih memegang dendam terhadap bawahanmu yang dipromosikan lebih tinggi darimu hanya sebentar saja, dan karena kau tidak dapat melakukan apapun kepada orang yang sebenarnya, sebaliknya kau menyegarkan superioritas dirimu sendiri dengan melakukan pelecehan seksual sang adik; aku menyadari bahwa kau seorang pria tua menyedihkan."

".........! Bre-brengsek!"

Duffman yang marah mengulurkan tangannya ke saber dibawah lengannya.

Dia berusaha untuk menarik pedangnya karena amarah-----tapi sesaat lebih cepat darinya, gagangnya ditekan ke bawah.

"--------Menyerahlah"

Kejut dan takjub memenuhi daerah tersebut.

Tooi, yang seharusnya di sisi Alua, mendekati Duffman sebelum seorang pun menyadari dan menekan ujung gagang pedang dengan telapak tangannya.

Itu merupakan langkah seketika.

Tidak ada seorang pun di tempat itu yang melihat gerakan Tooi.

Semua yang muncul di mata mereka menatap kosong.

Dalam diri mereka Tooi mengucapkan kepadanya dengan nada yang dapat diambil sebagai berkepala dingin.

"Sebagai kapten, kau tidak boleh diketahui mayor jenderal bahkan jika kau mendapat promosi 2 pangkat karena tewas dalam tugas, tahu?"

Menerima [Peringatan] pada ekspresi jarak dekat Duffman tampak seolah-olah ia menuangkan air dingin. Dia melangkah mundur dan mengambil jarak dari Tooi.

"Guh. K-Kenapa kau...........mengejekku ............"

Dia memberikan silau jahat tapi, dia menjauh tak tertarik. Dia bingung dengan kata-kata dan tindakan Tooi sehingga jelas bahwa dia berhati-hati.

Kemudian, 2 bawahan berdiri di belakangnya,

"K-kapten Duffman, jika Anda menyebabkan masalah di depan pintu rumah itu lebih dari ini, ada kemungkinan bahwa MayJen Schut keluar......."

"Betul. Mari kita abaikan bocah tak masuk akal ini."

Dan, Duffman mengangkat suaranya.

"...........Fuun. benar juga. Aku tidak mendapatkan apa-apa dari menghadapi si kerdil ini."

Setelah meninggalkan kalimat itu, Duffman dan kelompoknya meninggalkan rumah Schut.

Tepat ketika mereka tidak bisa lagi dilihat,

".......Puhah"

Tooi mendesah besar. Ini desahan lega.

"Ahh, aku sangat gugup, aah, dekatnya............"

Setelah ia menyeka keringat yang keluar dari dahinya, Alua bertanya heran.

"Dekatnya...... kenapa?"

"Unn, itu sebenarnya sangat buruk. Aku yakin pasti kalah kalau dia serius."

Pertukaran barusan ----- adalah taktik Tooi semua.

Ini mungkin tak apa-apa jika 1 tahun yang lalu tapi, Tooi saat ini tidak memiliki Dewi kontrak dan tidak memiliki senjata. Jika ia mengangkat pertarungan, ia mungkin akan dihabisi bahkan sebelum pertarungan dimulai.

Itu sebabnya dia menipunya; ia menghasilkan aura seorang pria yang kuat dengan bicara tepat, dan satu-satunya yang tersisa adalah gerakan tubuhnya.

"Tapi.......ada apa dengan langkah barusan? Itu seperti kamu teleport seketika......."

"Aah, itu, itu gerak kaki yang Zesca ajari padaku. Dengan meminjam Arwah primitif berdiam di bumi, kamu kemudian membuat aliran Ether di bawah kaki dan------"

"Zesca...........ketika kamu mengucapkan Zesca, maksudmu SI Zesca!?"

Alua berteriak penuh semangat.

Seorang anggota 12 Dewi(Nebulosa).

Dewi [Permaisuri Perang]------Zesca Aldebaran.

"Zesca adalah maniak senjata dan maniak seni bela diri. Dia mengucapkan [Aku tidak tahan membiarkan pemula mengayunkan senjata yang kubuat] sebelumnya, menghantam keterampilan pedang, gerakan tubuh, pada dasarnya setiap seni bela diri ke dalam diriku secara menyeluruh. Di dalam Shirine milik Shii, ngomong-ngomong."

"Shii........maksudmu shrine [Ruang & Waktu] kan?"

"Yup. Di sana, aliran ruang dan waktu secara fundamental terdistorsi; itu adalah tempat di mana 1 hari berlalu dalam 1 detik atau, dalam berlawanan arah 1 bulan berlalu dalam 1 hari. Dengan menggunakan itu, aku memiliki cukup waktu untuk berlatih."

Untuk bagian dari Jepang modern pahami inilah contoh mudahnya, itu adalah tempat yang mirip dengan [Ruang waktu dan mental] dan latihan Tooi berkumpul di sana.

Berkat itu, Tooi dapat mengatur waktu selama berusia 17 tahun saat ini, tapi, jika itu tentang usia tubuh maka dia pun tidak terlalu yakin tentang hal itu.

"Bahkan ketika aku kembali ke duniaku sendiri, aku terus berlatih jadi aku tidak akan kehilangan kontak. Kemungkinan besar, refleks tubuhku tidak begitu berbeda dari sebelumnya."

1 tahun yang lalu, bahkan ketika ia kembali ke Jepang, Tooi terus berlatih rutin latihan yang ia pelajari dari Zesca. Sementara merawat neneknya, ia tidak melewatkan satu hari pun latihan. Ada batas pada apa yang bisa dia lakukan di dunia tanpa Arwah tetapi meskipun demikian, batas itu sudah cukup untuk menyakiti tubuhnya.

Meskipun raja iblis sudah musnah dan tidak ada musuh yang ia butuhkan untuk dikalahkan di dunianya sendiri.

Bahkan dia tidak yakin mengapa.

Kemungkinan----itu ikatan lama.

Ada ikatan lama yang dapat diperbaiki di dunia ini setelah dia mengucapkan perpisahan.

"T-tapi..........itu berjalan terlalu jauh, Tooi Onii-chan."

Alua membuat ekspresi sangat lelah.

"Kamu sangat kasar kepada Kapten Duffman........aku, aku pikir jantungku akan berhenti."

"Maaf maaf. Tapi, aku tidak bisa memaafkannya."

"Tooi Onii-chan............."

"Aku satu-satunya orang di dunia ini yang memperbolehkan untuk bermain dengan kebahagiaan dan kesedihan perbedaan payudara Schut bersaudari."

"Siapa yang membuat aturan itu!"



Beberapa jam kemudian, sudah waktunya makan siang.

Sebuah meja panjang ditempatkan di tengah-tengah ruang makan dan si pemilik rumah, Laila duduk di tepi. Tooi dan Alua mengelilingi meja dengan duduk di kedua sisi. Sementara menggunakan sudut-sudut meja makan yang bisa dengan mudah dipenuhi 10 orang, mereka bertiga memakan makan siang mereka.

"Tidak ada? Sungguh?"

Setelah Tooi bertanya, Laila mengangguk tanpa menghentikan kedua pisau dan garpunya.

"Yeah, 0. Jumlah kematian dan luka-luka di tim penindasan yang dipimpin oleh Kapten Duffman selama pertarungan kemarin di Wilayah Fior, adalah 0"

Sama seperti apa yang diprediksi Tooi, tim penindasan itu kalah.

Mereka tidak bisa menekan atau mengusir Ryura Vega dan mundur sebagai gantinya. Saat ini, selain Kapten Duffman dan wakil kaptennya yang datang kembali untuk melaporkan tentang perang, mereka semua ditempatkan di kota terdekat.

"....Itu aneh. Aneh bahwa tidak ada korban jiwa saat bertarung dengan Ryura. Kalau Ryura serius, dia mampu menghancurkan pasukan kecil dalam sekejap."

"Pada dasarnya, itu berarti dia tidak [Serius]."

Laila mengucapkan itu.

"Ryura Vega benar-benar bergerak dalam pertahanan. Dia tidak akan membahayakan tentara kami dan setelah kami menariknya, dia tidak akan mengejarnya."

"Tapi.........dengan nomor pertempuran itu, dan 0 kematian; itu biasanya mustahil."

Kematian memenuhi medan perang. Semakin banyak orang, semakin tinggi bahaya kematian yang meningkat lurus. Di medan perang dengan sebanyak 100 tentara berkeliaran, pertempuran berakhir tanpa kematian sama sekali------biasanya itu sesuatu yang mustahil.

"Jadi itu ya maksudnya."

"Yeah. Itulah maksudnya. "

"Eh? Eh? Apa apa? Jangan saling setuju antara kalian saja"

Setelah Tooi dan Laila saling mengangguk, suara penuh kesedihan datang dari sisi.

"Pada dasarnya, Ryura melindungi mereka, Alua-chan."

"Melindungi?"

"Toh dia bisa leluasa mengontrol angin. Ini seperti, dia bisa membuat penghalang angin dan menahan semua serangan"

Dengan kekuatan [Angin Ganas], mengendalikan jumlah kematian di medan perang itu mudah. Baginya, siapa yang mampu menempatkan seluruh udara di bawah kontrolnya, itu mungkin untuk menghancurkan bahaya kematian tidur di medan perang.

(Aku tahu, sepertinya dia tidak berniat menyakiti manusia)

Mereka mungkin musuh tapi, dia tidak suka membunuh dengan sia-sia. Ryura yang Tooi tahu adalah tipe Dewi begitu.

Tapi----itulah alasan mengapa dia ingin mengetahui hal itu.

(Sudah jelas bahwa dia tidak punya niat untuk melawan Kekaisaran. Tapi mengapa, mengapa dia tetap di tempat itu.......?)

Mata sedih muncul kembali di pikirannya lagi.

Ketika Tooi ingin tahu, Alua mengeluarkan suara kekagumannya.

"Dewi memang menakjubkan seperti yang diharapkan. Mereka tidak hanya dapat membingungkan lawan mereka, tetapi juga kekuatan untuk secara bebas mengontrol cedera lawan juga.......Aku tahu, mereka berada di seluruh tingkat lain dibandingkan dengan kita manusia dan Arwah lainnya...... .."

"Tapi, ada idiot yang tidak tahu tingkat perbedaannya."

Laila membuat ekspresi muak dan meludahkan kata-kata tersebut.

"Kapten Duffman senang menyalahpahami bahwa berkat intruksinya sehingga tidak ada korban jiwa. Laporan barusan sebagian besar dibesar-besarkan. Meskipun dia tidak berguna, ia berusaha keras untuk memikat; itu mengganggu."

Kata-kata itu dengan tanpa ampun dalam menanggapi atasan sebelumnya.

"Pusingnya lagi, dengan menggunakan [0 kematian] sebagai perisai; ia meminta peningkatan tentara. Dia bilang bahwa waktu berikutnya akan sukses jika jumlah tentara meningkat."

"Apa kamu bilang ya?"

"Nggaklah. Situasi tidak akan berubah bahkan setelah kenaikan sedikit tentara. Kapten Duffman kemungkinan besar tahu itu juga. Dengan meningkatkan jumlah tentara berdiri di garis depan, ia memiliki motif tersembunyi untuk membuat mereka mengamankan keselamatannya."

".........Dia tidak punya niat untuk menang dari awal ya. Yah, itu normal-normal saja karena lawannya adalah Dewi."

"Kita mungkin bisa melakukan perlawanan kalau aku mengundang Ksatria Arwah sekelas jenderal untuk membuat satu divisi tapi, aku tidak bisa membagi pasukan kami sebanyak itu seperti yang diharapkan. Tapi........sebenarnya, situasi kita perlahan-lahan berubah menjadi satu-satunya yang tidak akan membiarkan aku untuk mengucapkan itu lagi."

Ekspresi Laila mengalir dengan kepahitan.

"Baru-baru ini, utusan dari Republik Lectar telah datang untuk memeriksa situasi pertempuran. Jika mereka menemukan bahwa tidak ada hasil sama sekali.................mereka mungkin saja akan meminta penambahan tentara."

Mendapatkan permintaan dari bawahannya adalah satu hal akan tetapi, dia tidak bisa menolak permintaan dari Lectar karena mereka adalah mitra bisnis. Dan apa lagi, Kekaisaran telah membuat utang karena masalah di Wilayah Fior.

Tapi, menambahkan sekitar 100 personil tidak akan berarti apa-apa; meskipun mengucapkan itu, jika 1000 orang hadir maka tempat-tempat lain kali ini akan kekurangan personil.

"Tapi Laila. Kekurangan personil itu kesepakatan besar? [Raja Iblis] sudah musnah, ya kan?"

"Fuun. karena [Raja Iblis] musnah maka lawan kali ini adalah manusia. Berbagai negara membentuk aliansi untuk menjadi batu raksasa ketika ada musuh raksasa tapi, setelah [Raja Iblis] sudah mati; situasi menjadi kritis di Timur, Selatan, Barat, Utara."

"Fuuun. Ini masalah."

"Jangan membuatnya terdengar seperti masalah orang lain. Jangan lupa bahwa masalah yang berkaitan dengan 12 Dewi(Nebulosa) juga berperan dalam meningkatkan kerja bagi Kekaisaran."

Diberitahu dengan keras, Tooi mengangkat bahu kecil dengan kepalanya.

"Tidak masalah; aku tidak perlu memikirkan hal ini kalau kamu dan Alua cepat-cepat menyelesaikan pemecahan masalah Ryura Vega. Apa kamu memikirkan suatu rencana?"

"................Aku sudah berpikir banyak tapi, itu kemarin lusa. Aku masih tak punya."

"Begitu ya"

Tooi tercengang ketika Laila mengangguk dengan mudah.

(..............Ini aneh. Jika aku mengucapkan [Belum memikirkan apa-apa] ke Laila yang kukenal, dia akan mulai meluncurkan sindiran tajam seperti longsoran salju)

Apa ini Laila yang asli? Apa dia memakan sesuatu yang aneh? Tooi curiga tapi-----ia segera menemukan bahwa ini adalah satu-satunya Laila.

"Kalau begitu, setelah kalian selesai makan, bersiaplah untuk pergi keluar. Tooi, Alua. Aku ingin kalian bertemu seseorang."

"Bertemu seseorang?"

"Kami…….? Siapa itu Onee-chan?"

Setelah mereka bertanya, Laila tersenyum seperti anak yang muncul dengan sesuatu yang nakal.

"Seorang anggota 12 Dewi(Nebulosa), Dewi [Ruang & Waktu] ----- La Shii Fomalhaut."

Post a Comment

0 Comments